Basilika Minor Santa Anna, Penang, Malaysia

Indonesia sepertinya tertinggal dari Malaysia, Malaysia sudah memiliki basilika lebih dulu. Malaysia juga bukan negara yang mayoritas dengan umat Kristennya, tapi sudah mempunyai basilika. Umat Islam di sana juga banyak, walaupun secara proporsi wilayah masih banyak umat Islam di Indonesia. 

Meski begitu, Malaysia sudah punya gereja dengan status basilika, sebuah gelar kehormatan yang diberikan oleh Bapa Suci Paus. 

Mari kita bahas Gereja St. Anna yang mendapatkan gelar basilika ini. 

Kompleks Basilika St. Anna, di Penang. Gambar diambil dari Google

Gereja Katolik St. Anna ini merupakan gereja salah satu paroki (Paroki Bukit Mertajam) dalam wilayah Keuskupan Penang. Gereja ini mengambil nama pelindung St. Anna, dimana setiap kali perayaan nama pelindung gereja (Pesta St. Anna) banyak peziarah yang datang, bahkan dari berbagai negara dari kawasan Asia Tenggara, termasuk peziarah asal Indonesia. Pestanya dilakukan pada 26 Juli. 


Gambar diambil dari Google

Gereja ini didirikan pada tahun 1846. Peletakan baru pertama tahun 1998 dan selesai tahun 2002 dan dikonsekrasikan pada tahun yang sama. 

Pasti heran kan, didirikan  tahun 1846 tapi koq baru dikonsekrasikan tahun 2002. Lha gimana ceritanya? 

Jadi tempat dimana dibangun gereja ini, sejarahnya dimulai tahun 1833. Ketika itu pekerja imigran Tionghoa dan India tiba dari daerah Baru Kawan di Penang. Di sana ada sebuah gereja tapi ini tinggal rentunhan, itu Gereja St. Yohanes Pembaptis . 

Tahun 1840 umat Katolik Tionghoa mulai menetap di kaki bukit Mertajam, mereka bekerja di pertanian dan kebun buah. Saat itu di sana umat Katoliknya hanya 190 orang saja.

Romo Adolphe Couellan, MEP merupakan imam tamu pertama di sana. Ia membangun sebuah kapel di puncak bukit, sekitar dua kilometer dari kota Bukit Mertajam. Fondasi dan batu penjuru kapel pertama ini masih dapat dilihat di lokasi aslinya di Bukit St. Anne hingga saat ini. Inilah asal muasal gereja ini dibangun. Itu kenapa ada jeda waktu tahun yang lama, karena awalnya cikal bakalnya adalah sebuah kapel. 

Catatan tahun babtisnya paroki ini adalah tahun 1846 dan jadi tahun resmi berdirinya Paroki. Seiring waktu bertambahnya umat, pada tahun 1865 dibangunlah sebuah kapel yang lebih besar oleh Romo Maistre MEP. 

Setelahnya berganti kepemimpinan dimana empat tahun setelahnya Romo Allard MEP ditugaskan ke paroki dan menjadi pastor paroki di sini. 

Pada tahun 1883, Romi F. P. Sorin, MEP mengambil alih pimpinan paroki dan melayani selama 15 tahun. Kemudian dibangunlah sebuah gereja yang lebih besar tahun 1888. Romo Sorin akhirnya meninggal dan dimakamkan di lorong utama gereja. Gereja ini dikenal sebagai "Gereja Tua", dan masih ada sampai saat ini. 

Pada masa pendudukan Jepang tahun 1948-an, halaman gereja ini dianggap area terlarang hingga dilabeli 'area hitam.'  Situasi ini membuat misa sementara dipindahkan dulu pelaksanaannya di Kapel Biara Kanak-kanak Yesus. 

Tahun 1960 mulai kembali normal, tahun 1977 aktivitas gereja dikembalikan lagi ke awal dan restorasi gereja mulai dilakukan, gereja baru mulai didirikan. Gereja ini dipergunakan selama 46 tahun. Tahun 2002 paroki pindah kembali ke area makam. Jarak antara gereja satu dengan yang lain kurang lebih 2 km. 

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Gereja yang sekarang diresmikan oleh delegasi apostolik pada 26 Juli 2002. Design atap gereja ini bergaya Minangkabau, menandakan gaya khas Melayu. Fasilitas² pendukung seperti jalan, kantor dll. juga dibangun di kompleks tersebut. 

Tahun 2006 dipasanglah patung² kisah sengsara, yang kita kenal sebagai stasi jalan Salib. Kemudian ada pula dibuat Gua Maria untuk menghormati Santa Perawan Maria diresmikan 26 Juli 2008.

Gereja St. Anna ini juga mengelola dua kapel yaitu Kapel Bunda Maria Berdukacita di Alma dan Kapel Bunda Maria dari Fatima di Berapit. 

Barulah pada tahun 2019, Gereja Katolik St. Anna ini mendapatkan gelar Basilika Minor oleh Bapa Suci Paus Fransiskus melalui konggregasi untuk Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen.

Begitulah kira² catatan singkat mengenai Basilika St. Anna di Penang, Malaysia. Basilika pertama bagi masyarakat Katolik Malaysia. Catatan tahun 2020, umat Katolik di Malaysia hanya 4,63%, populasi umat Kristennya sendiri di Malaysia hanya 9,1% saja. Namun ada kenaikan jika dibandingkan tahun 2010 yang hanya 3,56%. Artinya ada pertumbuhan umat di sana walaupun kecil, bisa juga dikarenakan pernikahan sehingga bertambah populasinya. 

Saya tidak bisa wisata ziarah secara langsung, jadi hanya dari baca²an saja saya bisa membayangkannya. Tapi setidaknya kisahnya bisa diketahui dan dipahami, bahwa sejarahnya cukup panjang. 

Meskipun gereja adalah bangunan semata, namun bangunan ini jadi saksi bagaimana umat Allah berkembang. Memang gereja dibangun bukan hanya fisik terapi juga tubuh gereja yang sejati adalah jemaat atau umat itu sendiri. 

Perkataan itu yang sering digunakan oleh sesama Kristen untuk mengingatkan, bahwa pembangunan tidak hanya fisik tapi juga rohanilah yang terpenting, karena dimanapun berada jika pembangunan rohaninya baik, gereja akan berdiri di sana. 

Sampai jumpa dipostingan bahas basilika lainnya, sementara saya cukupkan, edisi berikutnya menyusul dilain kesempatan. Berkah dalem, Tuhan menyertai kita semua. Amin. -cpr

#onedayonepost
#sejarah
#informasi
#umum
#budaya

Posting Komentar

0 Komentar