Hari Raya Kenaikan Yesus Kristus ke Surga

Hari ini, tanggal 13 Mei 2021 kita merayakan Hari Raya Kenaikan Yesus Kristus ke Surga, setelah 40 hari selepas Paskah Tuhan.

Pada hari ini Yesus kembali kepada Bapa-Nya di surga, setelah Yesus meninggalkan banyak hal dengan pengajaran dan perbuatan-Nya, hidup, sengsara, wafat hingga kebangkitan-Nya.

Dihari ini pula memberikan Yesus perutusan kepada para rasul-Nya yang kemudian hingga saat ini dilanjutkan oleh umat² -Nya, melalui Para Gembala Gereja (Bapa Paus, Uskup, Imam, Diakon, Bruder, Suster, dan semua orang yang berkarya menggembala umat). Perutusan Tuhan juga jatuh atas kita, karena kita telah dipilih Yesus (ingat sabda Yesus pada minggu yang lalu, bahwa bukan kita yang memilih-Nya, melainkan Yesus sendiri yang memilih kita).

Bacaan Injil Markus 16: 15-20:
Pada suatu hari Yesus yang bangkit dari antara orang mati menampakkan diri kepada kesebelas murid, dan berkata kepada mereka, "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: Mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." Sesudah berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Tuhan Yesus ke surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Maka pergilah para murid memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Saya mencoba memahami perutusan Yesus ini dengan cara berbeda dengan cara umat Kristen yang lain memahami perutusan ini. Umat Protestan menganggap perutusan ini adalah dengan mengajak jiwa², mengajak mereka yang belum mengimani Kristus Yesus menjadi beriman pada Yesus, dalam arti di-kristenkan.

Sedangkan, pemahaman ajaran Katolik yang selama ini saya pahami adalah, perutusan itu jatuh pada diri kita lebih dulu, bukan pada orang lain. Karena kita yang diutus.

Sebelum perutusan Yesus mengajar banyak hal, semua yang Yesus ketahui tentang Bapa-Nya Dia beritahukan kepada kita melalui murid² Nya dan kini disampaikan kepada kita melalui Tradisi Suci. Hal² baik, cara hidup baik, hukum kasih mengasihi jadi hal utama, mengajarkan hubungan antara Bapa dan sesama adalah penting.


Itu semualah yang diutuskan kepada kita untuk diikuti, dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, Yesus ingin karya Allah itu bekerja dalam hidup kita sehari-hari, sama seperti Yesus sendiri yang mengatakan, Bapa-Ku ada dalam Aku, dan Aku dalam Bapa-Ku. Kita pun diajak demikian, karena Yesus ada dalam kita, kita pun ada dalam Yesus.

Jadi hendaknya kita pun melakukan hal yang sama seperti Yesus yang taat pada kehendak Bapa. Yesus pun menganggap kita sebagai sahabat-Nya, bukan sebagai hamba, jika kita mengikuti perintah-Nya, banyak hal Yesus telah sampaikan, beritahukan apa yang jadi kehendak Bapa-Nya kepada kita.

Jadi, perutusan Yesus pada kita adalah supaya cerminan Yesus lahir dari perbuatan kita kepada sesama, sebagai kepanjangan tangan Yesus sendiri, supaya sesama kita bisa merasakan Yesus itu sendiri, baik yang sudah mengenal Yesus menjadi semakin dalam mengenal Yesus, dan yang belum mengenal Yesus bisa kenal Yesus dalam tindakan nyata.

Bukan sekedar mengajak, "Eh kamu ikut Kristen ya, di Kristen itu sumber kebahagiaan dan bla bla bla, kamu dibabtis ya!" Bukan seperti itu, dari mana sumber kebahagiaan (misalnya) jika hanya diucapkan.

Yesus mengajak dengan tindakan, bagaimana solidaritas itu dilakukan. Itu terbukti dengan solider Yesus mau menderita, mau merasakan penderitaan manusia hingga wafat.


Saya mengambil contoh pemahaman dari ajaran lain, untuk memberikan pembeda, mengajak orang lain dibabtis itu hanya yang tindakan setelah, itu bagian dari proses setelah, itu hanya simbolisasi, tapi yang utama adalah tindakan konkret, nyata dalam perbuatan sehari-hari.

Ini yang bisa saya renungkan, saya pahami dalam hati, menjadi perutusan dalam hidup saya juga, membawa Yesus lebih dulu ada di dalam hati, dinyatakan dalam tindakan sehari-hari, barulah mengisi hati ini, memanggil mereka oleh karena keinginan mereka sendiri mengenal Yesus, bukan sekedar diajak.

Hal ini mengurangi konflik antar agama, dimana sering terjadi miss komunikasi karena ajakan ini menganggap proses Kristenisasi. Setiap tindakan baik, pemberian adalah bentuk Kristenisasi, itu sunggu salah. Menjadi Kristen itu datang dari hati sendiri, setelah melihat dan mengenal Yesus yang sesungguhnya.


Semoga kita dimampukan dalam perutusan ini, Yesus selalu menyertai kita hingga akhir jaman, Dia tidak pergi begitu saja, Dia menyiapkan semua untuk kita yang pantas. Pada akhir jaman Dia akan datang lagi sebagai Raja Agung dan pengadil. Siapkan diri kita untuk berada di sisi-Nya.

Agama besar mencatatkan keyakinan ini, hanya cara mereka melihat saja yang berbeda. Kita beruntung Yesus mengajarkan kita melihat dari sisi Nya, jadi lanjutkan perutusan-Nya dengan iman yang teguh.

Tuhan memberkati kita semua, berkah dalem. Selamat Hari Raya Kenaikan Yesus ke Surga. "Ya Yesus, layakan aku bertemu Dirimu di surga kelak." Amin. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar