Ritual Eksorsis ala Film Indonesia

Nonton film² bertema eksorsis ala hollywood pasti sudah gak asing. Tapi kalau nonton film genre serupa karya sineas Indonesia pasti baru kali ini. Apalagi film ini based on ritual² yang berkiblat pada ajaran Katolik, pasti baru kali ini juga yang asli lokal ya.



Selama ini kita disuguhkan tontonan film horor dengan kiblat agama lain, tapi kali ini film Indonesia, tema horor tapi dengan kiblat agama Katolik.

Ilustrasi eksorsisme, gambar diambil dari Google

Sekedar informasi, aktivitas pengusiran setan atau eksorsis dalam agama Katolik itu tidak semudah agama lain melakukannya, semua pemimpin agamanya bisa melakukan itu. Contoh dalam Islam, rata² ustad, habib dll., bisa dan dipersilahkan melakukannya. Tapi di agama Katolik tidak, imam atau pastur atau romo yang melakukannya harus ada penunjukan khusus dari keuskupan dimana kasus itu terjadi. Bahkan sebelum ritual itu dilakukan perlu penyelidikan yang ilmiah sampai baru benar² dinyatakan bahwa kasus tersebut akibat pengaruh iblis.

Karena begini, banyak kasus² kerasukan atau sejenisnya terjadi karena masalah kejiwaan dan gereja tidak akan masuk ke ranah itu, karena itu merupakan ranah medis.

Ini berbeda dengan ritual dari agama lain yang tidak pandang bulu, intinya ya kalau ada manusia sawan gak jelas, ya itu kerasukan, nanti apabila pada prosesnya ditemukan fakta lain baru akan ditangani dengan cara lain.

Perbedaannya hanya soal pendekatan penyelesaian masalah untuk menghadapi hal² seperti ini.


Jadi saya baru saja selesai menonton film yang baru dirilis beberapa hari lalu, tepatnya 03 Oktober 2024, berjudul Kuasa Gelap (2024). Film ini merupakan film horor yang relate dengan aktivitas pengusiran setan dari sudut pandang agama Katolik. Film horor Indonesia yang berbeda dengan film² horor lain yang selama ini tayang di Indonesia.

Beberapa hari ini sosial media Katolik ramai merilis update suasana mereka yang sudah menonton film ini. Banyak dari kalangan agamawan Katolik suster dan romo dan umat awam Katolik yang nobar di bioskop.

Meski begitu film ini juga gak terbatas pada umat Kristen, banyak juga yang non Kristen ikut nonton karena mungkin penasaran dengan ritual pengusiran dari agama Katolik seperti apa. Walaupun mereka sudah sering melihatnya difilm hollywood, tapi ini kan film karya lokal, pasti ada sisi penasarannya.

Saya pun termasuk yang penasaran nonton ya, ingin tahu eksperien nonton langsung di bioskop seperti apa. Walaupun nanti juga akan dirilis di media streaming film.

Film ini dibintangi artis kawakan Indonesia seperti Lukman Sardi (Rm. Rendra) dan Romo Roby (Joshua Pandelaki). Kemudian ada artis muda Jerome Kurnia (Rm. Thomas), ada pula Delia Husein (Suster Indah), Astrid Tiar (Maya), Freya JKT48 (Cilla), Lea Ciarachel (Kayla) dll.

Film ini disutradarai oleh Bobby Prasetyo dan diproduseri oleh Arvin Sutedja dan Robert Ronny dengan produksi film oleh Paragon Picture dan Ideosource Entertaiment.

Film ini mengangkat kisah nyata dari kasus eksorsisme dari seorang Pastor khusus eksorsisme di daerah Semarang. Syuting film ini dimulai pada 10 Februari 2024.

Itu sedikit pengantarnya ya, agak panjang memang. Karena sebelum film ini tayang saya sempet cari tahu case ini, tapi tidak banyak informasi yang bisa saya gali, sebenarnya kisah nyatanya seperti apa. Tentunya apa yang terjadi di dunia nyata akan berbeda ketika sudah diangkat menjadi sebuah film, pasti ada bumbu² dramanya. Gak masalah, tapi jika kita tahu kisah nyatanya seperti apa sesungguhnya jadi bisa membandingkannya.


Film ini diawali dengan scene kecelakaan lalu lintas yang dialami oleh Rm. Thomas bersama adik perempuannya dan ibunya. Dimana kecelakaan ini merenggut nyawa kedua orang yang disayanginya dan ini jadi rasa bersalah yang terus dialami Rm. Thomas dalam setiap pelayanannya.

Scene selanjutnya kita dibawa mengenal tokoh selanjutnya, ada wanita dan seorang pria yang tengah merayakan ekaristi di sebuah gereja. Diketahui wanita ini adalah seorang janda, yang dtinggal suaminya meninggal. Wanita ini punya anak gadis yang masih remaja (Kayla). Pria yang tampak di gereja ini adalah pacar dari Maya (ibu dari Kayla).

Sebenarnya Maya ini berharap anaknya bisa ikut ke gereja dan mengikuti perayaan ekaristi bersama dengan calon ayah barunya, namun si anak gadis ini enggan karena tidak suka dengan pacar ibunya ini, si anak tahu bahwa pria ini red flag dan gak pantas bersama ibunya.

Wanita ini adalah Maya (Astrid Tiar), si anak gadisnya bernama Kayla (Lea Ciarachel) dan pria pacar si ibu Kayla bernama Denis (Erdin Werdrayana).

Pada scene lainnya, ternyata Kayla dan sahahatnya Cilla (Freya JKT48) tengah berada di cafe. Kayla curhat kalau dia tidak setuju dengan pacar ibunya dan dia kangen dengan ayahnya. Cilla sebagai teman mencoba menguatkan dan mencoba memberikan solusi untuk sahabatnya ini. Salah¹ solusi yang ditawarkan adalah cara ekstrim dengan meminta bantuan roh ayahnya, karena menurutnya ayah Kayla orang baik pasti rohnya akan membantu menggagalkan hubungan ibunya Kayla dengan pacarnya itu.

Pada awalnya Kayla gak setuju dengan saran Cilla, tapi akhirnya menyetujui setelah Kayla tahu bahwa ibunya baru dilamar oleh Denis.

Suatu malam Kayla dan Cilla pergi ke makam ayah Kayla. Ternyata Cilla menggunakan boneka jailangkung untuk memanggil atau berkomunikasi dengan roh ayah Kayla.

Dalam agama Katolik, praktik seperti ini disebut okultisme. Okultisme adalah faham atau ajaran yang mempercayai adanya kekuatan ghaib yang tersembunyi dalam benda atau roy tertentu. Bisa juga diartikan kepercayaan terhadap hal² supranatural seperti ilmu sihir. Menurut Alkitab okultisme adalah segala hal yang bertentangan dengan kepercayaan kepada Tuhan.

Ritual jailangkung yang dilakukan Kayla dan Cilla ini berhasil, roh atau arwah yang entah siapa masuk ke dalam boneka tersebut dan menjawab apa yang ditanyakan Kayla, sebelum akhirnya praktik mereka diketahui penjaga makam dan akhirnya mereka bubar dan pulang ke rumah masing².

Sepulang dari makam, Kayla langsung dihantui oleh sosok yang entah siapa. Hal yang sama juga ternyata dialami oleh Cilla, hanya tidak ditunjukan dalam scene. Keesokan harinya Cilla tampak berbeda dari biasanya, sepertinya Cilla lebih dulu mendapatkan efek negatif dari ritual yang dilakukan itu. Sampai akhirnya diketahui Cilla meninggal karena gantung diri.

Mengetahui sahabatnya meninggal, semakin membuat Kayla tertekan secara psikis, belum lagi efek negarif dari roh iblis ini mulai merasuki tubuhnya. Kayla mulai mengalami hal² aneh, bahkan sampai melukai dirinya sendiri.

Rm. Thomas diketahui bertugas menjadi pengajar di sebuah sekolah Katolik dimana Kayla bersekolah. Rm. Thomas merupakan pengajar dan guru konselor, dengan basic pendidikan psikologi. Rm. Thomas saat itu juga tengah mengajukan proses pengunduran dirinya kepada romo kepala yaitu Rm. Roby, hanya saja masih ditangguhkan.

Pada scene yang lain kita diperkenalkan dengan Rm. Rendra (Lukman Sardi) bersama asistennya Rm. Michael (Kameo Lova) tengah melakukan prosesi eksorcism terhadap anak kecil yang kerasukan iblis. Pada prosesi iblis melawan dengan menyerang iman Rm. Michael dan mereka nyaris gagal, walaupun akhirnya iblis ini berhasil dienyahkan dari si anak ini. Setelah prosesi itu, Rm. Michael memutuskan mengundurkan diri jadi asisten Rm. Rendra.

Rm. Roby yang mengenal Rm. Rendra mencoba menghubunginya, dan meminta bantuan bahwa ada masalah yang berhubungan dengan kekuatan iblis. Rm. Rendra diketahui adalah imam atau pastor yang ditunjuk Vatican melalui keuskupan sebagai seorang imam atau pastor eksorsis.

Mengetahui bahwa dalam prosesi atau penanganan kasus seperti ini, seorang imam atau pastor eksorsis tidak bisa bekerja sendiri, harus ada pendampingnya atau asisten. Rm. Roby menawarkan Rm. Thomas. Namun Rm. Thomas menolak pada awalnya, Rm. Roby pun terus berusaha membujuk Rm. Thomas untuk mengambil tugas ini sembari memikirkan pengunduran dirinya.

Rm. Thomas akhirnya bertemu dengan Rm. Rendra dan memutuskan untuk mau membantu menjadi asisten eksorsis. Rm. Rendra lalu mengajarkan hal² yang diperlukan dalam prosesi ini.

Prosesi pertama pun dilakukan di rumah Kayla, pada ritual eksorsis ini mereka nampaknya berhasil mengusir iblis ini.

Nama iblis dalam film ini tidak menggunakan nama asli dalam demonologi Kristen. Saya tidak begitu jelas mendengar nama iblis yang merasuki Kayla, yang dikatakan ternyata merupakan legion dari pengikut Lucifer. Lucifer adalah raja dari iblis dalam demonologi Kristen.

Ternyata proses pertama yang dikira berhasil tidak sepenuhnya berhasil, iblis yang merasuki Kayla ternyata bukan iblis tunggal melainkan legion (bala tentara iblis). Ketika satu dikeluarkan, yang lainnya ikut serta.

Efeknya ternyata makin parah, si iblis berhasil menjadi-jadi, bahkan sampai bisa membuat yang dirasuki (Kayla) bertindak melukai orang lain, dalam kisah ini ibunya (Maya) dan Rm. Rendra.

Rm. Rendra sampai harus terbaring di rumah sakit karena iblis ini. Melihat kondisinya makin serius, Rm. Rendra tidak mungkin melakukan proses eksorsis saat itu, mau tidak mau harus digantikan. Pada momen ini Rm. Thomas mengajukan diri untuk menggantikan Rm. Rendra.

Pada prosesi kedua, lagi² Rm. Thomas diserang masa lalunya oleh si iblis ini, propaganda si iblis dibuat agar Rm. Thomas kehilangan konsentrasi dan imannya. Namun pada akhirnya berkat keyakinan dan imannya, iblis ini berhasil dikalahkan.

Secara umum itulah alur cerita dari film Kuasa Gelap ini. Dari film ini saya banyak mengambil catatan menarik sih. Ada hal yang berhubungan dengan ritual eksorsisnya itu sendiri dan soal film ini.

Soal film dulu deh, dikisahkan bahwa film ini mengambil cerita dari kisah nyata yang pernah terjadi di Indonesia. Namun dari awal film sampai akhir tidak disebutkan kisah nyatanya itu apa, terjadi dimana dan kapan. Ini berbeda dengan film eksorsis hollywood yang selalu menampilkan based on true story dan kita bisa mengakses informasi itu.

Mungkin karena ini Indonesia, kisah² seperti ini masih dianggap 'tabu', sehingga informasi seperti ini tidak bisa diakses secara terbuka. Budaya Indonesia yang menghormati mereka yang nyata terlibat dalam kejadian tersebut pasti ditutupi dengan rapat.

Saya sendiri mencoba mencari tahu, soal imam atau pastor eksorsis di Indonesia itu siapa sih. Karena yang saya tahu memang gak banyak imam atau pastor yang ditugaskan secara langsung untuk bidang ini.

Disampaikan di beberapa sinopsis film ini mengambil kisah yang pernah terjadi di Jawa Tengah. Entah dimana, saya sendiri sebenarnya ingin mengetahuinya lebih dalam. Karena memang sangat jarang ritual eksorsis dalam Katolik dipublikasikan. Karena memang gereja punya budaya dan menganggap hal seperti ini tidak perlu dipublikasikan.

Logika saya sih begini, jika dipublikasikan maka akan semakin meyakini bahwa kekuatan iblis memang nyata dan berhasil mengganggu gereja, hal² seperti ini pastinya akan disenangi oleh legion Lucifer.

Sejujurnya saya masih penasaran. Soal eksorsisme ini saya sudah sejak lama senang dengan bahasan bertema seperti ini, bahkan beberapa tahun lalu saya sudah beberapa kali membuat postingan dengan tema ini.

Saya akhirnya membaca lagi postingan saya diblog pribadi saya, di sana waktu itu saya menanggapi dan manautkan sebuat tulisan terbitan DetikX, di sana membahas soal eksorsis oleh imam dari Keuskupan Agung Semarang, tapi sayangnya tautan artikel itu telah ditake down, salah satu nama imam yang pernah saya tulis adalah RP Dwiko, SJ.


Saya lupa detail kisah yang diceritakan dalam artikel tersebut, sayang sekali saya tak menyalinnya ketika itu. Biasanya saya sering merangkum suatu informasi yang saya kira menarik. Tapi ketika itu terlalu banyak kisah² eksorsis yang ada baiknya jika kisahnya langsung merujuk pada tautan aslinya, saya pikir begitu, tapi ternyata artikel ini telah ditakedown pada tahun 2019. Kalian bisa klik tautan postingan pada catatan yang saya buat tersebut, tautannya di atas paragraf ini.

Catatan terakhir sih soal film ini. Bisa gak sih ketika buat film horor itu senatural mungkin. Masa si selalu menggunakan pakaian berwarna putih, kan pada kenyataannya kita orang biasa pakai pakaian sehari-hari, nah disetiap film horor, ya terutama difilm ini, kenapa tidak menggunakan pakaian biasa saja, tidak perlu pakai gaun dres long apalagi koq ya bisa memilih warna pas putih. Apakah ketika saat kerasukan, warna dan jenis pakaian itu yang dipilih? Saran saya, untuk membuat kesan lebih natural, gunakanlah pakaian pada umumnya orang gunakan sehari-hari.

Pertanyaan lain, kenapa tidak menggunakan nama iblis yang based on demonologi Kristen?

Oh ya, film horor eksorsis lokal (Indonesia) dan luar negeri terasa sekali perbedaannya. Walaupun diangkat dari kisah nyata, saya merasa masih tidak terasa nyata senyata film eksorsis karya hollywood. Itu komentar pribadi saya.

Itu dia catatan saya seputar film ini. Selanjutnya saya mau bahas soal catatan dalam ritual eksorsis dalam film ini.

Berbeda dengan ritual eksorsis dalam film serupa hollywood, prosesinya film hollywood sejenis, prosesnya tidak bisa dibaca. Sedangkan dalam film ini bisa dibaca setidaknya.

Prosesi doa² yang digunakan menggunakan bacaan standar baku, sedangkan difilm hollywood sepertinya lebih bervariasi. Entah apa memang di Indonesia seperti itu baku standar dalam prosesi eksorsisnya. Nampaknya soal ini saya harus ikut seminar² soal eksorsis.

Menghadapi iblis yang merasuki jiwa dalam tradisi Kristen dalam hal ini Katolik, iblis selalu menyerang pribadi, iman hingga pengalaman buruk, luka batin hingga dosa si korban yang dirasuki atau orang² yang ada di sekitar iblis ini. Bahkan imam atau pastor yang melakukan eksorsis ini diserang pribadinya. Iblis nampaknya paham betul segala hal negatif dari tiap manusia.

Ini yang jadi kesamaan dalam setiap iblis yang hendak dilakukan proses pengusiran oleh otoritas gereja, terutama Gereja Katolik.

