Akhir pekan ini kita telah memasuki Minggu Palma, pekan terakhir menuju prosesi kisah sengsara Tuhan dan akhirnya diakhir pekan berikutnya kita melihat kemenangan Kristus atas kematian.
Ada baiknya sebelum membaca postingan ini, juga sambil memutar play music video dibawah ini, kalau yang bisa terhubung dengan speaker tentunya.
Minggu Palma dikenal juga sebagai hari raya mengenangkan sengsara Tuhan Yesus. Selain kita juga menyambut Dia sebagai Raja ketika Dia disambut warga Yerusalem.
Maka jangan heran jika ornamen dimayoritas Gereja yang merayakannya akan banyak dihiasi warna hijau² daun palma.
Daun palma atau palem adalah simbol dari kemenangan. Daun palma atau palem ini membawa arti ke arah simbol Kristen. Daun palem atau palem digunakan untuk menyatakan kemenangan martir atas kematian. Martir sering digambarkan dengan daun palma atau palem di antara tempat atau tambahan untuk tanda dari kesyahidan
Peristiwa ini ternyata sudah dinubuatkan pada kitab² sebelumnya. Kita akan bahas pada postingan kali ini, untuk menambah pengetahuan tentang iman Kristen Katolik dan denominasi Kristen lain yang merayakannya.
Ada tertulis dalam Zakaria 9: 9
"Bergembiralah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-soraklah, hai puteri Yerusalem! Lihatlah, Rajamu datang kepadamu; Ia Juruselamat yang adil, Ia rendah hati dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda"
"TUHAN akan maju berperang melawan bangsa-bangsa itu seperti Ia berperang pada hari pertempuran. Pada waktu itu kaki-Nya akan berjejak di bukit Zaitun yang terletak di depan Yerusalem di sebelah timur." (Zakaria 14: 3 - 4)
Ada pula tertulis pada kitab 1 Makabe 13: 51
"Dan masuk ke dalamnya... dengan ucapan syukur, dan ranting-ranting dari pohon palem, dan dengan kecapi dan ceracap, dan dengan biola dan pujian dan nyanyian."
Perayaan ini merujuk kepada peristiwa yang dicatat pada empat Injil, yaitu Markus 11:1-11, Matius 21:1-11, Lukas 19:28-44 dan Yohanes 12:12-19.
Ada yang unik ketika Yesus masuk ke Yerusalem ini. Dia tidak naik kuda yang besar dan gagah seperti halnya Raja besar, bahkan tidak lebih gagah dari tentara Romawi yang menunggang kuda.
Yesus datang dengan menunggang keledai beban. Lalu apa makna keledai ini? Binatang keledai dalam tradisi timur merupakan lambang binatang yang damai, tidak seperti kuda, yang melambangkan binatang peperangan. Karenanya, apabila seorang raja akan datang menunggangi kuda jika hendak berperang dan naik keledai jika hendak menunjukkan bahwa ia datang dengan damai. Yesus datang menunggangi keledai melambangkan kedatangan-Nya sebagai Raja Damai, bukan untuk berperang.
Inilah yang membedakan Yesus dengan isa atau nabi lain yang datang belakangan, karena Dia datang bukan dengan penaklukan melainkan dengan damai.
Peristiwa Yesus menuju Yerusalem ini tercatat di Injil setelah Yesus dari kota lain. Yesus ke Yerusalem hendak merayakan Paskah-Nya, bertepatan dengan hari raya Paskah Yahudi, dimana semua orang berbondong-bondong ke Kota Suci untuk beribadah.
Injil Matius, Markus dan Lukas, mengisahkan Yesus menuju Yerusalem selepas dia dari Kota Yerikho.
Dalam Injil Matius 20: 17 - 19:
Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan:
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."
Dalam Injil Markus 10: 32 - 34:
Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya, kata-Nya:
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit."
Dalam Injil Lukas 19: 28
Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Dalam Injil Lukas, perkataan Yesus tentang apa yang akan Dia alami tidak dijelaskan seperti Markus dan Matius. Namun semua mengatakan bahwa Yesus mendahului menuju Yerusalem.
Dalam Injil Yohanes, dikisahkan kalau Yesus menuju Yerusalem setelah mukjijatnya di rumah Lazarus, rumah Lazarus ada di Kota Betania, karena dari sanalah cerita² tentang mukjijat Yesus menjadi perbantahan banyak orang, ketika secara nyata Yesus membangkitkan Lazarus yang telah mati beberapa hari.
