Apakah Dunia Tak Adil Pada Bangsa Israel?

Beberapa waktu yang lalu saya melihat di time line X, soal sidang Dewan Keamanan PBB, dimana banyak delegasi dari negara² di dunia bahkan termasuk Indonesia walkout ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Nentanyahu berpidato di forum tersebut.

Ketika di time line X itu tidak disebutkan apa pidatonya, hanya ditunjukan banyak delegasi negara anggota DK PBB keluar forum internasional tersebut. Walkoutnya mereka sebagai bentuk protes atas aksi Israel yang dianggap menginvasi Palestina dan bersikukuh mempertahankan perang di Timur Tengah.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Bahkan saat ini perang meluas ke negara tetangga di Libanon, bahkan juga melibatkan negara lain seperti Yaman dan Iran secara tidak langsung. Situasi timur tengah tidak baik² saja, gelombang pengungsi, korban jiwa berjatuhan setiap saat.

Warga dunia menyerukan soal #savepalestina, tapi mereka tidak pernah menyerukan #saveisrael, why? Apakah dunia ini dibentuk dari ketidakadilan? Hmm, tapi memang kenyataannya seperti itu.

Akhirnya saya penasaran dan mencari channel Youtube yang mau menanyangkan secara utuh isi pidato dari PM Israel tersebut.


Ketika saya dengarkan dan baca translatenya, ternyata tidak ada yang salah dan tidak menyinggung siapapun di sana. Israel dalam rangka membela diri. Walaupun, konflik di sana sering dimanfaatkan untuk pihak² yang sejatinya sulit berdamai, bahkan dari keduabelah pihak sekalipun.

Antara Israel dan Palestina sama² bersalah karena ada oknum dibaliknya yang memaksakan kehendak masing² dan enggan berdamai karena mempertahankan ego, namun ada pihak lain dari keduabelah pihak yang justru memperjuangkan kedamaian. Namun pihak ini tidak terlihat, tertutup dengan kebencian dan dendam.

Perang yang telah berlangsung genap setahun ini, diawali dengan penyerangan oleh milisi Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel lah yang jadi pemicu perang. Aksi terorisme yang secara nyata ditunjukan oleh faksi Hamas ketika itu. Banyak korban berjatuhan saat itu dari Israel, namun dunia diam saja, tidak ada seruan #saveisrael?

Tapi ketika Israel membalas karena mereka terancam, dunia langsung berteriak #savepalestina. Di sini jelas agak terjadi ketimpangan.

Sedangkan ketika Israel membalas, para milisi Hamas menggunakan tameng manusia (warga Palestina) untuk berlindung tidak ada yang berteriak #savehumanism atas aksi itu, pada akhirnya Israel terkesan menyerang warga sipil, belum lagi propaganda yang dilakukan kedua negara makin membuat dunia sulit melihat secara objektif.

Kuncinya hanya satu, hentikan perang dan apapun yang memicu perang. Israel sendiri sama seperti negara² lainnya, yang akan bereaksi ketika mereka merasa terancam. Apalagi ketika sudah mengorbankan warga sipil mereka atau bahkan sampai mengancam keberadaan negara Israel. Bahkan hal serupa juga dibalik jika itu negara Palestina, reaksinya pasti sama.

Israel punya sejarah yang cukup panjang sebagai bangsa yang dikenal di Alkitab, atau Kitab Suci agama samawi. Bahkan bagi kepercayaan Abrahamic seharusnya mengamini bahwa Israel memang punya hak sebuah tanah terjanji di sana, yang saat ini mereka perjuangkan setengah mati, untuk tetap mereka berada di sana.

Begitu pun bangsa Palestina yang karena pergantian pendudukan, mereka bisa berada di sana dan menetap di sana bertahun-tahun, namun pada akhirnya ketika kedua bangsa mengklaim tanah yang sama, akhirnya terjadi persinggungan, apalagi keduanya beda teologis dan sejarah yang panjang sebelumnya.

Kuncinya adalah satu hidup berdampingan secara damai dan tidak mencelakai satu sama lain, berdampinganlah semua. Tanpa terpancing kekerasan yang mengatasnamakan agama atau keyakinan, atau bahkan suku, ras atau apapun yang memperuncing perbedaan.

Kembali lagi, saat ini Israel tengah berusaha menjalin kerjasama dengan Arab Saudi, negara dengan jumlah mayoritas penduduk Muslim sunni di sana. Meskipun kondisi ini ditentang kebanyakan negara Muslim lainnya, dimana mau bekerjasama dengan Israel.

Saat ini Arab Saudi dipimpin oleh putera mahkota, Pangeran MBZ, diketahui putera mahkota Arab Saudi ini punya pandangan yang terbuka melihat suatu masalah. Entah memang secara objektif demikian atau hanya mengamankan sesuatu.

Tidak semua warga Arab Saudi sependapat dengan putera mahkota ini, bahkan lawan politiknya jelas memilih jalan berlawanan, hanya saja saat ini mereka tidak bisa berontak melawan kekuasaan putera mahkota.

Memang saat ini Arab Saudi sangat berbeda wajahnya, tidak seperti negara Muslim konservatif lainnya, Arab Saudi kini lebih moderat dan lebih terbuka terhadap hal baru tanpa merubah negara mereka sebagai negara Muslim, dimana di sana terdapat situs keagamaan terbesar yaitu Masjidil Haram dan Ka'bah, dimana jadi rujukan ibadah haji bagi seluruh umat Muslim dunia terutama Muslim sunni.

Kembali lagi ke soal bagaimana sih negara² lain di dunia ini melihat keadilan? Seharusnya, negara di dunia menekan semua pihak yang terlibat perang, bukan ke Israel saja, faksi² terorism seperti Hamas, Hizbullah, Houti dll., yang memicu perang seharusnya juga ditekan.

Setiap bangsa berteriak soal keadilan, ternyata mereka sendiri agen² ketidakadilan itu sendiri. Saya tidak memihak manapun, saya mencoba melihat lebih objektif. Gunakan prinsip "perlakuan terbalik", jika misalnya saya sebut saja Indonesia ini diserang oleh negara lain dengan "membabi haram", apakah akan diam saja, ketika banyak warganya tersandera, menjadi korban, apakah akan diam saja?

Lihat apa yang terjadi di Timor-timor dulu? Bagaimana pihak militer Indonesia melalukan hal² kekerasan di sana!

Lihat juga apa yang terjadi di Papua sana, ketika banyak korban dari masyarakat sipil, apa yang militer lakukan untuk membela diri? Apakah Indonesia tidak melalukan kekerasan di sana!

Kita tahu, apa yang kita perbuat adalah reaksi ketika kita diserang dan itu pula yang Israel lakukan ketika mereka diserang. Hal yang sama juga, ketika orang² Palestina memberontak, membalasa kekerasan yang dilakukan militer Israel, itu karena mereka merasa terancam.

Pertanyaannya, siapa yang memulai duluan? Itulah penyebabnya, ketika dia yang memulai, pihak lain yang merasa terancam pasti bereaksi. Itu suatu kewajaran.

Solusinya adalah menghentikan perang dan tekanan itu seharusnya seimbang diberikan kepada keduabelah pihak, bukan hanya sepihak.

Dari sini kita harus lebih memahami ajaran Yesus, dimana, yang jahat dibalas dengan kasih. Kita tahu, kedua negara yang bersengketa bukanlah negara yang memahami nilai² Kristen, sesuai apa yang diajarkan Yesus.

Bahkan Lebanon yang sebagian pemimpinnya beragama Kristen pun belum bisa menerapkan ajaran Yesus ini dengan baik. Kita memang harus terus belajar dan memahami cara pandang Yesus dalam menciptakan perdamaian, dimana semua didasari cinta kasih.

“Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.”

“Tetapi aku berkata kepada kamu, kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi yang menganiayakamu.”

“Tetapi kepada kamu yang mendengarkan Aku, Aku berkata kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.”

“Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.”

“Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.”

“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.”

Dan masih banyak lagi apa yang Yesus sampaikan ketika Dia mengajar dan catatan sabda Yesus itulah yang bisa kita baca saat ini, dan tinggal kita lakukan itu.

Meskipun sulit sebagai pengikut Kristus, kita harus terus belajar melalukan apa yang Yesus ajarkan. Jujur saja memang sulit, seperti halnya memaafkan orang yang pernah bersalah pada kita. Bahkan pada postingan sebelumnya saya membahas soal ASN intoleran, yang sebelumnya memohon maaf eh selang beberapa saat ternyata maafnya hanya suatu tipu muslihat, miris, lalu hati ini rasanya seperti dibuat kesal melihat manusia seperti itu.

Tapi balik lagi, Yesus mengajarkan hal sebaliknya dan kita sebagai anak² Nya ya harus menjalankan perintah Nya.

Menjadi pihak yang mendamaikan, hendaknya berada pada posisi yang senetral dan seadil mungkin. Karena perang yang terjadi karena keduabelahpihak, bukan sepihak, jadi ketika anda menekan perang segera usai, tekanlah keduabelah pihak yang bertikai, bukan salah¹ nya saja, hanya karena alasan mendukung yang seiman semata, karena itu sangatlah picik.

Itu sih sekedar komentar saya menanggapi pidato dari PM Israel yang diwalkout oleh delegasi negara² lain di dunia. Sebenarnya tidak ada yang salah dari apa yang disampaikan. Hal yang sama pun pasti akan disampaikan oleh pihak lainnya.

Gunakanlah pola pikir terbalik, jika situasi itu dibalik pada kondisimu, apa yang akan kamu perbuat, akankah lebih baik dari yang orang lain lakukan? -cpr

#onedayonepost
#opini
#umum
#ketidakadilan
#savepalestina
#saveisrael
#saveworld

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Iran ternyata akhirnya merealisasikan gertakannya dengan menyerang Israel dengan rudal balistik, berita mencatat 400an rudal dikirim, hanya 100an yang berhasil menghujam tanah Israel, sisanya dilumpuhkan Iron Doom.

    Situasi ini makin memperparah situasi timur tengah. Adakah yang mengumandangkan #saveisrael? Ketika Israel membalas serangan ini,kitaa lihat apa yang terjadi? #saveiran berkumandang, apa benar seperti itu?

    BalasHapus

Tinggalkanlah jejak dengan berkomentar, maka saya akan berkunjung balik.
Jangan lupa difollow ya.
Terima kasih, berkah dalem. GBU