Mengenal Tokoh Yahudi yang Diam-diam Menjadi Murid Yesus (Bagian II)

Pada kesempatan bagian I kemarin kita membahas tokoh Yahudi yang diam-diam percaya pada Yesus dan menjadi murid-Nya secara sembunyi-sembunyi, dia adalah Nikodemus. Nah yang kedua ini ada lagi tokoh Yahudi yang juga serupa, dan dia ini juga andil dalam membantu proses pemakaman Yesus.



Siapakah dia?

Yups, benar, dia adalah Yusuf dari Arimatea atau dikenal juga Yusuf Arimatea. Beberapa Injil kanon mencatat namanya dalam peristiwa pemakaman Yesus. Pada postingan sebelumnya juga sempat saya singgung ketika saya membahas soal makam suci, dimana Yesus disemayamkan. Tautan postingannya bisa dibaca dibawah ini.


Yusuf Arimatea adalah seorang Yahudi. Dia bukan orang biasa dijaman itu, dia adalah orang kaya. Terbukti dengan dia mempunyai kubur batu miliknya sendiri dan kubur batu baru itulah yang digunakan untuk mensemayamkan Yesus di sana. Dia dikenal saleh dan baik dan yang pasti terpandang, serta berpengaruh, ini dibuktikan dengan dia memberanikan diri menghadap Pilatus untuk meminta ijin menyemayamkan jenasah Yesus. Bahkan yang para murid Yesus tidak bisa lakukan meskipun kerabat-Nya.

Ilustrasi, ketika Yusuf Arimatea menghadap Pilatus saat meminta jenasah Yesus untuk dimakamkan. Gambar diambil dari Bing

Dalam Injil Markus dan Lukas disampaikan bahwa Yusuf adalah anggota Majelis Besar (Bouleutes) yang terkemuka. Ada juga yang mengatakan ybs. adalah anggota Sanhedrin.
Karena itu Yusuf, orang Arimatea, seorang anggota Majelis Besar yang terkemuka, yang juga menanti-nantikan Kerajaan Allah, memberanikan diri menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya apakah Yesus sudah mati. Sesudah didengarnya keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan mayat itu kepada Yusuf. Yusuf pun membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat Yesus dari salib dan mengapani-Nya dengan kain lenan itu. Lalu membaringkan Dia di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu. (Markus 15: 43 - 46)

Adalah seorang yang bernama Yusuf. Ia anggota Majelis Besar, dan seorang yang baik lagi benar. Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu. Ia berasal dari Arimatea, sebuah kota Yahudi dan ia menanti-nantikan Kerajaan Allah. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Dan sesudah itu menurunkan mayat itu, ia mengapani-Nya dengan kain lenan, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, dimana belum pernah dibaringkan mayat. (Lukas 23: 50 - 53)

Sedangkan dalam Injil Yohanes, Yusuf Arimatea ini disebutkan bersama dengan Nikodemus, yang juga sesama rabbi penting dalam lingkungan farisi Yahudi.
Sesudah itu Yusuf dari Arimatea, ia murid Yesus, tetapi sembumyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi, meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu. Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya. Mereka mengambil mayat Yesus, mengapani-Nya dengan kain lenan dan membubuhi-Nya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. Dekat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Karena hari itu persiapan orang Yahudi, sedang kubur itu tidak jauh letaknya, maka mereka meletakan mayat Yesus ke situ. (Yohanes 19: 38 - 42)

Dari perikop Injil Yohanes ini ditunjukan bahwa Yusuf Arimatea dan Nikodemus sepemikiran dan memang simpatik pada Yesus, karena mereka berdua sampai datang dan mau mengurus pesemayaman jenasah Yesus, dimana para murid Yesus lain tercerai-berai ketika itu.

