Semua Agama Saling Phobia Satu Sama Lain

Postingan ini adalah opini dari saya, yang tergelitik berkomentar menonton video pendek dari kanal berita, soal pencopotan label yang tertempel pada tenda sumbangan dari salah¹ pemeluk agama lain, yang di sini jelas dari kelompok Kristiani.

Opini atau pendapat pribadi ini hanya untuk dikonsumsi kalangan sendiri, bagi yang merasa bukan satu kalangan lebih baik skip postingan ini jika menemukannya. Ini saya sampaikan sejak awal, supaya tidak menjerumuskan anda yang punya iman lemah dan yang mendepankan emosi daripada akal sehat.

Ini ilustrasi kondisi yang terjadi di dunia, apa yang terjadi tergambar pada sketsa sederhana ini. Kalau tidak salah Gambar ini adalah karya dari seorang Muslim, good karikatur, relate sekali. Gambar diambil dari Google.


Jadi label² itu dicabut karena dianggap meresahkan, istilah yang biasa diungkapkan adalah "kristenisasi". 

Padahal nih ya, jika dilakukan pembuktian terbalik nih ya, jika ditenda itu ada label tulisan Arab saja deh, terus dicabut dilepas dan dibuang karena dianggap "islamisasi", itu yang ngasi sumbangan langsung mencak², berteriak "ini penistaan agama!" Kepada yang takut diperlakukan "islamisasi". Nanti mereka berkomentar, "Wah itu mereka kelompok Islamofobia!"

Satu komentar saya di sini, "Huhahahaha hahahaha, bruakakakakakakak!"

Ironis dan miris bukan. Intinya memang tidak ada keadilan, yang ada itu mau menang sendiri. #jelasss


Tapi bukan itu yang mau saya komentari. Saya ingin menyampaikan bahwa setiap agama itu ternyata punya phobia terhadap satu sama lain.

Mereka yang Muslim selalu mengatakan, jika ada negara barat, yang mengeluarkan travel notice atau warning kepada seseorang, penceramah misalnya.

Bagi negara barat, penceramah ini dianggap radikal, dan bisa memicu perpecahan, maka mereka memberikan notice kepada orang tersebut sehingga 'dilarang' masuk negaranya. Hal ini sering diprotes, dengan mengatakan bahwa "negara barat Islamofobia".

Contoh: Kasus UAS yang ditolak di Singapura, kemudian Zakir Naik yang ditolak di Inggris dan India dan beberapa negara lain.

Kini dengan cara yang sama, negara² barat atau mungkin orang Kristen atau mungkin orang² berkeyakinan lain bisa mengatakan hal sebaliknya tentang agama mereka. Dengan melihat contoh pelepasan label keagamaan yang terjadi di Cianjur.

Apa itu?

Bahwa mereka sendiri ternyata Kristenfobia! Kenapa gak? Lha iya, masa dengan label gereja saja, label salib, label natal dll. mereka takut di Kristenisasi! Kan goblok!

Mereka berpikir, mudahnya sekali menjadikan seorang Kristen. Itu pemahaman yang sangat tolol.

Kenapa bisa begitu? Itu karena mereka berpikir dengan mudahnya masuk ke agama mereka, jadinya mereka menganggap hal yang sama pada keyakinan orang lain. Itu sumber ketakutan mereka.

Padahal menjadi seorang Kristen itu gak mudah, apalagi menjadi seorang Katolik. Itulah memang tipe dan ciri mereka dimana terlalu 'katak dalam tempurung', sulit memahami pengetahuan lain.

Terbukti dengan para mualaf² yang ngaku nya anak Pastor lah, mantan frater lah, pernah kuliah di universitas patikan lah, mantan susterlah dll., namun apa yang mereka sampaikan itu keliru semua, ngawur malah dan imajinasi saja. Itu bukti bahwa mereka gak mengenyam pengetahuan yang benar tapi hanya asal bunyi, asal ceramah sebagai mualaf dan laku dipanggil kemana-mana. Seperti yang baru² ini pemahaman soal "unclean spirit" 🥱

Bahkan ada hal yang paling menarik yang jadi ketakutan mereka, di sini saya katakan "Kristenfobia". Jadi mereka itu takut imannya berubah karena mengkonsumsi apapun yang diberikan oleh orang beragama lain, dalam hal ini orang² Kristen.

