Mengenal Sejarah Kapel Sistina

Nanti tanggal 6 atau 7 Mei 2025 mendatang, nama kapel ini akan disorot banyak pasang mata dari berbagai penjuru dunia, terutama oleh 1,3 milyar orang Katolik di seluruh penjuru bumi.

Karena di sanalah sebanyak 133 kardinal, rencananya, akan melaksanakan 'doa' guna memilih Paus yang baru, menggantikan Bapa Suci Paus Fransiskus yang meninggal pada 21 April 2025 yang lalu. Kardinal² ini berasal dari berbagai negara, dimana Kardinal ini dipilih oleh Paus untuk membantu segala urusan kepausan.

Untuk mengenal nama 133 kardinal ini bisa membaca ditautan postingan yang pernah saya buat beberapa waktu lalu. Karena dari nama² itulah nanti akan muncul Paus yang baru. 

Meskipun banyak nama yang menjadi kandidat, tapi satu hal yang orang Katolik wajib tahu, Paus ini bukan jabatan dimana seseorang mengajukan diri, lalu masyarakat mendukung si A, B atau C seperti layaknya seorang kepala negara, bukan seperti itu konsepnya. Namun Paus ini sebenarnya dipilih Yesus sendiri untuk menggembalakan domba-domba-Nya.


Sama seperti Yesus sendiri yang telah memilih Simon Petrus untuk menjadi pemimpin para murid-Nya. Baca juga terkait tugas Yesus kepada Simon Petrus disebuah postingan yang saya publish soal Cincin Nelayan.


Tampilan Kapel Sistina dari luar, gambar diambil dari Google

Kapel Sistina, dalam bahasa Latin dikenal dengan nama Sacellum Sixtinum. Jika dalam bahasa Italia, Cappella Sistina.

Merupakan salah¹ kapel di lingkungan Istana Apostolik Kepausan. Istana Apostolik Kepausan merupakan kediaman resmi Sri Paus, yang berada di Kota Vatikan selama ini.

Bapa Suci Paus Fransiskus seharusnya tinggal di Istana Apostolik ini, namun beliau memilih tinggal dan hidup selama 12 tahun masa kepausannya di apartemen biasa para imam tinggal, sering digunakan sebagai wisma tamu. Tempatnya bernama Domus Sanctae Marthae, masih berlokasi di Kota Vatikan.


Nama Kapel Sistina ini diambil dari nama Paus Sistus IV (masa kepausannya dari 1471 - 1484). Kapel ini didesign oleh arsitek bernama Giovannino de' Dolci.

Oleh karena Paus Sistus IV yang mencetuskan proses pemugaran kapel ini, sehingga namanya diabadikan menjadi nama kapel yang kita kenal sekarang ini. Proses pemugaran ini berlangsung dari tahun 1473 - 1481.

Kapel Sistina digunakan untuk kegiatan keagamaan, kenegaraan hingga aktivitas kepausan. Bahkan kita kenal saat ini Kapel Sistina juga jadi museum ketika kita berziarah ke Vatikan. Meski begitu, kapel ini masih aktif digunakan, ya seperti yang kita ketahui saat ini dimana di kapel inilah konklaf diselenggarakan.

Konklaf pertama kali diselenggarakan di Kapel Sistina itu pada tahun 1492 hingga saat ini kita kenal dan ketahui.

Sebelumnya konklaf diselenggarakan di Viterbo, Italia dan Avignon, Prancis. Meskipun konklaf bisa dilakukan dimana saja, namun Kapel Sistina menjadi tempat utama untuk penyelenggaraan konklaf.

Pernah juga dilaksanakan konklaf di biara tarekat Dominikan yang bernama Biara Santa Maria Sopra Minerva.

Ilustrasi, pelaksanaan konklaf. Gambar diambil dari Twiter

Ketika asap putih muncul dari cerobong asap Kapel Sistina, tanda bahwa Paus baru telah terpilih. Gambar diambil dari Twiter.

