Mengenal Sosok Abdullah bin Sa'ad yang Tahu Kebenarannya

Setelah selama ini sering saya ikuti perkembangan debat konfrontasi agama, dimana agama lain mencecar soal Kekristenan yang menganggap Kekristenan itu ada karena Paulus yang membuatnya. Bagi mereka yang anti-Kristen menganggap bahwa Yesus yang kita jadikan panutan atau Isa menurut mereka adalah Islam. 

Belum lagi klaim² sepihak bahwa nabi² besar terdahulu adalah Islam juga.  Sebuah logika yang tidak bisa saya terima, karena jika mendasarkan pada sejarah jelas gak masuk akal. 

Kenapa hanya pada Islam? 

Karena keyakinan yang lain punya sejarahnya dan bisa dipahami detail sejarahnya kapan² nya dan mereka tidak mengklaim satu dengan yang lain, apalagi merasa paling benar, sampai mengkafir-kafirkan bahkan untuk sekedar memahami paham toleransi saja sulit (untuk mayoritas umat, walaupun sebagian kecil bisa menerima dan menjunjung tinggi itu). 

Mereka bisa diajak untuk akur dan bersaudara satu sama lain, tanpa harus takut dengan atribut ini, sekedar sowan ke rumah ibadah satu dan yang lain tidak pernah ragu, alih² imannya akan dengan mudah murtad. 

Karena klaim² tidak berdasar dan selalu merasa benar, saya mencoba menggali dan mencari tahu, apa benar sih kitab suci yang mereka agungkan, benar² datang kedebuk dari langit, diturunkan utuh begitu saja, karena mereka mengklaim kitab suci mereka asli sejak awal hingga saat ini. Padahal, di dunia terjemahan dan perubahan yang terjadi terhadap kitab suci mereka terjadi berulang-ulang. Apakah mereka memahami konteks sejarah ya? 

Mereka terkadang tidak terima jika kitab suci mereka merupakan hasil tulisan dari orang² yang memang dijadikan alat oleh 'tuhan' mereka untuk menyampaikan pesan² positif bagi umat manusia. Mereka masih meyakini bahwa kitab suci mereka utuh kedebuk dari langit. 

Saya tadinya mau mengalah akan hal itu, "okelah saya terima apa yang mereka yakini."

Tapi setelah saya membaca profil salah¹ tokoh Islam perdana, dimana dia berperan sebagai orang dekat nabi mereka, yang dikatakan sebagai juru tulis nabinya, atas wahyu yang disampaikan 'allah' pada nabinya. 

Sekedar informasi dan mengingatkan kembali bahwa nabi mereka ini buta huruf dan tidak bisa membaca tulis, kecuali soal uang dia tahu, karena ybs. adalah pedagang. Sehingga dia membutuhkan beberapa orang dekat untuk jadi juru tulisnya. 

Mari kita mulai masuk membahas tokoh itu, supaya kita yang Kristen paham juga, bahwa ini tho yang mereka agung² kan, supaya kita orang Kristen gak perlu minder atau gentar jika diserang akan keimanan Kekristenan yang kita pegang. 


Hanya ilustrasi, gambar diambil dari Google

Tokoh itu bernama Abdullah bin Sa'ad. Diakhir sejarahnya, beliau dikenal sebagai Gubernur Mesir, jaman kekalifahan Muslim ketika berjaya dimasa itu. 

Beliau punya nama panjang: Abu Yahya Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarh al-Qurasyi al-Amiri. Kita singkat Abdullah bin Sa'ad saja ya. 

Sa'ad merupakan orang dari Suku Quraisy. Punya seorang ibu bernama Mahanah binti Jabir dari kabilah Asy'ari. 

Sa'ad adalah saudara sepersusuan dari tokoh Muslim besar dimasa kejayaan Muslim saat itu, dia adalah Khalifah Utsman bin Affan. Beliau ini akan menjadi Khalifah Kekhalifahan Rasyidin Ke 3, yang berkuasa tahun 644 - 656. Merupakan suksesor dari khalifah sebelumnya Umar bin Khattab. 

Kembali ke Sa'ad, beliau ini merupakan salah¹ sahabat nabi pada awalnya, dan jadi orang terdekat nabi yang ditunjuk sebagai juru tulis atas wahyu yang diturunkan pada nabi tersebut.

Secara singkat, tradisi Muslim mula² mencatatnya sebagai orang yang murtad dari Islam dan dianggap mengkhianati nabi. Bahkan sang nabi sangat ingin membunuhnya, tapi tidak berhasil, hingga akhirnya Abdullah bin Sa'ad terakhir menjadi seorang pejabat di tanah Mesir. 

Kemurtadad Sa'ad ini berakhir ketika sang nabi berhasil menaklukan Makkah, di sana sang nabi berhasil menangkap hidup² Sa'ad, dan memasukkannya ke dalam 10 orang yang harus dihabisi.


Kita flashback sedikit, soal kenapa Sa'ad sempat murtad dan meninggalkan nabinya itu. 

Sa'ad sebelumnya bukan pengikut nabi, setelah mengenal nabi dikisahkan dia memeluk Islam dan karena kepandaiannya menulis, sang nabi menujuknya sebagai salah¹ juru tulis.nya.

Menulis apa? 

Menulis wahyu yang katanya diterima sang nabi dari 'allah'. Ada surat atau kitab yang beberapa ayatnya dituliskan oleh Sa'ad ini. Pada saat proses inilah Sa'ad merasa ada yang janggal dan mulai meragukan kenabian dari sang nabi ini.

Wajar karena Sa'ad adalah sedikit orang yang cerdas pada jaman itu dan bisa memahami lebih baik, apa yang dipikirkan dan dituliskannya, dibandingkan dengan orang yang buta huruf, pasti gak punya konsistensi. 

Salah¹ nya adalah beberapa ayat dari Surat Al-Mu'minun yang di-diktekan sang nabi. Ketika sampai pada ayat ke-14, pada bagian: "Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain". 

Akan kekaguman Sa'ad pada wahyu itu, Sa'ad mengucapkan rasa takjubnya dengan berkata "Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik".

Tapi pada saat yang sama, sang nabi menklaim, "Benar, seperti yang kau bilang itulah ayat tersebut diturunkan kepadaku."

Padahal, kalimat yang di-diktekan di awal itu tidak lengkap atau dirasa kurang pas, oleh Sa'ad spontan karena ketakjubannya memberikan atau mengucapkan kalimat positif itu, namun langsung diklaim oleh sang nabi seolah-olah itu wahyu yang diturunkan langsung padanya, padahal pernyataan didikte yang awal tidak ada kalimat itu, kalimat itu justru tambahan dari Sa'ad. 

Di sini mulai ada keraguan, masa iya sebuah wahyu yang diturunkan bisa berubah-ubah, jikapun wahyu, kenapa harus ada ralat untuk dibenarkan kembali?

"Jika Muhammad jujur, berarti Allah telah menurunkan ayatnya kepadaku sebagaimana Allah menurunkan ayat-Nya kepada Muhammad. Dan jika Muhammad berbohong, maka berarti dia mengambil perkataanku (sebagai wahyu)." Kata Sa'ad. 

Jujur saja, saya saja ragu jika ketika itu saya ada di sana sebagai juru tulisnya. Apakah demikian datangnya sebuah wahyu itu? 

Selain dari kitab yang disebutkan di atas tadi, ada juga kitab lain yang kira² modelannya serupa, yaitu main klaim lagi oleh sang nabi, padahal itu adalah hasil ide Sa'ad untuk memperbaiki kalimat yang didikte karena dianggap tidak pas atau tidak sesuai. 


Permasalahannya adanya klaim bahwa apa yang ditulis itu adalah wahyu yang diturunkan kepada sang nabi, padahal itu adalah ide tambahan yang diberikan oleh Sa'ad ketika proses penulisan. 

Wajar saja siapa pun orangnya yang punya kecerdasan normal akan menganggap hal ini janggal. Mengaku-aku pernyataan orang lain sebagai suatu wahyu yang diturunkan dari 'allah'. 

Pantas saja, mereka senang mengklaim atas suatu hal, wajar saja karena yang jadi junjungannya juga melakukan hal yang sama. 

Kitab lainnya yang juga serupa dengan itu, adalah kitab atau surat Al-Safaat ayat 125-126. "Patutkan kamu menyembah Ba'l, dan kamu tinggalkan sebaik-baik pencipta." Lalu Sa'ad menambahkan, "Allah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmuyang terdahulu?"

Tambahan dari Sa'ad ini lagi² diaku oleh sang nabi sebagai wahyu, padahal jelas² tambahan ini ide dari Sa'ad yang jelas² pada awalnya tidak didektekan sang nabi padanya, tapi bisa² nya sang nabi menganggapnya itu sebagai kalimat wahyu dari 'allah'. 

Lalu sebenarnya wahyu itu datang dari 'allah' atau dari seorang Sa'ad? 

Kondisi ini terus terjadi dan membuat Sa'ad makin ragu akan kenabian orang yang mengaku nabi dan mendapatkan wahyu. 

