Tidak banyak orang yang tahu, bahkan mungkin orang Katolik sendiri tidak mengetahui hal ini, bahwa setiap Paus pemimpin tertinggi Katolik Roma itu punya cincin yang spesifik, dimana cincin ini dikenal dengan 'cincin nelayan' atau dalam bahasa Inggris: 'fisherman ring'.
Pada posting kali ini kita akan membahas tentang hal tersebut. Untuk menambah pengetahuan kekayaan informasi tentang tradisi Gereja Katolik, yang diwarisi sejak Kekristenan bertumbuh.
Bapa Paus atau Sri Paus adalah suksesor atau pengganti St. Petrus sebagai gembala gereja. Yesus sendiri yang memilih Simon Petrus untuk menjadi pemimpin murid-murid-Nya, dan bahkan secara pribadi Yesus memilih Simon Petrus sebagai pemegang kunci Kerajaan Surga. Seperti banyak digambarkan, dimana St. Petrus tengah membawa sebuah kunci.
Ilustrasi, St. Petrus dengan kuncinya, dia juga disimbolkan dengan ayam berkokok. Gambar diambil dari Google
Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Matius 4: 18 - 19)
Simon Petrus sebelum menjadi murid Yesus adalah penjala ikan atau nelayan, dalam bahasa Inggris, fisherman. Dari mana ada istilah soal 'cincin nelayan', bisa dimulai dari sini pemahamannya.
Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan dalam alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kau lepas di dunia ini akan terlepas di sorga." (Matius 16: 17 - 19)
Ada lagi perikop Injil yang menjadikan dasar bagaimana Yesus memang mempersiapkan Simon Petrus untuk memimpin murid-murid-Nya.
Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?"
Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"
Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?"
Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kau kehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kauhendaki." (Yohanes 21: 15 - 18)
Jadi kata Yesus sendirilah yang menetapkan ini, bukan orang lain. Inilah yang terus diwarisi gereja perdana, hingga Gereja Katolik dewasa ini.
Itulah dasarnya kenapa Gereja Katolik terus menjaga kepimpinan Simon Petrus sejak awal hingga saat ini. Simon Petrus dianggap sebagai pimpinan tertinggi semua murid-murid Yesus yang menyebar keluar Yerusalem hingga sampai juga ke nusantara Indonesia dan belahan² bumi lainnya.
Di tempat² tertentu (Suriah, Mesir, India, Yunani dll.) murid-murid Yesus yang lain juga menjadi pemimpin gereja di sana, namun semua murid-murid Yesus memahami bahwa Yesus telah menunjuk Simon Petrus sebagai pimpinan gereja-Nya.
Gereja kuno atau gereja mula² menjadikan Simon Petrus sebagai Paus pertama, dan dilanjutkan ke suksesi selanjutnya, hingga saat ini, Bapa Suci Paus Fransiskus yang meninggal pada 21-04-2025 lalu merupakan Paus ke-266 dan kini kita tengah menunggu Paus ke-267 dipilih melalui konklaf.
Oleh karena pimpinan tertinggi gereja ini diteruskan turun-temurun maka beban dan tanggung jawab yang ada dipundak Simon Petrus pun terus dipikul hingga selama-lamanya, ketika ada seseorang yang menyandang gelar tersebut. Dialah 'Simon Petrus' yang baru.
Kita kembali ke soal istilah 'cincin nelayan' atau 'fisherman ring', apa sih itu?
Nama lain cincin ini adalah cincin piskatori atau pescatorio dalam bahasa Italia. Dalam bahasa Latin disebut 'anulus piscatoris'. Dalam bahasa Italia lengkapnya 'anulus pescatorio'. Dimana ini merupakan salah¹ kelengkapan yang melekat pada Sri Paus, sebagai simbol atau tanda bahwa dialah pemimpin gereja, dan sebagai penerus gerejawi dari St. Petrus. Yang mempunyai latar belakang originnya sebagai nelayan. Seperti yang sudah dibahas tadi dalam catatan Injil Matius di atas.
Cincin ini memiliki ukiran, dalam bahasa Italia: 'basso rellievo', menggambarkan St. Petrus sebagai penjala ikan dari sebuah kapal.
Selain sebagai cincin dalam arti penanda, cincin ini juga merupakan signet (sesuatu atau dalam hal ini cincin untuk stampel di gumpalan lilin). Cincin ini digunakan hingga tahun 1842 sebagai stampel pada dokumen² resmi yang ditandatangani oleh Bapa Suci Sri Paus.
Cincin baru akan dicetak atau dibuat dari emas setiap kali ada atau terpilihnya Paus yang baru. Di sekeliling gambar ukirannya terdapat nama latin dari Sri Paus yang terpilih, yang dicetak dengan huruf timbul.
Terkhusus cincin nelayan yang dikenalan Bapa Suci Paus Fransiskus terbuat dari perak yang dilapisi emas, emas hanya sebagai pelapis supaya tampak sama seperti cincin nelayan sebelum² nya. Karena kita semua tahu prinsip kesederhanaan yang dijalankan atau diteladai dari beliau, sehingga berbeda dengan tradisi sebelumnya.
Selama upacara Penobatan Sri Paus atau Pentahbisan Sri Paus, kepala Dewan Kardinal menyelipkan cincin tersebut ke jari dari tangan kanan paus yang baru.
