Saudara kita yang Muslim punya hijab untuk menutup kepala yang digunakan kaum perempuan. Bagi orang Kristiani, terutama Katolik tidak ada kewajiban penggunaan penutup kepala semacam ini. Meskipun, tradisi pada jaman Yesus 2000 tahun lalu di tanah Yudea, para wanita banyak yang menggunakan penutup kepala.
Jika ingin tahu, bisa lihat Bunda Maria yang lebih sering digambarkan menggunakan penutup kain di kepalanya, itu memang penggambaran tradisi dan budaya pada jaman itu di sana.
Dimana dijaman itu penggunaan penutup kepala sebagai simbol ketaaatan kepada suami, atau dan ayah sebagai kepala keluarga. So, jaman ini jauh sebelum jaman kenabian setelahnya, dimana penggunaan penutup kepala sudah jadi tradisi di sana. Terkadang kan ada suka mengklaim sepihak tanpa memperhatikan sejarah. #hanyaintermesso
Menurut Sumanto Al Qurtuby, yang merupakan profesor antropologi dari Universitas King Fadh, Arab Saudi mengatakan sejarah mencatat sejak tahun 2500 SM sudah ditemukan tradisi penutup kepala. Seperti di kebudayaan Mesopotamia kuno atau Assyria (Suria) ada aturan hukum tata cara wanita berbusana.
Baca juga: Mantila, Kerudung Umat Katolik
Meski begitu, dalam peribadatan agama Katolik juga tidak melarang penggunaan penutup kepala, hanya saja agak berbeda dengan hijab yang saudara kita Muslim perempuan biasa gunakan. Istilah yang akrab ditelinga adalah mantila. Apakah mantila itu?
Ilustrasi | source: katolisitas indonesia |
Seperti informasi yang saya peroleh dari Wikipedia. Mantila adalah tudung atau kerudung yang biasa dipakai perempuan Katolik saat perayaan Ekaristi atau liturgi lain.
Dalam sejarah gereja, penggunaan mantila ini pernah diwajibkan oleh gereja. Hal ini tercatat pada Kitab Hukum Kanonik (KHK) 1262. Semangat pembaharuan gereja saat Konsili Vatikan II pada akhirnya memutuskan tidak lagi mewajibkan penggunaan mantila dan juga tak melarang penggunaannya.
Umat Katolik di beberapa negara masih menggunakan mantila ini, seperti di Amerika Latin, Eropa dan beberapa di Asia.
Mantila yang digunakan biasanya terbuat dari bahan lace sejenis brokat atau kain berenda. Terkadang syal dan skarf atau bahkan kain biasa digunakan sebagai sarana penutup kepala.
Kini mantila disimbolkan sebagai simbol kesucian, kemurnian, kesederhanaan dan kerendahan hati. Mantila atau penutup kepala ini juga dipergunakan pada tradisi pernikahan barat, bahkan juga di daerah lain penggunaan tudung digunakan. Jika mempelai perempuan merupakan seorang janda, dia tidak menggunakan kerudung.
Baca juga: Apakah Maksud dan Tujuan Pemakaian Mantila Sebenarnya?
Nah sekian informasi soal mantila, kerudung atau penutup kepala yang biasa digunakan umat Katolik saat perayaan ibadat. Penggunaan sarana ini untuk membantu kita dalam proses peribadatan. Sekedar sharing supaya paham, sehingga tidak asal bunyi ketika berpendapat. -cpr-
#repost Postingan ini sudah lebih dulu diposting di Naturality Channel dengan judul Penggunaan Mantila, Seperti Kerudung Tapi Bukan Hijab
0 Komentar
Tinggalkanlah jejak dengan berkomentar, maka saya akan berkunjung balik.
Jangan lupa difollow ya.
Terima kasih, berkah dalem. GBU