Jadi kalau mereka mengkonsumsi apapun dari orang kafir itu, maka nanti ada spirit jahat yang akan mengubah mereka menjadi kafir.

Tolol bukan, masa iya iman mereka sungguh lemah sekali! Sangat amat lemah, masa iya iman mudahnya digadaikan dengan barang, itu anda beragama atau bagaimana.


Kesaksian iman dari petinggi agama Kristen Ortodoks Indonesia, Romo Daniel Byantoro, dulu dia kecil lahir sebagai seorang Muslim, dan besar dari keluarga Muslim. Dimana ketika kecil, kakeknya pernah bilang, jangan makan apapun yang diberikan orang Kristen, nanti akan jadi kafir juga, intinya seperti itu. Dan ternyata terbukti, Daniel Byantoro akhirnya menjadi Imam, dan memeluk Kristen dan bahkan jadi pemuka agama dari Kristen Ortodoks, salah¹ denominasi Kristen.

Inilah yang mungkin jadi salah¹ contoh ya, "Kristenfobia" mereka.

Padahal agama dan keyakinan adalah hak dari tiap² manusia yang sudah bisa memilih. Kepada siapa menggantungkan hidup, siapa junjungannya, kepada Yang Esa langsung atau hanya via calo.


Membahas hal sebaliknya, "islamofobia" yang dikhawatirkan oleh orang² negara barat atau orang² Kristen, atau agama lainnya bukan soal takut imannya digoyahkan. Bukan itu!

Tapi pada sifat² radikal, memaksakan kehendak, memecah belah, membunuh dan menghancurkan kelompok² lain yang gak sependapat, seiman dan sekeyakinan dengan mereka. Itulah alasan mendasar kenapa muncul "islamofobia". Bukan soal ketakutan iman goyah, itu alasan sangat rendah sekali. Orang Kristen sejati gak pernah takut dicobai!

Meski tidak semua Muslim bersifat seperti itu, Muslim yang baik pun ada banyak. Tetapi lebih banyak mereka yang seperti itu berpola pikir sempit.

Seperti halnya mereka yang menjadikan kasus Romo Daniel yang murtad setelah mengkonsumsi pemberian orang kafir. Atas dasar itu dan kasus² serupa, akhirnya orang Muslim mencap dan menjadikan ketakutan² bahwa kalau konsumsi apapun dari orang kafir maka menjadi kafir, dianggap benar dan terbukti adanya.

Sama saja, gara² ulah segelintir banyak Muslim yang radikal, merusak, membunuh, dan menghancurkan itulah, muncul "islamofobia" dan kita menggeneralisir bahwa kebanyakan Muslim seperti itu.

Itulah alasannya, jadi intinya, mau Kristen dan Muslim atau mungkin agama lain berpandangan, masing² punya ketakutan antar sesamanya sendiri.

Salah¹ alasannya seperti yang saya kemukakan tadi, mungkin jika digali lebih dalam makin banyak lagi alasan yang menyebabkan munculnya fobia antar masing².


Untuk menyelesaikannya sebenarnya mudah saja, pertama jadilah cerdas. Ini yang bodoh², yang bego² dan yang nalarnya cukup rendah dan mungkin yang imannya cetek, tolong diperdalam, banyak² mencari informasi supaya pintar dan yang imannya cetek tolong itu dikuatkan imannya. Iman bukan soal bacot doang, berucap dan rajin ibadah tapi makna ibadahnya gak paham sama sekali.

Dunia sudah berubah bung! Saat ini bukan lagi jaman khilafah, saat ini adalah jaman kita saling berbaur dalam perbedaan, apapun yang diyakini, bukan merasa diri paling benar karena datang belakangan.

Semua keyakinan punya pemahaman masing², benar menurut intern mereka, dan bukan hak kalian juga menganggap karena datang belakangan jadi paling benar. Kalau mau beradu seperti itu, kita buktikan dengan sejarah saja, by data dan bukan by imajinasi, sejarah dan catatan² sejarah lebih cukup bukti membuktikan semuanya, gak perlu banyak berimajinasi.