Jika setelah Paus tersebut meninggal dunia, cincin tersebut harus dihancurkan dalam sebuah upacara oleh Camerlengo (merupakan jabatan dalam organisasi di Kepausan, sebagai Kepala Pengurus Rumah Tangga atau Bendaharawan. Selalu dijabat oleh seorang Kardinal, yang ditunjuk oleh Bapa Suci Paus) di hadapan para kardinal lainnya untuk menghindari keluarnya dokumen palsu dengan tanggal sebelum wafatnya Sri Paus selama masa jeda kekuasaan atau sede vacante.
Jika diabaikan (tidak dihancurkan) dengan segera, ini bisa mengakibatkan dimanfaatkan pihak² tertentu untuk membuat dokumen² palsu, seperti penunjukan kardinal 'in pectore', bisa saja dimanfaatkan untuk hal seperti ini, dalam rangka ambisi politis, ingin menjadi suksesor St. Petrus berikutnya. Ini hanya salah¹ contoh dari opini saya pribadi, kemungkinan jika mengabaikan cincin nelayan ini dihancurkan. Ini salah¹ contoh saja, bisa saja digunakan untuk pemalsuan dokumen gereja untuk kepentingan oknum yang memanfaatkan situasi kosongnya Tahta Suci Vatikan.
Kapan kira² cincin nelayan ini digunakan sebagai barang penting dalam tahta Kepausan?
Ada sebuah surat yang ditulis oleh Paus Klemens IV kepada keponakannya Peter Grossi pada tahun 1265 mencantumkan penyebutan Cincin Nelayan ini yang merupakan fakta tertua dimana cincin nelayan ini sudah digunakan.
Cincin ini digunakan untuk menyegel semua korespondensi pribadi dengan cara menekan cincin tersebut ke lilin segel merah yang diteteskan di atas secarik kertas yang dilipat atau sebuah amplop.
Selain itu digunakan juga untuk dokumen-dokumen publik yang disahkan dengan cara menekan segel kepausan ke tetesan logam cair (lead) di atas dokumen tersebut.
Penggunaan Cincin Nelayan berubah selama abad ke-15 ketika cincin itu digunakan untuk mensahkan dokumen-dokumen resmi yang disebut Breve kepausan.
Selanjutnya, soal kebiasaan ini berakhir pada tahun 1842 ketika lilin dengan lapisan sutranya dan cetakan cincin digantikan oleh sebuah stempel atau perangko yang dibubuhkan ke dalam tinta merah.
Sepanjang berabad-abad, Cincin Nelayan tidak dikenal karena kepraktisan penggunaannya, namun karena simbolisme feodalismenya.
Berkaca dari Bapa Suci Paus Fransiskus sejak menjadi Paus, beliau juga menggunakan cincin nelayan ini. Hanya saja dalam keseharian beliau sering tidak menggunakannya, beliau lebih sering menggunakan cincin episkopalnya. Cincin episkopal itu diperoleh ketika seorang imam ditahbiskan menjadi uskup, itu akan melekat selama-lamanya dia menjadi uskup.
Cincin uskup (episcopal ring) adalah simbol yang melambangkan kesetiaan dan ikatan perkawinan simbolis antara uskup dengan Gereja, atau lebih luas lagi, dengan Kristus. Cincin ini menunjukkan persatuan dan tanggung jawab uskup dalam melayani umat Tuhan.
Kebiasaan memberikan cincin kepada uskup pada penahbisan episkopal dimulai setidaknya sejak abad ke-6 M.
Cincin nelayan ini biasanya dikenakan Paus pada tangan kanan, di jari manisnya.
Itulah dia sedikit informasi terkait cincin nelayan. Semoga bisa menambah informasi² soal tradisi² simbolis gereja. Gereja Katolik merupakan kelembagaan agama yang sangat terstruktur dan rapih, dari pusat hingga ke daerah² di seluruh penjuru bumi. Tidak ada lembaga keagamaan lain yang terstruktur seperti Gereja Katolik. Semua bertumbuh bersama karena ibarat seperti pohon, dari akar hingga puncak pohon adalah satu kesatuan, bertumbuh bersama. Karena Gereja Katolik bersifat universal, seperti layaknya pohon besar yang tumbuh bersama, dimana akarnya sudah bertumbuh kemana-mana di berbagai belahan bumi, namun pada puncak pohonnya tetaplah satu.
Oh ya, kalau mau lihat cuplikan ilustrasi bagaimana cincin nelayan ini dihancurkan, bisa lihat viti dari akun IG dibawah ini.
Segitu saja informasi yang bisa saya bagikan saat ini sebagai anggota 'gereja lokal' yang pernah jadi bagian dari gereja universal ini. Berkah dalem, syaloom, Tuhan memberkati kita semua. -cpr
#onedayonepost
#tradisi
#gerejakatolik
#gerejauniversal
#cincinnelayan
#simonpetrus
#paus
1 Komentar
Hari ini, cincin nelayan kepausan Paus Leo XIV dipakaikan kebeliau, menandakan bahwa karyanya sebagai suksesor St. Petrus dimulai. Sebenarnya ya secara simbolis ya, seharusnya sejak beliau terpilih itulah dimulainya, tapi misa pelantikan beliau dilakukan hari ini dan sekaligus prosesi pemakaian cincin nelayan tersebut.
BalasHapusTinggalkanlah jejak dengan berkomentar, maka saya akan berkunjung balik.
Jangan lupa difollow ya.
Terima kasih, berkah dalem. GBU