Gereja Katolik Roma merupakan gereja dengan sistem kelembagaan agama yang tertata sangat rapih, dari pusat hingga sel² komsel terkecil umat yaitu keluarga. Jika ada kelembagaan keagamaan yang paling tertib administrasinya yaitu adalah Gereja Katolik Roma.
Sebagai gereja yang universal, dimana pun berada semuanya akan sama, yang membedakan hanya bahasa saja, sisanya tata aturan liturgi, dogma dan ajarannya berpusat pada satu sumber, yaitu penerus St. Petrus, dan yang pasti berpedoman pada Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja.
Jadi jika ditanya sejarah gereja, pasti Katolik bisa menjelaskannya lebih baik, begitupun dengan denominasi Kristen terdekat seperti Kristen Ortodoks, Kristen Syria dan denominasi Kekristenan yang masih satu sumber time line sejarah dengan Tahta Suci Vatikan, sebagai tahta awal mula St. Petrus.
Ini berbeda dengan gereja denominasi Kristen lainnya yang berdiri sendiri², jika pun ada kelembagaan statusnya regional belum bisa universal lintas batas negara, dalam satu liturgi yang sama, walaupun ada tapi tidak atau belum mendunia seperti Katolik Roma atau gereja barat.
Coba kita lihat sejarah, mulai kapan sih gereja Kristus ini mulai terpecah?
Orang Kristen sekali lagi harus paham sejarah, gak boleh tidak, karena kita harus tahu awal mulanya, walaupun berbeda dari sisi pengajaran namun paling utama adalah tidak menyimpang dari prinsip dasar Kekristenan dan harus tahu sejarahnya.
Tidak boleh sejarah dipilih suka² atau yang sering adalah main klaim. Orang Kristen juga gak boleh main klaim sejarah orang Yahudi, lalu dianggap sebagai Kristen, tetapi orang Kristen boleh saja mempercayai nubuat² orang saleh pada masa mereka (baca: Yahudi) adalah untuk membuka jalan Kekristenan, karena semuanya memang terbukti sesuai apa yang di-nas-kan oleh orang² saleh terdahulu. Contohnya Nabi Yesaya, Elia, dll. walaupun mereka tidak tahu sosok Yesus lah yang akan muncul beberapa waktu kemudian.
Tapi balik lagi ke konteks, mempercayai bukan karena dipaksakan ya, dengan merubah cerita dan kisah² yang ada di keyakinan terdahulu eh disesuaikan dengan budaya tertentu (ambil contoh Arab). Ini yang marak terjadi, tapi sebagai orang Kristiani jangan meniru hal bodoh itu, karena sejarah kita sudah lengkap dan memang benar terjadi.
Berikut histori awal mula² perpecahan gereja, di sini tidak mendetail, ingin lebih detail baca saja per peristiwa ya:
✝️ Pada Konsili Efesus (431 M) ketika sebagian besar Kristen Persia (kini Gereja Asiria Timur) menolak status Perawan Maria sebagai Theotokos (Bunda Allah).
✝️ Perpecahan atau skisma Timur-Barat, pada tahun 1054. Yang memisahkan Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks Timur. Dikarenakan perbedaan teologi, politik, budaya, antara dunia Kristen Latin dan Yunani.
✝️ Perpecahan akibat tuntutan reformasi gereja pada abad ke-16, di sinilah masa dimana awal mula 'protestant' muncul, dimulai oleh Martin Luther, seorang Imam Gereja Katolik Roma asal Jerman.
Martin Luther awalnya adalah seorang imam Gereja Katolik Roma, dari ordo O.E.S.A atau O.S.A atau seorang Agustinian (St. Agustinus dari Hippo).
Sejak abad ke-16 inilah makin banyak gereja² muncul di seluruh dunia, gereja² lokal di semua negara, di daerah² kecil lahir gereja baru. Dari yang masih satu prinsip hingga yang nyeleneh bikin ajaran baru dan menyatakan sebagai nabi jaman akhir.
Pemisahan gereja ini membuat ada hal² yang dulunya dipercaya dan dilakukan oleh gereja perdana gak lagi dilakukan di gereja baru ini, pengakuan² iman dibuat disesuaikan dengan pemahaman kitab suci sesuai dengan gembalanya masing², panduannya memang tidak jauh dari kitab suci yang ada. Kecuali ada gembala yang menyatakan diri sebagai nabi jaman akhir dan membawa ajarannya sendiri, bukan merupakan buah pikir dari ajaran Yesus Kristus, itulah yang repot.
Selama bertahun-tahun sejak perpisahan gereja ini, mereka percaya diri dengan liturgi yang dibuat oleh mereka berdasarkan tuntunan kitab suci. Tapi seiring waktu, terutama beberapa tahun terakhir liturgi² yang biasa dilakukan gereja² hasil perpecahan ini seperti mulai mengadopsi kembali apa yang sudah turun-temurun secara tradisi dilakukan oleh Gereja Katolik.
Dari sisi atribut², gelar² pimpinan rohani, liturgi dan istilah² yang kembali mengadopsi tradisi yang ada dalam Gereja Katolik.
Bagi orang Katolik yang gak memahami sejarah dan lahir secara lahiriah belakangan akhirnya jadi bingung, lho yang bener yang mana, yang mengadopsi siapa, malah jadi kebingungan tersendiri.
Tapi bagi yang paham pasti akan dengan mudah menjawabnya dengan dasar konteks sejarah, dimana umat Kristiani mula² selah tumbuh dan berkembang selama ribuan tahun hingga terbentuk sebuah gereja yang kuat, seperti sabda Yesus sendiri, Aku akan membangun gereja-Ku diatas batu karang.
Seperti yang bisa dilihat pada video dibawah ini:
Sebenarnya tidak masalah gereja² hasil perpecahan abad ke-16 ini kembali mengadopsi apa yang sudah dilakukan turun-temurun. Justru itu baik, hanya yang disayangkan adalah pendapat² pemukanya yang seperti lupa sejarah, seperti meniru mereka yang non Kristiani.
Seharusnya mereka bisa menyampaikan duduk mulanya sejarah awalnya seperti apa, sehingga proses adopsi ini adalah bentuk tumbuh kembang gereja.
Analoginya begini, tumbuh kembang seorang kakak dan adiknya pasti berbeda, karena beda jaman. Sang kakak sudah tumbuh lebih dulu dimasa yang lampau dimana banyak hal berbeda sudah terjadi di masa itu, sehingga tidak mungkin memaksa sang adik tumbuh seperti kakak, atau malah mengklaim bahwa sang adik adalah kakak, atau pengetahuan sang kakak diklaim sebagai pengetahuan sang adik. Jelas² lahirnya pada masa berbeda.
Kemudian, semua tumbuh kembang itu proses bukan instan, sehingga wajar jika gereja muda bertumbuh saat ini dan mencari jati dirinya.
Gereja Katolik hidup jauh lebih lama, 2000 tahun lebih, sedangkan gereja muda lahir abad ke-16. Jadi ini yang perlu dipahami.
Pada akhirnya ketika nanti ada penyesuaian, umatlah yang akan merasakan, lho koq sekarang begini. Ada yang mungkin pro, mungkin juga ada yang kontra karena merasa gak sesuai dengan cara beribadahnya. Itu adalah hal yang wajar dan umum terjadi, sebelum denominasi gereja baru merasakan itu, gereja Katolik sudah merasakannya.
Ketika ritus barat dan latin saja itu ada pro kontra. Kemudian soal ibadah dengan gaya kharismatik juga pun menuai pro kontra, ada umat yang cocok ada yang tidak.
Jadi pada akhirnya nanti penyesuaian akan dirasakan pada umat, hanya umat yang memahami dan mampu adaptif yang bisa menerima semuanya dengan baik.
Saya berpendapat, pada akhirnya nanti akan ada waktuna, semuanya atau mungkin sebagian akan kembali kepada asal muasalnya, karena memang awalnya merupakan satu rahim.
Itu sih pendapat saya sebagai seorang Kristen yang saat ini menjadi non Katolik. Semoga kita semakin cerah ketika memahami asal muasalnya. Jangan lupakan sejarah, seperti kata Bung Karno. - cpr
#onedayonepost
#opini
#sharing
#gerejamuda
#gerejatua
0 Komentar
Tinggalkanlah jejak dengan berkomentar, maka saya akan berkunjung balik.
Jangan lupa difollow ya.
Terima kasih, berkah dalem. GBU