Asap hitam menandakan bahwa pada putaran pemilihan belum merujuk pada satu nama Paus yang baru. Gambar diambil dari Twiter.

Sekedar informasi di Kapel Sistina ini ketika saat pelaksanaan konklaf, akses semua informasi ke kapel ini tertutup, tidak ada jaringan internet dan segala bentuk komunikasi terkunci dibatasi hanya diantara para kardinal dalam kolegium kardinal, bahkan kolegium kardinal dilarang menyampaikan apapun yang terjadi di sana.

Interior dalam Kapel Sistina, lokasi dimana konklaf akan diselenggarakan secara tertutup. Gambar diambil dari Google

Kapel Sistina ini mempunyai panjang bangunan 409 meter, lebar bangunan bagian tengah 134 meter dan tinggi maksimum 207 meter.

Kapel Sistina mempunyai bentuk eksterior sebagai bangunan batu persegi (empat) panjang yang tinggi. Bagian luarny (eksterior) tidak dihiasi ornamen atau hiasan² dekoratif seperti yang umum pada bangunan jaman renaisanse dan abad pertengahan di Italia.

Bangunan kapel ini tidak dilengkapi dengan 'facade' atau bagian luar sisi utama bagunan yang merujuk pada bagian depan bangunan dengan pintu masuk. 

Ruangan di dalamnya dibagi menjadi tiga lantai:
- Bagian paling bawah berukuran sangat luas dengan ditopang oleh ruang bawah tanah berbentuk setengah lingkaran. Dilengkapi dengan beberapa jendela dan pintu untuk menuju halaman luar.
- Bagian dibawahnya (ruang bawah tanah).
- Bagian atasnya merupakan ruangan utama yakni kapelnya itu sendiri. Dengan ukuran panjang 40,9 meter, lebar 13,4 meter. Ukuran ini sesuai dengan ukuran kuil Salomo, yang tercatat pada Perjanjian Lama. 

Langit² yang melengkung berbentuk kubah memiliki ketinggian 20,7 meter dari lantai. Bangunan ini memiliki 6 jendela berbentuk melengkung dikedia sisi dan 2 jendela (bentuk serupa) pada bagian depan dan belakang.

Di atas langit² yang melengkung tadi, ternyata masih ada lantai lagi, untuk kamar² para penjaga. 


Hal yang menarik dari kapel ini adalah lukisan² penghias langit² dan dinding² kapel, istilahnya adalah 'fresko'.

Fresko adalah teknik melukis pada dinding dengan menimpakan pigmen pada plaster dinding yang baru dilapisi. Kemudian definisi ini sedikit berubah karena Leonardo da Vinci memperkenalkan teknik baru dengan menimpakan pigmen warna kepada lapisan yang telah kering dengan sedikit modifikasi.

Pada masa Paus Sistus IV pelukis² jaman renaisans yang terdiri dari satu tim, antara lain beranggotakan Sandro Botticelli, Pietro Perugino, Pinturicchio, Domenico Ghirlandaio, dan Cosimo Rosselli membuat rangkaian fresko Riwayat Musa dan Riwayat Kristus, potret-potret para paus di atas rangkaian fresko riwayat, serta trompe l'oeil tirai berjuntai di bawah rangkaian fresko riwayat. Proses ini selesai pada tahun 1482.

Pada tanggal 15 Agustus 1483, Paus Sistus IV merayakan misa pertama kali di kapel ini, pada Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga. Pada saat itu pula dilakukan pemberkatan dan didedikasikan kepada Santa Perawan Maria.

Lukisan² ini merupakan karya dari seniman Italia, Michelangelo, yang dibuat pada tahun 1508 - 1512. Merupakan karya lukisan jaman renaisans. Jadi, Paus Julius II pada tahun 1508 meminta Michelangelo untuk melukis langit-langit kapel tersebut daripada membiarkannya kosong.