Kemudian kesamaan lainnya, seorang imam atau pastor eksorsis harus tahu siapa iblis yang merasuki. Sama halnya si iblis yang mengetahui apa saja yang ada dibalik pribadi manusia, seorang imam atau pastor eksorsis pun harus tahu siapa iblis yang merasuk, terutama namanya.

Karena dari berbagai proses eksorsis yang dilakukan baik di luar negeri hingga di Indonesia (melalui film ini), ketika nama iblis telah diketahui, barulah rapalan doa dilakukan akan berampak optimal pada si iblis, jadi ketika menyebut nama iblisnya, si iblis seperti langsung kena mental. Tapi ketika nama iblisnya tidak diketahui, itu seperti menyerang kekosongan atau hampa, alias tidak berpengaruh apapun.

Oleh karena iblis selalu menyerang pribadi pelaku eksorsis ini, diharuskan imam atau pastornya melakukan pengakuan dosa terlebih dahulu, agar semuanya dilepaskan dan diserahkan kepada Tuhan.

Meski begitu, tidak ada manusia yang luput dari dosa, bahkan hal kecil (dosa), bisa iblis gunakan untuk meruntuhkan iman.

Saya mengambil kesimpulan, kunci melawan iblis adalah hati yang bersih, serta penyerahan diri seutuhnya pada penyertaan kekuatan Allah Bapa sendiri, kuasa Allah sendirilah yang harus bekerja atas diri kita. Ketika masih menggunakan atau membawa ego, rasanya iblis akan menang dalam pertarungan ini.

Satu hal yang harus jadi keyakinan semua umat Kristiani. Pada dasarnya iblis itu takut akan Allah, pada kuasa Yesus Kristus, melalui perantara Bunda Maria, dan semua laskar bala tentara surga, Para Malaikat Agung, iblis sangat gentar menghadapi bahkan mendengar nama Nya. Iblis tak akan mampu menghadapi Nya jika kita yakin.

Masalahnya, ketika iblis tak sanggup menghadapi kekuatan Allah, yang diserang adalah pribadi kita yang fana dan penuh dosa. Itulah yang jadi titik lemah dalam tiap prosesi eksorsis dalam tradisi Gereja Katolik.

Itu sebabnya dalam ritual² satanic, mereka selalu melecehkan simbol² Kristus, karena mereka anti-Kristus, mereka hanya mampu menistakan simbol² itu. Simbol² itu tidaklah bisa berbicara, tapi ketika simbol² itu bisa berbicara dan disertai iman, iblis pasti gentar.

Diketahui dari beberapa kejadian, iblis seperti tak gentar dengan salib, mereka bahkan dengan lancang memutar balikan salib, memegangnya, mematahkannya, membakarnya dsb., tetapi apabila simbol² itu semua diimani dan disuarakan atas dasar iman, maka iblis akan gentar bahkan lari tunggang langgang, mereka sangatlah takut akan kuasa Allah.

Tapi kembali lagi ketika simbol² itu hanya kosong atau hampa, tidak ada iman di sana, semua itu hanya sekedar barang saja sehingga iblis akan dengan mudah melecehkannya.

Dalam ritual eksorsis bahasa Latin sudah menjadi bahasa wajib, bahkan iblis lebih paham akan bahasa ini dibandingkan bahasa lokal. Walaupun di beberapa kasus ada iblis yang menggunakan bahasa kuno. Tapi tidak menggunakan bahasa daerah seperti yang sering kita jumpai dalam kasus kerasukan pada umumnya.

"Saha eta?"

"Saha maneh?"

Sisanya kalian tambahkan sendiri. Ini yang jadi pembeda, ketika sosok astral yang merasuki pada kasus eksorsis oleh budaya Kristen dengan yang kasus kerasukan dibudaya lokal Indonesia khususnya.

Nampaknya dalam tradisi Kristen, iblis yang paling utama adalah berasal dari biangnya, antek iblisnya langsung. Bukan setan² kroco macam kuntilanak, genderuwo, wewegombel dan semacamnya. Karena kelasnya sudah jauh berbeda.

Satu lagi, why iblis dalam kasus atau kisah² eksorsis atau kerasukan dengan dasar demonologi Kristen selalu menggunakan sosok suster atau biarawati Katolik. Ini pertanyaan sih? Kemudian, pertanyaan lain, kenapa iblis sangat mudah merasuki wanita.

Mungkin ada yang merasuki pria atau laki² tapi kenapa yang diangkat ke film selalu yang wanita. Mungkin ini sih urusannya soal urusan koreografi cinema, istilahnya begitu menurut saya sih.

Mungkin ini bisa jadi bahan pertanyaan ketika mengikuti seminar eksorsis. Atau mungkin saya yang belum tahu banyak soal data kasus seperti ini, lebih sering pria atau wanita yang jadi korbannya.

Sepertinya itu saja sih catatan saya dari sisi ritual eksorsisnya. Sebenarnya masih banyak tapi saya bingung mengungkapkannya satu², jadi ini saja dulu yang bisa saya tuliskan.


Serba-serbi lain soal film Kuasa Gelap (2024):
Saat scene awal tadi diperlihatkan perayaan ekaristi di sebuah gereja, gereja tersebut adalah Paroki St. Laurensius, Alam Sutra, Tangerang.

Lokasi lain yang digunakan untuk syuting film ini adalah sebuah sekolah Katolik, saya masih belum dapat informasi lengkapnya.

Sebenarnya film ini sudah direncanakan beberapa tahun lalu, tapi terkendala Covid19, sehingga harus mundur dan baru bisa direalisasikan mulai syuting pada Februari 2024 dan rilis filmya di layar lebar di Oktober 2024.

Film ini dibuat dengan riset yang cukup panjang mengenai eksorsis dalam Gereja Katolik, semuanya tidak lepas dari konsultasi dan diskusi dengan pihak gereja. Karena melibatkan secara langsung dan gak langsung  pada simbol² Gereja Katolik. Sehingga perlu keotentikan dan pemastian bahwa tidak menyimpang dari tradisi dan aturan² Gereja Katolik.


Akhir kata, film ini menarik untuk ditonton umat Kristen dan non Kristen yang ingin tahu bagaimana proses pengusiran iblis menurut tradisi gereja.

Karena pada umumnya kasus yang melibatkan energi atau kekuatan iblis hanya 10%, sisanya 90% adalah kasus² yang melibatkan kejiwaan dan solusinya adalah medis. Gereja Katolik sangat berhati-hati dalam menentukan kasus² seperti ini, sehingga tidak bisa sekonyong-konyong dilakukan ritual eksorsis begitu saja.

Baiklah segitu saja bahasan kali ini, cukup panjang sekali ya. Sebenarnya bisa lebih panjang lagi, soalnya banyak sekali yang ada dikepala tetapi bingung merangkaikan kata untuk dituliskan di sini.


Bonus sebagai penutup:
Oh ya pas saya nonton, banyak yang nonton dari orang² non Kristen, mungkin mereka penasaran kali ya atau memang penggemar film genre horor, jadi apapun filmnya mereka ya nonton saja.

Nah di samping saya ada cowo dan cewe nonton film ini, entah mereka ini Kristen atau non Kristen, tapi saya pikir dari non Kristen deh. Si cowonya itu sampai ngorok, tidur, mungkin membosankan bagi dia atau karena dia tidak tahu atau penasaran tapi buat dia sangat membosankan, sampai saya dengar cowo di samping kanan saya ini ngorok dan melakukan beberapa kali gestur bosan.

Saya si nyarankan ya, kalau emang gak perlu nonton ya gak usah nonton daripada terpaksa. Karena jujur si mengganggu, tapi gimana lagi tidak ada yang maksa juga si. Tapi saya pribadi terganggu dengan penonton di samping saya ini. Tapi sudahlah, saya hanya bisa tertawa dalam hati saja.


Beberapa tahun yang lalu saya juga pernah membahas soal eksorsis, postingannya bisa dibaca ditautan dibawah ini, saya link ke blog saya yang lain, sebelum blog ini ada.


Kalau menurut kalian yang sudah menonton, bagaimana pendapatnya, bisa dong tulis dikolom komentar. -cpr

#onedayonepost
#film
#review
#alurcerita
#kuasagelap
#budaya
#umum
#opini
#eksorsisme

Posting Komentar

0 Komentar