Injil Yohanes 12: 12 - 13 mencatat demikian:
Keesokan harinya ketika orang banyak yang datang merayakan pesta mendengar, bahwa Yesus sedang di tengah jalan menuju Yerusalem, mereka mengambil daun-daun palem,dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!
Ada hal menarik dari peristiwa masuknya Yesus ke Yerusalem ini. Ini lagi jadi bukti bahwa Yesus telah mengetahui segalanya. Ketika Yesus menyuruh murid-Nya menyiapkan keledai tunggangan, itu juga pasti membuat heran murid-murid-Nya, karena Yesus menyuruh begitu saja murid-Nya, tanpa tahu apa yang dilakukan.
Seperti yang tercatat di Injil Matius 21: 1 - 3, sbb.:
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan:
"Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya."
Pada Injil Markus 11: 1 - 2 tertulis demikian:
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem, dekat Betfage dan Betania yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan:
"Pergilah ke kampung yang di depanmu itu. Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan segera menemukan seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskan keledai itu dan bawalah ke mari. Dan jika ada orang mengatakan kepadamu: Mengapa kamu lakukan itu, jawablah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya ke sini."
Juga tertulis pada Injil Lukas 19: 29 - 31
Ketika Ia telah dekat Betfage dan Betania, yang terletak di gunung yang bernama Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan:
"Pergilah ke kampung yang di depanmu itu: Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan mendapati seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah ke mari. Dan jika ada orang bertanya kepadamu: Mengapa kamu melepaskannya? Jawablah begini: Tuhan memerlukannya."
Hal seperti ini dua kali Yesus lakukan, yakni ketika menyuruh murid-Nya mempersiapkan makan Paskah. Yesus tahu apa yang ada di depan-Nya. Dimana Yesus menyuruh murid-murid-Nya mempersiapkan rumah dimana harusnya mereka mempersiapkan perjamuan. Bahkan di sana pulalah, Yesus menyampaikan apa-apa yang akan terjadi beberapa saat kemudian.
Baca juga: Lokasi Perjamuan Terakhir
Bahkan mundur lagi ke belakang ketika Yesus memilih salah¹ dari 12 murid-Nya, yakni Bartolomeus/ Nathanael, Dia juga sudah melihatnya sebelum bertemu calon murid-Nya itu.
Pada peristiwa Yesus memasuki Yerusalem, ada hal menarik yang penting pada momen tersebut. Dimana ada orang-orang Farisi yang tidak suka ketika Yesus yang hanya seorang biasa disambut begitu meriahnya bak seorang "Raja". Ini tercatat dalam Injil Lukas 19: 37 - 40.
Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mukjijat yang telah mereka lihat. Kata mereka: "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!"
Beberapa orang Farisi yang turut dengan orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, tegorlah murid-murid-Mu itu."
Jawab-Nya: "Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak."
Perikop ini ("Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak.") sangatlah terkenal ketika perayaan Minggu Palma, sebuah statement yang pada akhirnya membuat mereka (baca: orang-orang Farisi) tidak bisa berbuat apa-apa.
Pada paragraf sebelumnya dikatakan bahwa daun palem atau palma adalah simbol kemenangan atas kemartiran. Tapi tahukah awal mula kenapa palem atau palma ini dikenal.
Pada Hari Raya Pondok Daun, ini merupakan hari raya bagi orang Yahudi. Hari raya ini dikenal ketika Allah memerintahkan orang Israel selama 7 hari untuk tinggal di pondok-pondok dari ranting pohon. Pohon yang dimaksud ini termasuk dari pohon palem. Dimana dimaksudkan untuk mengenang kemenangan dan pembebasan mereka dari mesir. Ini tercatat dalam kitab Perjanjian Lama di Imamat 23: 40 - 43 dan Nehemia 8: 14 - 18.