Pada tahun 1515 seorang seniman bernama Raphael ditugaskan Paus Leo X untuk merancang rangkaian sepuluh permadani untuk digantung di sekitar bagian bawah dinding kapel, menggantung dibawah lukisan dinding karya Michelangelo. Tema yang dipilih oleh sang seniman adalah berdasarkan pada kitab Kisah Para Rasul.

Pengerjaannya dimulai dipertengahan tahun 1515. Oleh karena ukurannya yang besar, produksi permadani-permadani ini dilakukan di Brussels, dan membutuhkan waktu selama empat tahun untuk menyelesaikannya. Dilakukan oleh tangan-tangan para tukang tenun di gudang kerja milik Pieter van Aelst.

Michelangelo pun yang melukis lukisan yang berjudul 'penghakiman terakhir' pada tahun 1535 - 1541 atas pesanan dari Paus Klemens VII dan Paus Paulus III.

Karena setelah Paus Sistus IV (1471 - 1484), penerusnya adalah Paus Inonsensius VIII (1484 - 1492), penerusnya kemudian adalah Paus Alexander VI (1492 - 1503). Kemudian dilanjutkan lagi oleh Paus Pius III (1503), penerusnya adalah Paus Julius II (1503 - 1513). Dilanjutkan Paus Leo X (1514 - 1521), kemudian dilanjutkan lagi oleh Paus Adrianus VI (1522 - 1523). Kemudian dilanjutkan lagi Paus Klemens VII (1523 - 1534) dan dilanjutkan oleh Paus Paulus III (1534 - 1549).

Berarti proses penghiasan hingga Kapel Sistina dikenal sekarang ini telah melewati beberapa Paus, kalau seperti yang disebutkan di atas berarti ada 9 Paus yang pernah memimpin.


Kapel Sistina pernah mengalami restorasi, terutama pada bagian langit², dimulai tanggal 7 November 1984. Kapel ini baru dibuka kembali untuk umum pada tanggal 8 April 1994.

Restorasi ini harus dilakukan untuk membersihkan dari sisa residu asap dari pembakaran lilin, asap dupa, kotoran dan debu selama berabad-abad.

Guna menanggulangi kondisi yang memungkinkan merusak karya seni yang tak ternilai di langit² kapel, digunakan teknologi canggih untuk mendeteksi perubahan suhu yang mempengaruhi kelembaban. Karena kelembaban akan menciptakan uap² air atau kondensasi yang mengandung garam, yang dapat merusak lukisan tersebut. Dipasanglah 30 sensor tersembunyi untuk mengukur suhu, sirkulasi udara, dan jumlah pengunjung.

Selain itu pembersih udara berteknologi tinggi juga telah dipasang di kapel ini sekak 2014. Semua teknologi ini dipasang guna mencegah hasil karya luar biasa ini tetap pada kualitas yang terbaik sepanjang masa. Harapannya ke depan, restorasi besar tidak perlu lagi dilakukan.

Ada hal yang perlu diketahui, bahwa ketika pengunjung datang ke tempat ini, pengunjung dilarang mengambil gambar. Alasannya soal undang-undang hak cipta.


Itulah serba-serbi informasi mengenai Kapel Sistina, tempat dimana konklaf 2025 ini akan diselenggarakan pada 7 Mei 2025 mendatang. Semoga semuanya berjalan lancar. Tuhan memberkati semua kolegium kardinal yang hadir di sana, bersatu dalam doa, sehingga Paus yang baru segera terpilih oleh karena kuasa Yesus sendiri yang memilih, sama seperti Simon Petrus, dimana Yesus sendiri yang memilihnya. -cpr

#onedayonepost
#kapelsistina
#informasi
#umum
#budaya

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Asap hitam membubung dari cerobong asap di atas Kapel Sistina, Vatikan, Rabu (7/5) atau Kamis (8/5) dini hari WIB.
    Asap itu terlihat keluar sekitar pukul 21.00 waktu setempat atau pukul 02.00 WIB.

    BalasHapus

Tinggalkanlah jejak dengan berkomentar, maka saya akan berkunjung balik.
Jangan lupa difollow ya.
Terima kasih, berkah dalem. GBU