Doa Manakah yang Didengar?

Berdoa adalah salah¹ cara untuk kita berkomunikasi dengan Sang Pencipta yang kita yakini. Berdoa tidak hanya soal meminta tapi juga bersyukur dan berkomunikasi tentang banyak hal.

Selain itu, doa juga kesempatan untuk sesi curhat, karena katanya disarankan curhatlah dengan Sang Pencipta, jangan ke sesama manusia. Meskipun doa dengan Sang Pencipta seperti pembicaraan satu arah, kita butuh kepekaan untuk memahami jawabannya.

Tapi pada post kali ini saya gak akan bahas esensi soal doa, tapi refleksi yang berhubungan dengan konteks doa itu sendiri.

Jadi saya pernah berdebat soal ini dengan rekan kerja yang kebetulan seiman, karena kalau sudah beda 'teologi' (baca: iman) agak sulit melihat sudut pandangnya. Jadi intinya menurut dia (rekan kerja) semua doa itu urusannya antara kita dengan Tuhan saja, jadi hanya direct vertikal, dari bawah ke atas saja.

Sedangkan menurut saya, membaca konsepnya tidak seperti itu. Menurut saya dalam hidup ini semuanya ada keterkaitan satu dengan yang lainnya, tidak sekedar vertinal direct antara kita manusia dengan Pencipta tapi juga dengan sesama.

Jadi ketika kita berdoa kepada ke Tuhan maka akan ada keterkaitan langsung atau tidak dengan yang lain (baca: sesama manusia), karena pada dasarnya kehidupan ini seimbang adanya.

Kita percaya dengan prinsip hidup seperti roda, kadang diatas, kadang dibawah. Ada kaya dan ada miskin, ada beruntung dan ada sial. Semuanya itu saling berhubungan dan saling keterkaitan satu sama lain.

Jadi gak bisa kita hidup terus menerus enak², terus di atas, akan ada prosesnya dimana kita merasakan hal yang sebaliknya. Intinya semua itu saling keterkaitan antar sesama manusia.


Dasar pemikiran saya adalah seperti ini, saya coba kondisikan dengan sebuah sketsa hidup seperti ini:
Ada dua kisah kehidupan, yakni si A yang orang baik (protagonis) dan si B merupakan orang yang antagonis dalam hal ini.

Si A dan si B tidaklah saling mengenal satu sama lain, mereka hanya hidup di universe yang sama, timeline yang sama, hanya tidak mengenal satu sama lain. Keduanya sama² seorang kepala keluarga.

Si B ini dikisahkan orang yang mampu, dia adalah seorang kepala keluarga dengan harta kekayaan yang cukup untuk membiayai beberapa generasi. Hanya saja, si B ini adalah sosok yang sulit berbagi dan enggan untuk berbagi dengan sesama. Bahasa masa kininya adalah pelit.

Sedangkan si A merupakan kepala keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan, hidup pas²an dan perlu perjuangan ekstra keras untuk mendapatkan sesuatu untuk mencukupi kehidupan keluarganya. Meski begitu dibeberapa kesempatan, si A masih mau berbagi dengan apa yang dia punya, meskipun dirinya kekurangan, masih ada rasa iba dan empati pada sesamanya yang kurang beruntung dari dirinya. Dirinya bersyukur dengan apa yang dia miliki saat ini.

Pada saat yang sama, si A mengalami musibah dan membutuhkan dana mendadak dan sangat darurat.

Dilain kesempatan, si B ini juga mengalami musibah kehilangan barang berharga.

Si A berdoa kepada Tuhan dalam kesulitannya, berharap ada solusi akan masalahnya. Begitupun dengan si B, meskipun si B ini sudah cukup hartanya, namun si B ini berdoa untuk dipertemukan lagi dengan apa yang hilang itu. Keduanya sama² berdoa, lalu kira² doa manakah yang didengarkan oleh Nya?

Jawabannya, kedua doa itu pasti didengarkan Nya. Tapi manakah yang dikabulkan?

Dalam hal ini jika kehidupan nyata kita gak akan pernah tahu apa yang Tuhan perbuat untuk hidup kita.

Tapi karena ini adalah sketsa, dikisahkan, Sang Pencipta dan Maha Pendengar dan Maha Pengabul, mengabulkan doa si A.

Si A dengan tak sengaja dipertemukan dengan barang hilang itu dan memanfaatkannya untuk membiayai musibah yang tengah dialami. Si A sangat bersyukur saat itu, dimana doanya dijawab oleh Tuhan. Sedangkan si B akhirnya tidak menemukan apa yang dia cari.

Dari situasi sketsa itu bisa diambil refleksi bahwa si A mendapatkan apa yang dia harapkan melalui doanya, sedangkan si B tidak demikian. Tapi apa yang bisa diambil dari peristiwa yang dihadapi si B? 

Sebenarnya si B diajak untuk berefleksi diri, dia kehilangan sesuatu atas apa yang dia gak pernah berikan untuk orang lain atas kemampuannya.

Pernah dengar, pepatah ketika kita kehilangan sesuatu, itu adalah cara untuk mengingatkan kita bahwa ada yang kurang dalam hidup kita, ketika kita kurang berbagi maka ada yang diambil dari kita tanpa persetujuan dari kita. Tapi barang siapa memberi dengan keiklasannya, maka dia akan memperoleh dari apa yang tidak pernah dia duga.


Saya coba berfeleksi lagi dari sebuah meme yang saya temukan di internet, saya pikir ini berhubungan dengan apa yang saya perdebatkan dengan rekan sekerja saya itu.


Apa yang bisa kalian maknai dari gambar di atas?

Seekor rusa tengah berlari ketika dikejar cheetah yang tengah lapar. Cheetah mengejar buruannya karena dia lapar dan dia berharap makan, dia berusaha mencari dan dia mendapatkan kesempatannya.

Sedangkan rusa ini berlari berusaha melepaskan diri dari bahaya yang mengejarnya, jika tidak maka dia akan mati. Keduanya berdoa agar mendapatkan apa yang diinginkan.

Pertanyaan yang sama, doa mana yang didengar?

Jawabannya saya kembalikan pada kalian masing² untuk merefleksikannya. Saya sebenarnya ingin tahu bagaimana sudut pandang rekan kerja saya itu melihat gambar itu.


Bagi saya hidup kita adalah seperti yang tergambar dalam sketsa dan gambar di atas. Keberuntungan dan kemalangan adalah proses hidup. Ketika kita tidak mendapat apa yang kita harapkan bukan berarti apa yang kita doakan tidak diwujudkan, tapi ada sesuatu dibalik itu semua.

Kita tidak bisa berpikir sempit, bahwa hubungan kita ya hanya antara kita dan Tuhan saja. Kita juga hidup dengan manusia² yang lain yang juga mengandalkan Tuhannya untuk berharap. Jadi jangan berpikir hanya kitalah yang paling terberkati atau sebaliknya.

Cobalah untuk selalu merenungkan apa yang terjadi dalam hidup ini. Tidak mudah memang, apa yang saya tulis ini juga bentuk refleksi untuk diri saya sendiri.


Bahasan selanjutnya sebenarnya bisa dilanjutkan soal bagaimana sih berdoa yang baik dan benar? Tapi gak disesi ini dan saya nampaknya belum bisa membahasnya.

Segitu saja sih sharing dari saya, semoga bisa jadi bahan refleksi bersama. Jangan jadi manusia yang egois, apa² soal dirimu sendiri, sedangkan mengabaikan orang lain. -cpr

#onedayonepost
#sharing
#kisahinspiratif
#renungan
#opini
#postingpribadi

Posting Komentar

0 Komentar