"Pada hari pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, tujuh hari lamanya. Kamu harus merayakannya sebagai perayaan bagi TUHAN tujuh hari lamanya dalam setahun; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. Dalam bulan yang ketujuh kamu harus merayakannya. Di dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh hari lamanya, setiap orang asli di Israel haruslah tinggal di dalam pondok-pondok daun, supaya diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah menyuruh orang Israel tinggal di dalam pondok-pondok selama Aku menuntun mereka sesudah keluar dari tanah Mesir, Akulah TUHAN, Allahmu." (Imamat 23: 40 - 43)
Maka didapatinya tertulis dalam hukum yang diberikan TUHAN dengan perantaraan Musa, bahwa orang Israel harus tinggal dalam pondok-pondok pada hari raya bulan yang ketujuh, dan bahwa di semua kota mereka dan di Yerusalem harus disampaikan berita dan pengumuman yang berbunyi: "Pergilah ke gunung, ambilah daun pohon zaitun, daun pohon minyak, daun pohon murad, daun pohon korma, dan daun dari pohon-pohon yang rimbun guna membuat pondok-pondok, masing-masing di atas atap rumahnya, di pekarangan mereka, juga di pelataran-pelataran rumah Allah, di lapangan pintu gerbang Air dan di lapangan pintu gerbang Efraim. Seluruh jemaah yang pulang dari pembuangan itu membuat pondok-pondok dan tinggal disitu. (Nehemia 8: 14 - 17)
Selain itu, penggunaan daun-daun palem atau palma, meski tak disebutkan secara jelas (baca: semua pohon-pohon yang rimbun), penggunaan ranting palem dipergunakan ketika peristiwa penting dalam sejarah Yahudi ini, yakni ketika kemenangan pemberontakan Yudas Makabe dan saudara-saudaranya, pada Pemberontakan Makabe tahun 167 - 160 SM. Yudas Makabe merupakan seorang imam Yahudi, yang merebut kembali Yerusalem dari Kekaisaran Seleukia dan menyucikan Bait Allah pada tahun 164 SM. Ketika itu Simon Tias dan saudara-saudaranya disambut dengan pujian dan ranting palem sebagai pahlawan penakluk. Peristiwa ini dikenal dengan Hanukkah atau Hari Raya Pentahbisan.
Pada tanggal dua puluh tiga bulan kedua tahun seratus tujuh puluh satu maka Simon memasuki puri itu dengan kidung dan daun palem, diiringi dengan kecapi dan dandi, sambil menyanyikan madah dan gita. Sebab musuh besar Israel sudah digempur. (1 Makabe 13: 51)
Simon Tias ini dikenal juga sebagai Simon Makabe. Dia adalah putera ketiga Matatias.
Lalu kemudian daun palem atau palma digunakan kembali ketika orang-orang Yahudi Yerusalem menyambut Yesus, dikiranya Yesus adalah Mesias yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Mereka berpikir Yesus akan menyelamatkan mereka dari Romawi, namun ternyata Yesus datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa.
Daun palem atau palma merupakan lambang kemenangan dan pembebasan. Yesus datang sebagai Raja yang membebaskan dan memberikan kemenangan atas dosa dan maut.
Itulah dia serba-serbi dan sedikit pemahaman seputar Minggu Palma yang akan kita rayakan hari ini. Kita akan yang berteriak "Hosana" adalah orang yang sama berteriak ketika Yesus diadili, "Salibkan Dia!"
Semoga peristiwa ini bisa jadi perenungan kita bersama, bahwa apa yang Yesus lakukan adalah pembebasan dan memenangkan kita dari dosa-dosa kita dan maut itu sendiri. Sehingga kita yang telah dibebaskan Dia atas dosa, diharapkan tidak lagi jatuh ke dalam dosa. Karena ingat pesan sabda minggu lalu, Yesus datang bukan untuk menghakimi, namun untuk mengajak kita untuk tak berbuat dosa lagi.
"Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang!" (Yohanes 8: 11)
#onedayonepost
#katekese
#minggupalma
#daunpalem
#daunpalma
*disclaimer, ada ayat Alkitab yang sama yaitu 1 Makabe 13: 51, disebutkan dan tertulis berbeda isinya, antara yang sebelum dan sesudahnya. Jadi berbeda sepertinya karena terjemahan saja, yang kedua itu diambil dari kitab deuterokanonika, jadi mungkin ada perbedaan sedikit. Intinya sama saja.
0 Komentar
Tinggalkanlah jejak dengan berkomentar, maka saya akan berkunjung balik.
Jangan lupa difollow ya.
Terima kasih, berkah dalem. GBU