Ibadat Jumat Agung Terakhir Sebagai Seorang Katolik

Melanjutkan catatan tri hari suci Paskah, hari ini masuk hari Jumat Agung, hari dimana Yesus wafat. Ibadat Jumat Agung saya ikuti di Paroki Gereja Katolik St. Theresia, Pandaan. Jadwal Ibadat jam 15:00, jam dimana Yesus wafat.


Upacara pengenang sengsara dan wafat Tuhan Yesus. Ada beberapa hal yang akan dilakukan pada Jumat Agung sore ini, yaitu liturgi sabda, penghormatan salib, dilanjutkan dengan komuni, diakhiri dengan doa berkat.

Ilustrasi, Jumat Agung. Gambar diambil dari Google

Warna liturgi pada ibadat Jumat Agung ini adalah merah. Ibadat Jumat Agung ini dipimpin oleh Romo Thomas Soeparno, CM. Ibadat dimulai dari pintu utama gereja. Putra altar, diikuti lektor/lektris, asisten imam, frater dan imam. Ibadat Jumat Agung tidak diawali dengan musik, jadi suasana hening.

Ibadat diawal dengan imam tiarap di altar, melambangkan penyerahan diri. Lalu dilanjutkan dengan doa pembukaan, langsung masuk ke liturgi sabda. Setelahnya dilanjutkan dengan Kisah Sengsara Yesus dinyanyikan 'passio', dilakukan oleh 4 orang, satu orang narator saling bergantian. Terdiri dua narator perempuan dan 2 pria.

Setelah passio ini dilanjutkan dengan homili singkat. Setelah selesai homili, dilanjutkan dengan upacara penghormatan salib.

Saat prosesi penghormatan salib

Penghormatan salib tahun ini tidak dengan mencium salib, tetapi menghormat dengan membungkukan badan. Setidaknya itu yang terjadi di paroki ini. Jadi hanya ada satu salib utama yang digunakan saat pembukaan selubung salib, dan itulah yang digunakan untuk simbolis penghormatan salib.

Oleh karena salibnya hanya satu dan ada di tengah altar, sehingga semua umat diarahkan ke jalur tengah semua, umat yang ada di dalam gereja, di depan gua Maria, di terob depan, di mezanin atas, semua berkumpul di tengah, sehingga antri lumayan lama.

Setelah penghormatan salib hampir mendekati selesai, putra altar dan asisten imam mempersiapkan altar memasang taplak dan menempatkan atribut perayaan, lilin, buku² liturgi dan mambawa hosti kudus yang sudah dikosekrasikan semalam untuk dibagikan pada ibadat Jumat Agung ini.

Setelah penghormatan salib dilanjutkan dengan komuni. Saat pembagian komuni seperti layaknya misa ekaristi biasa, berlangsung normal. Komuni selesai, imam mengajak berdoa penutup dan doa berkat, lalu ibadat Jumat Agung selesai.

Ibadat sore ini sangatlah ramai, umatnya cukup banyak, bahkan parkiran mobil juga menggunakan halaman kantor kecamatan, terlihat saat saya keluar gereja dan melintas depan kantor kecamatan ramai sekali di sana.

Tadi saya tiba jam 13:50, itu parkiran saya beruntung dapat di depan. Saat masuk gereja masih kosong, saya duduk lebih maju 2 bangku ke depan dari tempat kemarin sewaktu Kamis Putih.


Ini akan jadi suasana yang bisa terekam di kepala saya, ya suasana momen sakral yang seperti kita dibawa dengan 'mesin waktu' ke masa lalu. Jika ada istilah 'mengenangkan', sepertinya cara ini lebih pas untuk mengenangkan Dia.

Itu saja yang bisa saya bagikan dicatatan terakhir mengikuti ibadat Jumat Agung sebagai seorang Kristen Katolik. Hal² yang gak akan bisa lupa, karena Kekristenan berkembang disebarkan oleh para murid-murid-Nya, dan merekalah yang mendirikan gereja yang saya yakini, suksesor Simon Petrus. Tradisi² suci yang ada sejak dulu bertahan dengan perubahan jaman hingga tetap dikenangkan saat ini.

Catatan lainnya diblog ini tentang Paskah Kristus mungkin akan saya jangkau melalui streaming dan sosial media. Blog ini akan tetap hidup, meski saya bukan Kristen Katolik, tapi iman dan pengetahuan saya yang walaupun sedikit tentang Alkitab, Magisterium Gereja dan Tradisi Suci gak akan lupa, karena itu pondasi utamanya, sisanya akan digenapi setelahnya. 

Berkah dalem, syaloom, Tuhan memberkati kita semua. -cpr

#onedayonepost
#jumatagung
#sharing
#umum
#penghormatansalib

Posting Komentar

0 Komentar