Menarik ketika mimin membaca Alkitab, mimin membaca ada istilah 'batu kilangan' dalam sebuah petikan alkitab, Kel. 11: 5, "Maka tiap-tiap anak sulung di tanah Mesir akan mati, dari anak sulung Firaun yang duduk di takhtanya sampai kepada anak sulung budak perempuan yang menghadapi batu kilangan, juga segala anak sulung hewan."
Ada pula terulis dalam Ulangan 24: 6, "Janganlah mengambil kilangan atau batu kilangan atas sebagai gadai, karena yang demikian itu mengambil nyawa orang sebagai gadai."
Lalu kemudian dalam Perjanjian Baru ada pula Yesus menyebutnya kembali, tepatnya pada Mark. 9: 42, "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut."
Di sana ada tertulis "... batu kilangan ..."
Apakah itu batu kilangan?
Pada kebudayaan di wilayah timur tengah, Syria hingga ke Yunani, batu kilangan merupakan bentuk hukuman atau cara menghukum seseorang. Dimana batu kilangan ini dijadikan simbol beratnya kesalahan yang dilakukan orang yang terhukum.
Aslinya batu kilangan adalah alat untuk mengolah biji²an menjadi bahan makanan lain seperti menjadikannya tepung (gandum) atau minyak (zaitun).
Bentuk batu kilangan ini tidak melulu sama ukurannya, ada yang kecil, besar. Ukuran yang kecil biasanya digunakan para wanita di dapur. Ukuran yang besar biasanya untuk menggerakannya dibutuhkan tenaga hewan, lembu atau keledai.
Batu kilangan jangan dipikir hanya ada satu bagian saja, seperti batu. Batu kilangan seperti yang disebutkan di atas adalah alat, jadi dia ini tersusun dari dua buah batu, bagian bawah dan bagian atas. Bagian bawah itu untuk menampung tepung atau minyak hasil memrosesan atau penghalusan. Bagian atas merupakan bagian yang digerakan, dimana dibagian ini ada cekungan dan lubang dimana biji-bijian yang akan dihaluskan ditampung dan masuk ke lubang ke arah penampung di bawah, untuk dihancurkan atau digeruskan atau dihaluskan.
Untuk menggiling gandum biasanya dibutuhkan waktu hingga setengah hari, mulai dari pagi-pagi benar hingga siang hari, atau bahkan kadang ada yang melakukannya dimalam hari.
Masih berdasarkan budaya, batu kilangan ini hanya digunakan oleh para wanita dan atau dibantu gerakan oleh hewan ternak. Hal ini ada filosofinya. Mereka yang mengoperasikan batu kilangan adalah seorang hamba atau suruhan, para wanita (istri) dianggap atau diposisikan seperi itu.
Budaya patriarki di timur tengah sangatlah kuat, pekerjaan menggiling atau mengoperasikan batu kilangan dianggap sebagai hal yang rendah dan penghinaan jika dikerjakan oleh laki-laki.
Hal lain juga dalam budaya di sana, hampir setiap keluarga mempunyai batu kilangan. Jadi jika ada keluarga yang tak mempunyai batu kilangan, dianggap tidak mampu mencukupi kebutuhan dasarnya yaitu makan. Karena batu kilangan dianggap penting dalam mengolah bahan makanan.
Itulah dia batu kilangan, sudah paham kan. Untuk pemaknaan batu kilangan itu apa, mimin tidak lagi membahasnya, ini hanya sekedar informasi saja, supaya kita jadi tahu, "owh ini tho yang dimaksud batu kilangan." Yups sesederhana itu keinginan tahu mimin setelah membaca Kitab Suci setiap Jumat.
Semoga informasi ini bisa membantu sobat orang muda Katolik untuk tahu tentang batu kilangan. Sampai jumpa dicatatan lainnya ya. -cpr-
0 Komentar
Tinggalkanlah jejak dengan berkomentar, maka saya akan berkunjung balik.
Jangan lupa difollow ya.
Terima kasih, berkah dalem. GBU