Catatan² ini terdapat pada literatur² Islam klasik, dan ditulis juga oleh penulis² besar Islam yang buku² nya juga bisa ditemukan hingga saat ini. 


Setelah Sa'ad murtad dan meninggalkan sang nabi, dia kembali ke Makkah dan bergabung dengan kaum Quraisy, dimana asal sukunya dulu. Di sana dia menyampaikan apa yang dia ketahui kepada orang² di sana, dan hal ini tercatat dalam riwayat Al-Tabari. 

Situasi ini didengar sang nabi dan membuat sang nabi sakit hati dan marah, juga ingin balas dendam. Pada tahun 630, sang nabi dan pasukannya berhasil menaklukan Makkah. Peristiwa ini tercatat dalam sejarah. 


Sang nabi mengumumkan mengampuni semua musuhnya (yang pernah memusuhi sang nabi) kecuali 10 orang, dan nama Abdullah bin Sa'ad ada dalam daftar itu. 

Perintah membunuh orang itu ada tercatat dalam Hadist Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Syam. 

Ketika itu Sa'ad berlindung pada saudaranya yaitu Utsman bin Affan, oleh Utsman dibawalah Sa'ad kepada sang nabi untuk memohonkan maaf, ketika itu sebenarnya sang nabi memberikan kode agar pengikutnya membunuh Sa'ad namun sayangnya perintah ini tidak dipahami pengikutnya, bahkan dalam riwayat yang tertulis dalam sejarah Islam, kebingungan pengikutnya pun tercatat, namun dalih sang nabi adalah “Tidaklah pantas bagi seorang nabi untuk menipu dengan matanya.”

Padahal dikesempatan sebelumnya, pada persitiwa yang serupa, sang nabi memberikan isyarat untuk agar anak buahnya melakukan eksekusi dan anak buahnya memahami isyarat itu. Tapi kecuali pada peristiwa Sa'ad ini isyarat sang nabi tidak terpahami dengan baik. 

Jika membaca riwayat dari Sunan Abu Dawud (4361), di sana ada tertulis: Rasulullah memerintahkan agar tawanan itu dibunuh. Lalu beliau memberikan isyarat dengan matanya agar orang itu dibunuh. 

Sa'ad pun secara tidak langsung terselamatkan dan dianggap "diampuni". Padahal dalam riwayat lainnya dan yang diamini hingga saat ini, hukuman nyata bagi seorang murtadin adalah sebuah kematian. Itu kenapa banyak orang² yang sudah tahu kebenaran, takut untuk murtad karena hukuman dari komunitas mereka yang keras pada seorang murtadin. 

Utsman melindungi saudaranya untuk mendapatkan pengampunan dari sang nabi, di depan semua sahabat² nabi. Utsman sendiri pun adalah sahabat nabi dan sangat loyal pada sang nabi. 

Setelah diampuni, Sa'ad dianggap kembali kepada Islam dan sejak saat itu Sa'ad lebih dekat dengan Utsman. Sejak saat itu Sa'ad tak pernah mengkritisi sang nabi hingga sang nabi meninggal, lebih memilih diam untuk menyelamatkan nyawanya. 

Sa'ad menjadi tangan kanan dari Utsman dan membangun karir militer dan politiknya sebagai orang kepercayaan Utsman. Pada masa kekalifahan Umar bin Khattab, Sa'ad ikut melakukan ekspansi ke Afrika Utara. 

Kemudian saat Utsman melanjutkan tampuk kepemimpinan kekalifahan, Utsman mengangkat Sa'ad menjadi Gubernur Mesir menggantikan Gubernur sebelumnya yang meninggal sekitar tahun 646.

Ketika itu peristiwa murtadnya Sa'ad masih diingat kaum Muslim saat itu, dan menganggap Utsman khalifah saat itu nepotisme, hingga Utsman dibunuh karena ketidaksukaan itu, Utsman wafat tahun 656. Setelah kematian saudaranya itu, Sa'ad memilih mengundurkan diri dari Gubernur Mesir, lalu mengasingkan diri ke Askhelon di Palestina, dan meninggal di sana pada masa Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. 

Nama Abdullah bin Sa'ad tercatat dalam sejarah Islam, meski dia dianggap murtad namun sepak terjangnya pada masa itu, terutama karir militernya dalam penaklukan² dan kedekatannya dengan sahabat nabi, membuat namanya tidak bisa dihapus dari sejarah Islam, bahkan banyak riwayat yang menuliskan namanya dan kisahnya sepenggal demi sepenggal. Terutama ketika dia menjabat sebagai Gubernur Mesir, namanya jelas tertulis dalam sejarah. 


Bagaimana menurut kalian sosok Abdullah bin Sa'ad ini? 

Kisahnya bisa membuka mata dan pikiran kita, tanpa perlu diberikan isyarat, bahwa sebenarnya apa yang tertulis dalam kitab suci itu ada beberapa ayat yang merupakan hasil ide dari sang juru tulis, tapi diakui sebagai wahyu. 

Bahkan catatan² itu masih tersisa dan tertinggal dalam kitab yang katanya turun dari langit, padahal ada beberapa ayatnya yang datang dari buah pemikiran atau ide spontan dari seorang juru tulis. 

Itu pun dibuktikan  dari riwayat² yang ditulis tokoh² Islam klasik lainnya, sehingga jika itu jadi bukti sejarah, bisa dikatakan cukup valid membuktikan bahwa kitab suci itu bukan datang begitu saja dari langit, tapi hasil tulisan dari pendiktean dan oleh juru tulis dituliskan menjadi suatu surat atau kitab. 

Hal lain yang bisa ditarik kesimpulan, kebiasaan main klaim sudah jadi tabiat dari mereka karena junjungannya juga melakukan hal itu. 

Tidak ada kasih dalam ajarannya, karena mengajarkan membunuh musuh dan itu diperintahkan oleh sang nabi, bahkan itu tertulis dalam riwayat² yang hingga saat ini masih diyakini dan digunakan sebagai dasar keyakinan. Pengampunan datang justru karena suatu hal, bukan datang dari hati, pengampunan datang karena maksud dan tujuan. 

Itulah dia sedikit risalah dari sosok Abdullah bin Sa'ad. Ini bisa jadi gambaran, bagaimana mereka sering mengkambinghitamkan sosok St. Paulus, yang dianggap membuat Kekristenan. 

Tapi mereka tidak membaca secara detail sejarah St. Paulus dari sebelum dia mengenal Kristus hingga dia mengenal Kristus dan membawa kabar gembira ke orang² non Yahudi (Yunani). 

Meski Yesus sudah pergi kembali ke Surga, tapi Yesus sendiri yang memilih St. Paulus menjadi saksi dan martir-Nya. Justru bisa dibedah dari catatan sejarah Kekristenan, apa yang dicatat dalam tradisi para rasul tidak bertentangan satu sama lain, semua tercatat baik. 

Kalaupun ada pertentangan itu hanya beda pemahaman  saja, tapi masih satu iman, dan perbedaan² yang ada diselesaikan dengan cara musyawarah atau konsili² bukan dengan peperangan, bukan dengan bunuh membunuh. Malah justru pengikut Kristen ini yang dipersekusi dan dibunuh. 

Yesus mengajarkan kasih dan itu dibuktikan dengan Dia tidak melawan saat dia dibawa ke hukuman mati meski tidak ada dusta dari pada Nya. Dia tidak lari seperti nabi mu, Dia tidak melawan dengan pedang seperti nabi mu. Bahkan dia menyembuhkan orang yang mau menangkapnya, ketika murid-Nya menghunuskan pedang untuk melindungi gurunya, tapi justru Dia tidak mendukung apa yang dilakukan murid-Nya, justru Dia menyerahkan diri dengan iklas dan terbuka. 

Itulah yang membedakan nabi palsu dengan Yesus Kristus. Dia bukan isa yang diserupakan dan kabur dari hukuman salib. Dia adalah Yesus yang tergantung disalib bukan karena kesalahan-Nya melainkan karena dosa dan kedurhakaan kita. 

Jadi stop menyamakan isa dengan Yesus Kristus karena Dia-lah Tuhan dan Raja Semesta Alam, kunjungan kita yang sejati, dimana Dia adalah firman yang hidup, tidak ada dusta dari apa yang Dia katakan, semuanya jelas lugas dan benar, bukan sebuah ide manusia dan justru tak sadar telah mengucapkannya. 

Orang Kristen perlu mengetahui kebenaran dari sosok Abdullah bin Sa'ad, bahwa wahyu yang sejati datang bukan sebuah karangan yang tidak konsisten. 

Segitu saja catatan ini dibuat, untuk kalangan sendiri, supaya kita orang Kristen lebih cerdas dan luas informasinya dan tidak mudah dibelokan. jika mau memperdebatkan, perdebatkan saja sejarah mu dan ujilah dengan sumber² primer, apakah sejarah mu benar dan bisa dipertanggung jawabkan? Sejarah ditulis dari awak ke akhir, bukan dari akhir diklaim ke belakang. Catat itu sebelum mendebat!  -cpr

#onedayonepost
#informasi
#kisahinspiratif
#tokoh
#umum
#abdullahbinsaad
#tokohmurtad

Posting Komentar

0 Komentar