Saya tertarik membahas hal ini dari sudut pandang Katolik, soal kenapa aliran ini dianggap sesat atau bidat oleh iman Katolik pada masa Kekristenan mula², sedangkan benih awal itu pada akhirnya jadi perkembangan aliran denominasi Kristen yang ada saat ini.
Postingan ini terpicu dari postingan sebelumnya yang saya terbitkan diblog ini. Untuk melihat dari pov berbeda, bukan untuk mempertentangkan tapi melihat hal yang jadi pembedanya tapi bukan untuk mencampuradukannya. Karena meski kini saya seorang Kristen Protestan aliran Pentakosta, namun saya pernah menjadi Katolik dan cukup banyak memahami pov seorang Katolik. , *disclaimer
Postingan ini bisa untuk menambah pengetahuan para awam Kristen tentang sejarah gereja.
Mengenal aliran Montanisme tidak bisa lepas dari tokoh yang bernama Montanus.
Ybs. adalah seorang pemimpin gerakan apokaliptik pada pertengahan abad ke-2 di Asia Kecil. Sebelumnya Montanus adalah seorang imam dari agama Sibele atau Sibile.
Sibile atau Sibele atau dalam bahasa Yunani disebut Cybele itu merujuk pada Dewi, ibu dari Frigia. Frigia adalah nama tempat yang berada di Asia Kecil. Yang pada perkembangannya Cybele ini menjadi kultus dan menyebar ke seluruh Kekaisaran Romawi.
Dewi Cybele ini dikultuskan pada pegunungan, kota, alam yang subur dan alam liar. Di Roma sendiri dikenal dengan 'Magna Mater' atau Ibu Agung.
Montanus ini adalah salah¹ imam yang memegang atau memahami kultus ini sampai akhirnya dia mengenal Kekristenan mula² yang menyebar dengan cepat kala itu.
Montanus memeluk Kristen setelah dia mengalami ekstase dan menyatakan dirinya sebagai alat Roh Kudus.
Ekstase adalah kondisi kesadaran yang berubah atau pengalaman yang sangat menyenangkan, ditandai dengan berkurangnya kesadaran akan lingkungan sekitar atau peningkatan kesadaran akan sesuatu.
Pada tahun 156 - 157 awal dimulainya nubuat dari Montanus berdasarkan ekstase yang dia alami. Ia mengklaim bahwa Roh Kudus atau parakletos ada dalam dirinya dan Roh Kuduslah yang berbicara melalui dirinya. Ia juga menubuatkan bahwa akhir zaman akan segera tiba dan Yerusalem baru akan dibangun di Pepuza, sebuah desa di Frigia, Asia Kecil.
Pepuza merupakan kota kuno yang mana saat ini wilayahnya di distrik Karahalli, Provinsi Usak, di wilayah Aegea, Turki.
Aliran Montanisme yang dibawa oleh Montanus ini ini makin menyebar setelah ada dua orang nabiah, yaitu Priskilla dan Maximilia. Mereka mengajarkan bahwa dunia akan segera kiamat, dan untuk menyongsong itu orang harus hidup sederhana, tidak menikah, berpuasa lebih lama, dan tidak boleh menghindari mati syahid.
Nabiah Priskilia dan Maximilia adalah wanita yang bersuami, mereka meninggalkan suami mereka untuk melakukan 'penginjilan' yang mereka yakini.
Kondisi ini pula yang coba dilawan oleh teguran Rasul Yohanes melalui suratnya kepada jemaat di Tiatira.
Selain itu ajaran Montanisme ini punya pandangan mereka menolak mengampuni dosa besar misalnya pembunuhan, kemurtadan, dan perzinahan.
Ajaran Montanus ini mendapatkan penolakan dari Gereja Katolik saat itu. Ada tokoh Gereja yang bernama Quintus Septimius Florens Tertullianus, atau Tertulianus, pernah menjadi uskup Gereja Katolik, namun mendukung pandangan teologis dari Montanus pada tahun 206. Hal ini membuat Tertullianus tidak pernah dianggap sebagai salah satu Bapa Gereja oleh Gereja Katolik, karena pandangannya yang 'berbeda' diakhir hayatnya.
Montanus mendapat banyak dukungan dari jemaat di wilayah Afrika Utara dan Asia Kecil.
Pada akhirnya, Montanus memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan gantung diri tahun 195.
Sepeninggal Montanus, ajarannya Montanisme terus berkembang, Gereja Katolik mengutuk dan menganggapnya sesat dan bidat, tahun 200 ajaran ini dikutuk.
Ajaran ini dianggap bid'ah karena kepercayaannya kepada tokoh² kenabian baru. Penolakan ini dilatarbelakangi oleh klaim Montanus bahwa nubuatnya setara atau bahkan lebih tinggi dari Kitab Suci, serta penekanannya pada wahyu baru yang spontan dan gaya hidup asketis yang keras.
Pada mulanya, aliran ini didukung oleh Paus Victor tahun 198. Lalu oleh Paus Zephirinus tahun 217. Padahal pada tahun 200 ajaran ini telah dikutuk. Walaupun pada akhirnya Paus Zephirinus pun mengecam aliran ini.
Montanisme pada akhirnya mulai diperangi pada abad ke-4, oleh otoritas sipil. Raja Konstantinus memerintahkan untuk menyita tulisan-tulisan yang berbau montanis. Kaisar Arcadius tahun 398 mengeluarkan dekrit tentang pembakaran semua karya montanis.
Meski serangan demi serangan pada aliran ini, aliran ini tetap mampu bertahan dan berkembang hingga sampai abad ke-9. Hingga akhirnya dari dasar inilah lahir aliran denominasi Kristen Pentakosta yang bisa dirasakan oleh umat Kristen dimasa modern saat ini, semuanya berawal dari seorang Montanus.
Namun ada kontradiksi lain yang saya temui, ada tokoh Gereja dengan nama Montanus, namun beliau mendapatkan gelar sebagai Santo karena dia wafat sebagai martir. Dan ini tertulis dan ditulis dalam sebuah blog sebuah paroki, berikut link blog tersebut.
Selain itu ada pula blog Paroki St. Vincentius A. Paulo, Malang, juga memberikan informasi terkait tokoh Gereja, St. Montanus. Sama juga yang disajikan adalah foto Tertullianus.
Entah apakah ini adalah dua tokoh yang berbeda, dimana yang satunya Montanus yang diketahui wafat secara bunuh diri tahun 195, yang membawa aliran Montanisme. Satu lagi adalah Santo Montanus dari Kartago.
Tapi jika melihat dari asalnya, yang berasal dari Kartago adalah Tertulianus. Soalnya melihat foto ilustrasi yang ditampilkan adalah gambar dari sosok Tertulianus, dimana di Wikipedia menampilkan foto tokoh bernama Tertulianus yang foto itu ditampilkan pada blog di Paroki St. Andreas, Kedoya, Jakarta Barat, tetapi digambarkan sebagai sosok Montanus.
Sedangkan Montanus yang membawa aliran Montanisme adalah orang dari Frigia, sebuah kota kuno di Asia Kecil.
Pertanyaannya, apakah terjadi typo dalam penyampaian informasi, seperti tumpang tindih informasi?
Segitu saja sepertinya yang bisa saya bagikan, tidak banyak informasi mengenai aliran Montanisme ini, namun dari beberapa informasi yang ada, judgment sesat pada waktu itu adalah karena beberapa hal yang telah disebutkan di atas.
Sehingga itulah yang menjadi dasar aliran Montanisme ini dianggap sesat, bersama dengan beberapa aliran² lain yang pernah muncul pada masa perkembangan Gereja. Judgment ini memang dikeluarkan oleh Gereja arus utama yaitu Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks yang memang sangat disiplin menjaga historis dan tradisi sejak mula-mula hingga saat ini.
Semoga bisa menambah wawasan kita semua. -cpr
#onedayonepost
#budaya
#informasi
#aliransesat
#aliranbidaah
#montanisme
0 Komentar
Tinggalkanlah jejak dengan berkomentar, maka saya akan berkunjung balik.
Jangan lupa difollow ya.
Terima kasih, berkah dalem. GBU