Ruang Berkarpet untuk Peneliti Muslim di Pusat Perpustakaan Vatikan

Kali ini saya mau share informasi menarik, tentang Perpustakaan Vatican, tempat penting rujukan cendikiawan atau sarjana² seluruh dunia yang ingin melakukan riset literatur. Kebetulan ada hal menarik di sana, apa itu? 

Memang beda sih mental saudara kita yang lahir belakangan, mereka paling sulit berbagi dan mengakui keyakinan agama orang lain. Padahal meski apa yang mereka perdebatkan tidak benar menurut kita karena kenyataannya lebih banyak adopt dari kisah² tradisi budaya sebelumnya, tapi tetap merasa dirinya paling benar dan paling ego dalam berbagi. 

Bahkan ketika hidup berbagi dengan keyakinan lain dalam satu negara saja, untuk saudaranya sesama manusia mau beribadah saja sulit, bahkan dipersulit, dipersekusi, mau bangun rumah ibadah saja padahal tanah dibeli dengan uang sendiri tidak minta², surat dan dokumen sudah dikantongi saja masih saja dipersulit ini itu. Dengan alasan tidak saling menghormati di tanah mayoritas. 

Tapi ketika sedang ada pembahasan soal toleransi mereka merasa paling busung dada melakukan hal mulia tersebut dengan melupakan hal² negatif yang sudah saya sebutkan sebelumnya. 

Iya memang beda pokoknya umat Tuhan yang lahir belakangan ini. Tetapi untungnya, umat² agama lain punya pola pikir jauh lebih positif, bisa menerima dengan segala kekurangan si bungsu ini. "Ya sudahlah, namanya anak², baru juga lahir, gak tahu apa², inginnya memang diperhatikan."

 


Ilustrasi ruang baca perpustakaan, gambar dari ChatGPT


Saya cukupkan dulu meluapkan unek² nya, maklum karena gemes sekali melihat polah dari segelintir banyak orang yang demikian. 

Ada berita menarik di Vatikan, pusat kelembagaan Katolik Roma. Dimana di sana, di negara kota, negara Katolik, dimana pusatnya pemerintahan agama dari umat Katolik dunia berada. 

Tepat di jantung Kota Vatikan, tepatnya di Perpusatakaan Vatikan, telah disediakan tempat berdoa untuk umat Muslim. Ya di sana disesiakan tempat sholat untuk mereka, istilahnya mushola. Hmm, kalau di Katolik itu istilahnya kapel. 

Jadi sebenarnya, pengelola perpustakaan hanya menyediakan lantai berkarpet di suatu bagian kecil di perpustakaan Vatikan. Tempat itu bukan diperuntukan untuk tempat ibadah umum. Hanya untuk peneliti Muslim yang tengah bekerja di sana. Di sana pun tidak disediakan simbol² atau atribut keagamaan satupun. Jadi sebenarnya hanya ruangan berkarpet. 

Nah bayangkan ya, misalnya deh di Islamic Center, apa mungkin di sana dibangun kapel? 

Oh tentunya sangat tidak mungkin, sangat² tidak mungkin, apalagi di sana dibangun kuil sinagoga, oh itu sangat² gak mungkin sama sekali. 

Jadi ternyata penyediaan ruangan ibadah ini oleh karena permohonan dari para cendikiawan Muslim agar di perpustakaan itu disediakan tempat untuk sholat.

Persetujuan ini sebatas merealisasi penyediaan sarana lantai yang dilapisi karpet saja di sebagian kecil area di perpustakaan tersebut. Perpustakaan Vatikan menjawab permintaan itu. 

Karena ternyata di luar sana terjadi kesimpangsiuran terutama pihak² garis keras Katolik yang menyatakan bahwa Vatikan telah bertindak diluar batasnya. Banyak media luar yang memberitakan dengan narasi yang berbeda sehingga membuat beda tafsir dengan realita. 

Secara umum memang benar disediakan tempat khusus, tetapi bukan tempat umum, hanya suatu ruangan berkarpet, bisa digunakan untuk ibadah. Toh biasanya keluarga kita yang Muslim saat berkunjung ke rumah kita yang Kristiani, pasti meminta ijin beribadah di salah satu sudut rumah, dengan mengarah ke arah kiblat. Dimana sebagai tuan rumah bisa saja kita menyediakan karpet atau sajadah untuk mereka beribadah. Kira² sama seperti itu. 

*postingan ini sudah saya revisi dan disesuaikan dengan informasi yang terbaru dan sudah diluruskan. 



Sedikit saya share soal Perpustakaan Vatikan itu apa sih? 

Perpustakaan Vatikan atau dalam bahasa Latin disebut 'Bibliotheca Apostolica Vaticana', atau dalam bahasa Inggris disebut 'Vatican Library'. 

Merupakan salah¹ perpustakaan tertua di dunia dan paling bersejarah di dunia. Berlokasi di dalam kompleks Kota Vatikan. Tempat ini bukan sekedar perpustakaan biasa, namun jadi pusat ilmu pengetahuan, sejarah serta warisan budaya yang tak ternilai harganya. 

Perpustakaan ini resmi didirikan pada tahun 1475 pada masa pemerintahan Bapa Paus Sixtus IV (1471 - 1484). Paus yang juga tercatat yang memprakarsai pembangunan Kapel Sistina. Saya pernah membahas soal kapel ini pada postingan sebelumnya. 


Koleksi buku dan catatan di perpustakaan ini antara lain: buku² kepausan yang sudah ada tersimpan atau diamankan sejak abad ke-4, yakni saat pemerintahan Paus Damasus I (366 - 384).

Pada jaman Renaissans, perpustakaan ini jadi rujukan lembaga intelektual terpenting di wilayah Eropa,  menarik bagi para sarjana dari seluruh dunia. 

Tujuan utama perpustakaan ini adalah sebagai pusat studi, dan penyimpanan dokumen Gereja Katolik, serta manuskrip² bersejarah dari berbagai peradaban. Saat ini perpustakaan ini berfungsi sebagai pusat riset ilmiah terkait teologi, sejarah, filologi dan seni. Meski tidak terbuka untuk umum, namun peneliti bisa mengajukan ijin untuk meneliti di sini. 

Peneliti² ini tidak dibatasi oleh agama, dari agama apapun bisa mengajukan ijin ini. Karena memang banyak juga peneliti lintas agama yang datang, untuk itu juga melihat banyaknya peneliti lintas agama, terutama Muslim, Vatikan memberikan fasilitas ruang doa untuk mereka yang Muslim beribadah. 

Hmm kurang baik apa, namun balasan mereka memang agak lain, dunia bisa menilainya koq. Baru² ini hal positif ditunjukan Iran dalam menilai toleransi, mereka membuka stasiun kereta api bawah tanah yang dinamai "Blessed Virgin Marry" atau "Bunda Maria yang Terberkati". Stasiun ini dibuka dan diresmikan pada Oktober 2025. Ini adalah bentuk contoh positif saling menghormati antar umat beragama, ya dilakukan oleh mereka Muslim Syi'ah, yang ternyata sedikit lebih baik menerima perbedaan. 



Koleksi dari Perpusatakaan Vatikan ini antara lain:
📚 Lebih dari 1,1 juta buku cetak
📚 75.000 manuskrip kuno
📚 Ribuan peta: termasuk peta dunia abad pertengahan, fra Mauro map. 
📚 Barang peninggalan sejarah seperti koin kuno peninggalan Romawi, ukiran
📚 Codex Vaticanus: naskah Alkitab Yunani tertua yang berasal dari abad ke-4
📚 Codex B: salinan kuno kitab-kitab Perjanjian Lama dan Baru dalam bahasa Yunani
📚 Manuskrip kuno Yunani dan Latin karya filsuf² jaman dulu seperti Aristoteles, Cicero, Vergilius, dll. 

Saat ini banyak koleksi perpustakaan sedang dikonversi ke digitalisasi arsip agar bisa diakses online, melalui proyek "Vatican Library Digitization".

Lokasi percisnya berada di dekat Basilita St. Petrus, di bagian dalam kompleks Kepausan. Arsitekstur bangunannya dihiasi fresco karya Raphael bergaya Reneisans. Di dalam kompleksnya terdapat "Vatican Secret Archives" dimana disimpan arsip resmi Gereja Katolik selama berabad-abad, bukan arsip rahasia namun sangat pribadi/pontifikal.


Itulah dia sedikit informasi tentang bagaimana Perpusatakaan Vatikan, yang kebetulan masuk dalam berita yang menarik untuk disampaikan kembali, soal bagaimana mengajarkan toleransi kepada umat yang sulit bertoleransi. Semoga jangan kita gak meniru cara mereka memperlakukan saudara beda iman. -cpr

#onedayonepost
#informasi
#umum
#perpustakaanvatikan
#toleransi

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Ternyata di lapangan, sebenarnya bukan sebagai ruang doa, tapi dapat dipergunakan untuk cendikiawan Muslim menelaah karya di perpustakaan itu, tidak spesifik digunakan untuk tempat ibadah atau mushola atau masjid. Jadi ternyata pemberitaannya diseolah-olahkan demikian.

    BalasHapus

Tinggalkanlah jejak dengan berkomentar, maka saya akan berkunjung balik.
Jangan lupa difollow ya.
Terima kasih, berkah dalem. GBU