Jika tidak mau pembuktian sejarah ya sudah, kita hidup saja berdampingan ya, gak perlu lagi ketakutan satu sama lain dan gak usah mengedepankan kekerasan dan merasa diri paling benar.

Solusinya cukup mudah namun hanya sulit dilakukan karena dalil² orang² tertentu yang berbeda memahami maksud tujuan sebenarnya agama itu ada.


Saya memang agak keras, menggunakan kata² 'kasar' karena saking jengkel dan kesalnya melihat kelakuan mereka ini, yang buat geleng² kepala. Mau menang sendiri tapi itu salah kaprah.

Jadi inti dari postingan ini, masing² agama itu punya ketakutannya sendiri² satu sama lain. Jadi ketika masing² sudah menyadari, ya hendaknya lebih cerdas dan diluruskan dengan informasi yang benar.

Perkuat saja iman masing², masa iya iman anda kalah sama barang, sama uang dan sama makanan. Gak malu apa dengan iman yang kalian yakini selama ini?


Buat kita yang Katolik, kita kan sudah tahu orang² ini sulit memahami apa arti solidaritas tanpa memandang SARA, lain kali dan kedepannya dan memang sudah dilakukan, jangan lagi kita bawa² identitas.

Biar mereka ini justru ketipu, mereka pikir seiman, ternyata tidak. Biarkan mereka terkecoh, dengan perbuatan baik kita, yang mereka pikir adalah sesaudara eh ternyata beda iman. Tapi mereka heran koq baik.

Karena begini, warga Indonesia terutama ini selalu mengedepankan pertanyaan: "Apa agama mu?" Jika seagama baru dirangkul. Tapi kalau beda, ya lihat saja komentar selanjutnya.

Sama seperti contoh, ada orang berbuat baik, kebetulan namanya adalah menggunakan nama lokal, nama² Indonesia banget. Orang awam langsung mengecap, pasti dan menganggap orang ini seiman dengan mereka. Orang baik ini memang gak menunjukan identitas dia siapa, dari agama apa dan latar belakang apapun. Tapi karena orang ini baik, memahami agama mereka, pokoe orang ini dianggap takwa. Padahal dia paham agama tertentu itu karena belajar untuk saling memahami. Mereka ini langsung mengecap orang ini seiman. Tapi mereka akan shock jika tahu orang ini beragama lain. Ada rasa malu, permohonan maaf dan sebagainya. Itulah yang sering terjadi.

Nah usahakan kita berlaku demikian, buatlah mereka terkecoh dengan perbuatan baik tanpa memperlihatkan identitas apapun.

Bukan berarti kita tidak bangga dengan agama kita, bukan, bukan seperti itu. Tapi ini adalah cara mendidik dengan mempermalukan mereka dengan pola pikir mereka sendiri.

Kita gak perlu lagi membalas kejahatan dengan kejahatan seperti yang umum orang² radikal lakukan. Lakukan saja yang baik untuk membuat mereka malu atas klaim² sepihak mereka.


Sekali lagi, postingan ini dibuat untuk kalangan sendiri, bagi yang gak berkenan memang tak perlu membacanya. Apa yang tertulis ini adalah gambaran realita di negeri ini.

Bagi yang sudah baik ya pertahankan. Karena kita tidak ada niatan buat mengajak anda pindah agama. Karena bukan kita yang memilih anda, tapi Yesus sendiri yang memilih anda jika memang anda dipilih, jika tidak ya gak masalah.

Toh pada akhir jaman kelak, kamu akan bertemu Yesus sebagai pengadil, atau Isa yang kamu maksud. Tapi nanti pada saatnya itu, coba tanyakan sendiri kepada Beliau, apakah benar apa yang tertulis dari kitab mu, Dia itu Isa atau Yesus Kristus, Immanuel.

Segitu saja postingan kegelisahan saya, mengomentari soal pencabutan label² identitas atas sumbangan yang diberikan salah¹ komunitas keagamaan Kristen kepada korban gempa bumi di Cianjur. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar