Serba-serbi Kamis Putih

Kamis Putih atau Kamis Suci merupakan salah¹ hari dalam prosesi Tri Hari Suci, dimana Kamis Putih ini merupakan satu kesatuaan prosesi hingga nanti Sabtu Suci.

Orang Indonesia lebih mengenalnya Kamis Putih daripada Kamis Suci, ini lebih ke translate bahasa saja yang familiar di Indonesia, jadi apabila ada yang menyebutnya Kamis Suci itu tidak ada perbedaannya ya.

Ilustrasi, gambar diambil dari Bing

Misa Kamis Putih itu adalah pembukaan prosesi, nanti pertengahannya ada Ibadat Jumat Agung dan nanti penutupannya ada Misa Sabtu Suci yang sering kita kenal sebagai Malam Paskah. Barulah nanti digenapi pada perayaan Minggu Paskah, dimana Yesus bangkit dari antara orang mati.

Itu kenapa, pada misa Kamis Putih, kita gak akan menerima berkat penutupan atau perutusan, jadi setelah selesai komuni, dilanjutkan peletakan hosti kudus di tempat khusus, kemudian imam dan pembantu² ekaristi malam itu langsung meninggalkan altar dengan hening.

Nah ini juga seharusnya dilakukan oleh umat, ketika meninggalkan gereja seharusnya hening, urusan becengkrama, bersalaman dll., selayaknya dilakukan diluar gereja.

Setelah misa Kamis Putih ini pun altar itu dibersihkan dari segala ornamen, altar itu harus bersih polos, tidak ada taplak meja, salib, buku² ekaristi, Kitab Suci dll., altar harus bersih dari hiasan apapun, jadi kosong gitu lah tapi tetep ada perabotannya gak kosong melompong gitu maksudnya.

Lalu sebenarnya, pada Misa Kamis Putih itu kita mengenangkan akan apa sih?

✝️ Mengenangkan perjamuan terakhir. Pada saat ini Yesus menetapkan ekaristi secara jelas dan pesannya jelas untuk mengenangkan akan Aku.

Ilustrasi, gambar diambil dari Bing

✝️ Mengenangkan perintah baru, untuk saling mengasihi, sama seperti Yesus yang menunjukan contoh nyata teladan, membasuh kaki para murid-Nya. Sebagai simbol kasih dan pengorbanan. Bukan sekedar prosesi saja.

Ilustrasi, pembasuhan kaki saat malam perjamuan terakhir. Gambar diambil dari Bing

Terkadang banyak yang menilai ini hanya sekedar prosesi saja, terjadi demikian karena tidak memahami makna teologis yang Yesus lakukan itu apa. Manusia cenderung beribadah karena melihat contoh, contoh teladan ini selalu dikenangkan supaya manusia terus mengingat dan memahaminya lebih baik terus-menerus. Jadi bukan sekedar prosesi saja. Memang bukan menjamin manusia lebih baik dengan prosesi ituz tetapi manusia sekali lagi makhluk yang lemah perlu terus diingatkan, teladan ini dinyatakan berulang kali dalam prosesi ini. Terkadang hal ini tidak dipahami banyak orang.

✝️ Mengenangkan kembali, permulaan kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus, dimulai dari penangkapan-Nya di Taman Getsemani.

✝️ Mengenangkan kembali, penyerahan Yesus kepada Bapa-Nya atas penderitaan yang akan dialami. Ini sekaligus jadi teladan buat kita manusia, bahwa disaat menderita, Tuhanlah sumber kekuatan kita, bukan untuk berlalu dari penderitaan itu, tetapi untuk dimampukan melaksanakan penderitaan itu. Jangan pernah meninggalkan Tuhan pada saat apapun, sulit dan senang, semua harus digantungkan pada Tuhan.

Nah pada bagian ini apabila ada yang mempertanyakan, 'Yesus kan Tuhan, lalu buat apa Yesus berdoa untuk dirinya sendiri?' Ini pertanyaan yang kerap jadi 'serangan' pada iman keperyaan kita. Postingan dibawah ini bisa membantu menjawabnya:


✝️ Mengenangkan kembali pengkhianatan Yudas Iskariot, murid Yesus, yang tega menyerahkan Yesus kepada ahli² Taurat, orang Farisi dan imam² kepala, demi tiga puluh keping perak.


✝️ Mengenangkan kembali nubuatan Yesus pada Simon Petrus, bahwa ia akan menyangkal Yesus sebanyak tiga kali sebelum ayam berkokok.

Dua poin di atas bisa jadi bahan refleksi diri dan tirakat pribadi, bahwa kita manusia kerap kali melakukan hal tersebut, menkhianati dan menyangkal Yesus, karena soal materi dan karena ketakutan.


✝️ Pemindahan hosti kudus yang telah dikonsekrasikan ke tempat khusus. Kita diajak untuk beradorasi setelah, selepas misa Kamis Putih, hingga lewat tengah malam. Ini untuk mengenangkan Yesus yang berdoa di Taman Getsemani bersama murid-Nya, hingga sebelum Dia ditangkap.

Adorasi adalah tindakan penyembahan atau penghormatan yang dilakukan oleh umat Katolik terhadap Tuhan Yesus, yang mereka yakini hadir dalam rupa Sakramen Mahakudus (hosti yang telah dikonsekrasi). Adorasi biasanya dilakukan di dalam gereja, di depan tabernakel atau monstrans yang berisi Sakramen Mahakudus. 

Itu dia beberapa poin apa yang kita kenangkan ketika Misa Kamis Putih. Yang jadi dasar gereja arus utama merayakannya karena punya dogma dan teologis dalam memaknai proses kisah hidup Yesus yang tercatat dalam Injil para murid-Nya.


Hal² lain yang perlu diketahui ketika Misa Kamis Putih dalam ekaristi Katolik:

⛪ Tabernakel itu dalam kondisi kosong sejak awal misa dimulai, karena semua hosti dikonsekrasikan di misa ini untuk ibadat Jumat Agung besok.

⛪ Ketika tabernakel kosong, maka ketika masuk gereja sebenarnya tidak perlu berlutut, karena saat itu tidak ada hosti kudus di sana. Jadi duduk seperti biasa saja.

⛪Meskipun ini hari raya Kamis Putih, bukan berarti semua pakaian dan ornamen² yang kita kenakan harus serba putih. Ingat, tidak ada kewajiban dresscoat bagi umat. Warna putih hanya untuk warna liturgi saja. Jadi umat mau pakai baju apapun warnanya silakan, yang penting sopan dan sesuai peruntukannya. Jadi gak perlu sampai repot² beli baju atau pinjam untuk supaya mengenakan warna seragam 'putih'. Banyak umat salah kaprah soal ini. Begitupun dengan hari raya lainnya.

Tidak ada perayaan adorasi 'besar', yang terjadi pada Kamis Putih adalah pemindahan hosti kudus ke tempat khusus, karena pada prosesi tri hari suci ini, altar dikosongkan. Sebagai simbolisasi Yesus yang 'pergi', kita menantikan Dia kembali dari kematian-Nya dan hidup kembali. Jadi sebenarnya prosesi atau perarakan hanya untuk proses pemindahan hosti kudus ke tempat khusus, selain tabernakel utama yang ada di altar gereja. Bisa ditempatkan di tabernakel kapel atau tempat yang disediakan atau dikondisikan khusus untuk hal ini. Itu kenapa, pada prosesi ini, imam menggunakan sibori, bukan monstrans. Terkadang ada gereja yang menggunakan monstran untuk hal ini. Saya mengalami ini ketika dulu bertugas menjadi putra altar di Paroki Bunda Maria Cirebon, kisaran tahun 1999 - 2004. Saat Kamis Putih, Sakramen Mahakudus ditahtakan di monstran dan dibawa perarakan. Saya berpikir bahwa puncak adorasi bersumber dari perayaan Kamis Putih ini. Padahal sebenarnya bisa saja perayaan Adorasi itu berdiri sendiri dengan prosesinya yang lengkap.

⛪ Ketika meninggalkan gereja disaat selesai Misa Kamis Putih seharusnya ditinggalkan dalam keadaan hening, ini mengenang saat Yesus selesai perjamuan terakhir, pergi ke Taman Getsemani dalam keheningan malam, namun sayangnya umat banyaknya lupa diri. Seharusnya pada momen ini kesempatan untuk melakukan sesuatu yang berbeda.


Itulah serba-serbi seputar Hari Raya Kamis Putih yang perlu diketahui dan dipahami, karena memang tidak semua memahaminya. Memang semuanya bisa dimaknai sekedar prosesi jika sebatas mengikuti saja, tapi jauh lebih dalam dari itu, ini seperti momen mesin waktu, kita diajak kembali memutar waktu, mengenangkan peristiwa² yang tercatat oleh para murid-Nya, bagaimana Yesus menetapkan banyak hal, hingga kita gereja masa kini masih mengenangkan peristiwa itu, sebagai mengenangkan peristiwa akan kemuliaan Tuhan sendiri.

Berkah dalem, syalom untuk kita semua, semoga apa yang kita kenangkan ini, mengingat kembali betapa baiknya Tuhan pada kita. Tuhan memberkati kita semua. -cpr

#onedayonepost
#kamisputih
#serbaserbikamisputih
#pembasuhankaki
#tabernakelkosong
#perjamuanterakhir
#ekaristiperdana

Posting Komentar

0 Komentar