Salahkah Orang Katolik Sifatnya Sempit Bak Katak dalam Tempurung?

Natal telah berlalu, dalam kalender liturgi peristiwa besar setelah ini adalah Paskah, dimana di sana Yesus berkorban untuk kita semua, tanpa pandang berdosa atau tidak, yang pasti Yesus wafat dan bangkit untuk umat berdosa.

Prinsipnya adalah tidak pilih², itu sederhananya. Apakah memahami?

Saya ambil contoh keseharian sesama umat manusia. Kita punya saudara beda iman, berprinsip membantu atau yang layak dibantu adalah yang seiman dan sehaluan, karena lain dari mereka adalah kafir. Bukan begitu?


Postingan ini lahir dari sebuah kegelisahan sesama umat Kristiani, sesama Katolik yang seperti tertulis dijudul, "salahkah umat Katolik punya sifat sempit?"

Hmm, bagaimana sih maksudnya? Sini saya jelaskan ya.

Tiap Paskah, suatu komunitas Kristiani di sebuah perusahaan selalu punya agenda 'berbagi kasih' sebagai peringatan Paskah.

Beberapa kali momen Paskah, dan ketika kita tengah menggodok acara, selalu ada statement, berbagi hanya pada yang seiman, gak usah yang ke "tetangga".

Ketika pertama kali mendengar okelah tapi tiap tahun saya sering mendengar statement ini, akhirnya saya bisa mengambil kesimpulan, bahwa yang berstatement ini berpikiran sempit, bak katak dalam tempurung. Apakah itu teladan Yesus yang dia terapkan?

Yesus yang mana yang dia ikuti?

Justru membuat orang lain di luar Kristus merasakan kasih Kristus itu lebih baik. Jika kita sesama seiman sudah sering merasakan itu, kenapa tidak membagikan kepada yang diluar Kristus?

Memang kita pahami betul, banyak di dalam Kristus, saudara seiman yang perlu dibantu. Itu betul. Tapi tidak dengan statement "katak dalam tempurung" dimana "berbagi hanya pada yang seiman saja."

Apa bedanya dengan saudara kita yang beda iman yang sering sekali mengumbar statement serupa di khalayak umum dan sesama umatnya hingga di mimbar² keagamaan dalam ceramah keagamaan.

Jujur saya tidak simpatik setelahnya dan itu jelas tidak membawa dan mengenalkan Yesus ke yang belum mengenal Dia.

Apakah dia saksi Kristus? Saya rasa tidak dia hanya membawa damai untuk dirinya sendiri.

Saya tidak ada niatan menghakimi sebenarnya, awalnya hanya bertanya saja. Tetapi dengan melihat kelanjutan statement seperti ini akhirnya membuat 'hati jahat ikut bekomentar'.

Jika kalian merasa yang membaca ini saya seperti menjudge, mungkin ada benarnya, karena sifatnya menurut saya sangatlah toksik, dan bukan soal ini saja, banyak hal lain yang mendukung.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Lalu seperti apa sih seharusnya?

Yang saya pahami, membantu atau menolong itu tidak pandang bulu, tidak melihat dari agama mana, keyakinan apa, ras apa, teman siapa, bahkan hingga musuh sekalipun.

Kristus ajarkan kita kasih, kasih itu bukan hanya pada seiman, tapi pada semua manusia dan makhluk ciptaan Nya.

Siapa yang ada di depan mata, yang perlu dibantu ya dibantu. Jangan, ketika di depan mata yang layak dibantu adalah beda iman, beda keyakinan, beda ras dll. berbagai jenis pembeda menurut dia, tidak dibantu, malah yang jauh diujung sana hanya karena alasan seiman, seyakin, ras sejenis dll. dibantu.

Ada baiknya membantu semua, jika tidak bisa, mulailah dari yang terdekat lebih dulu.

Itu sih logika saya, bukan malah mempersempit kasih Tuhan, kita ini adalah tangan Tuhan untuk memberikan rahmat Nya ke semua makhluk ciptaan Nya, bukan lantas kita pilih².

Biarkan saja saudara yang lain menggunakan prinsipnya yang pilih², kita ini anak² Kristus harusnya lebih cerdas menyikapi.


Tapi sudah lah, itu kembali ke hak dia sih yang mau berpikir demikian, walaupun mengaku Katolik.

Terkadang hal yang buat saya jengkel adalah ketika keimanannya diukur dengan rajin gereja, doa ini itu tapi defisit dalam hal perilaku dan bagaimana berinteraksi dengan sesama manusia.

Ingat ini bukan berarti menganggap rajin gereja, doa dll. itu gak baik, yang baik adalah melakukannya semua dengan seimbang. Jangan sok suci di depan orang tapi perilakunya gak sesuai dengan apa yang diimani. Parahnya ketika yang melakukan adalah seorang yang sudah matang secara umur namun tidak bisa memberikan panutan pada yang masih muda².

Ironis sih ya tapi ini hidup, terkadang kita perlu juga membaur dan hidup bersama dengan orang seperti ini supaya kita belajar, mana yang baik dan yang buruk.

Walaupun pada dasarnya si pelaku gak pernah menyadari apa yang dilakukannya kurang baik.

Begitu saja sih renungan dan refleksi saya kali ini, sebuah catatan dari keprihatinan, sebuah sifat yang sejak dulu hingga kini gak pernah berubah, masih saja memelihara sifat seperti itu. -cpr

#sharing
#toksik
#rasis
#katakdalamtempurung
#sifatburuk
#katolikktp

Posting Komentar

0 Komentar