Nama Arimatea merupakan nama yang disandangkan berdasarkan asalnya. Injil Markus dan Lukas mencatatnya demikian. Lukas merupakan salah satu rasul Yesus non Yahudi. Arimatea diidentifikasikan sebagai sebuah kota Yahudi, diduga kota ini adalah Ramla atau Ramataim-Zofim, lokasi dimana dalam Perjanjian Lama, ketika Daud diurapi Samuel.
Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum dia datang kemari." Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia." Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah suadara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh Tuhan atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama. (1 Samuel 16: 11 - 13)

Ramataim-Zofim atau dalam kitab Perjanjian Lama 1 Samuel disebut Rama, dalam bahasa Ibrani disebut Ramatha, merupakan sebuah kota kuno di Israel. Kini kota itu menjadi kota modern bernama Neby Samwil (Nabi Samuel) lokasinya 5 mil atau 8 kilometer di utara Yerusalem. Di kota kuno ini pula Samuel lahir dan tinggal sekitar abad ke-11 SM, di sini orang tua Samuel tinggal yaitu Elkana dan Hana beserta keluarganya. Dari sinilah Samuel memerintah sebagai hakim atas bangsa Israel. Kota ini juga masuk ke dalam wilayah dari salah satu suku Israel yaitu Benyamin. Daerah ini banyak disebutkan dalam kitab-kitab Perjanjian Lama (Hakim 4: 5 ; Hakim 19: 11 - 15; Hosea 5: 8; Yesaya 10: 29 ; 1 Raja 15: 16 - 17 , 20 - 22; 2 Tawarikh 16: 1, 4 -6; Yeremia 40: 1; Ezra 2: 1, 26; Nehemia 7: 30; 11: 33)

Petrus Comestor (1100 - 1179) (orang Katolik Roma) dikenal sebagai administrator universitas dan penulis teologi Prancis abad ke-12, mengidentifikasikan Ramataim-Zofim sebagai "Arimatea".

Orang Kristen percaya bahwa apa yang dilakukan Yusuf Arimatea ini merupakan pengenapan nubuatan dari Mazmur 16: 10:
sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. 


Kita sedikit menyimpang dari informasi sejarah yang terbatas di atas ya, ingat tapi ini jangan dicampur-campur ya. Disclaimer dulu nih saya, soalnya masih selalu jengkel dengan mereka yang mengkafirkan orang lain tapi sendirinya gak paham sejarah.

Jika merujuk film series The Chosen, gambaran karakter tokoh Alkitab Yusuf Arimatea ini digambarkan ke dalam sosok Rabbi Yussif, seorang rabbi Yahudi juga seorang farisi yang sepemahaman dan yakin akan pengajaran Yesus namun secara diam² mengikuti-Nya.

Yussif sendiri dikisahkan dalam serial ini merupakan seorang rabbi di Kapernaum. Yussif dikenal sebagai seorang rabbi yang rendah hati, berbeda dari rabbi pada masa itu. Pada serial The Chosen session ke-3, dikisahkan bahwa keluarga dari Yussif merupakan pengusaha konstruksi kaya yang berpusat di Yerusalem.

Meski begitu karakter Yussif di sini bukanlah anggota dari Sanhedrin seperti Yusuf dari Arimatera yang tercatat di Injil.

Ini yang memungkinkan bahwa karakter Yussif ini punya pengaruh sehingga mempunyai makam batu di Yerusalem, dan itu adalah makam baru yang belum pernah dipergunakan sama sekali.

Ilustrasi, poster series The Chosen: Yairus, Rabbi Smuel dan Rabbi Yussif yang dikisahkan sebagai Yusuf Arimatea dalam Perjanjian Baru. Gambar diambi dari Bing

Tokoh Yahudi lainnya yang akan kita bahas nanti adalah Yairus, nama ini juga disebutkan dalam serial The Chosen. Ternyata dalam Injil pun nama ini tersebutkan. Sehingga, saya akan membahasnya dalam bagian ke-3, walaupun mungkin tidak banyak informasi yang bisa kita peroleh.

Segitu saja informasi yang bisa saya berikan dan sampaikan, memang data dan informasi dari catatan sejarah, Injil yang membahas tokoh Alkitab Yusuf Arimatea tidaklah banyak, namun satu hal bahwa Yusuf Arimatea telah memberanikan diri masuk dalam kisah karya penyelamatan Yesus di dunia, dan namanya akan terus kita dengarkan sepanjang tahun bahwa dialah yang telah membantu dalam menyemayamkan jenasah Yesus.

Sampai jumpa dibahasan selanjutnya, berkah dalem, syaloom, Tuhan memberkati kita semua. Amin. -cpr

#onedayonepost
#tokoh
#yusufarimatea
#sanhedrin

Posting Komentar

0 Komentar