Saat Liturgi Jumat Agung, Tidak Ada Tanda Salib Diawal dan Akhir

Pernahkah dibuat bingung saat ibadat Jumat Agung? Mimin baru ngeh ya saat mengikuti ibadat Jumat Agung tadi.

Hehe, padahal ya mimin itu mantan misdinar, dan hampir tiap Jumat Agung ya ikut ibadat, tetapi mimin baru menyadari kemarin koq saat mengawali ibadat dan mengakhirinya tidak ada "tanda salib".

Ibadat Jumat Agung diawali dengan keheningan, rombongan misdinar dan imam/ romo/ pastor menuju altar, tidak ada iringan lagu pembuka, semua hening, sampai akhirnya imam tiba di depan altar dan melakukan ritual 'tiarap' di altar. 

Gambar diambil dari IG @instakatolik, sebagai ilustrasi apa yang sedang dibahas pada postingan ini. 


Setelah itu imam bangun dan naik ke altar dan memulai ibadat dengan tidak mengawalinya dengan "tanda salib", imam langsung masuk ke pengantar pembukaan dan lanjut doa pembukaan, dan lanjut ke liturgi sabda.

Lalu pertanyaan kenapa? Mimin coba cari tahu dan membagikannya di sini supaya kita paham tidak sekedar boleh dan tidak boleh, dilakukan dan tidak dilakukan, seperti yang dilakukan saudara kita yang beragama lain, orang Kristiani harus memahami apa maksud dari suatu symbol atau apapun dalam ibadahnya. 

Jumat Agung merupakan satu kesatuan dari Tri Hari Suci yang diawali dari Kamis Putih. Perhatikan dengan seksama, ketika Kamis Putih pada akhir misa, imam pun tak memberikan berkat "tanda salib", setelah doa penutup imam melanjutkan dengan proses penghormatan Sakramen Mahakudus, lalu umat keluar gereja dengan hening, dan dilanjutkan dengan tuguran.

Sejak berakhirnya misa malam Kamis Putih itu sampai dengan misa malam Paskah sama sekali tidak ada berkat dan tanda salib.

Perlu diketahui bahwa setiap hari dalam satu tahun liturgi selalu ada perayaan Ekaristi kecuali satu hari yaitu pada hari Jumat Agung. Pada hari ini perayaan Ekaristi ditiadakan bahkan semua pelayanan sakramen lain kecuali sakramen tobat dan perminyakan suci.

Alasannya teologis yang perlu kita ketahui bersama, bahwa setelah malam perjamuan terakhir itu Kristus yang adalah pengantin Gereja (pengantin pria) telah meninggalkan Gerejanya (pengantin wanita) dan masuk ke dalam kesengsaraanNya, bahkan Ia mengalami kematian tragis di atas kayu salib.

Hal ini telah dikatakan Yesus sendiri dalam Markus 2:20, tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

Ketika imam melakukan tindakan sakramental ia bertindak sebagai In Persona Christi. Maka tindakan imam berupa tanda salib dan berkat itu juga ditiadakan dengan mengingat Yesus sedang meninggalkan GerejaNya dan berada di alam lain yaitu alam maut.

Kesimpulannya, "tanda salib" dalam ibadat Jumat Agung memang tidak ada dengan alasan pada hari itu Yesus sedang meninggalkan Gereja, ia sedang ada dalam kesengsaraan dan wafat.

Baca selengkapnya ditautan dibawah ini, ini sumber rujukan informasi yang mimin bagikan di sini, supaya mimin dan kita semua paham mengenai katekese² dalam liturgi, supaya kita tak sekedar mengikuti misa atau ibadat begitu saja, tapi juga harus paham makna dan isi dari apa yang kita lakukan.




Dan itu memang salah satu ciri khas dari ibadat Jumat Agung. Hmm, 😅, memang agak keterlaluan seorang Katolik sampai usia 35+ tahun baru menyadarinya. Mudah²an kalian tidak mengali ini ya, agak memalukan sih, tapi mimin coba share supaya kita jadi paham.

Selain 1 poin yang mimin bahas di atas, ada beberapa poin lain yang kamu harus tahu dalam liturgi Jumat Agung, yang mimin peroleh informasinya dari media sosial Komsos KWI @komsoskwi.

#1 Liturgi hari ini (Jumat Agung), bukanlah misa tetapi ibadat Jumat Agung. 

*masih banyak kita orang Katolik masih salah kaprah soal misa dan ibadat ketika Jumat Agung

#2 Warna liturgi yang digunakan adalah merah, sebagai tanda kemenangan Yesus atas maut melalui wafat-Nya di kayu salib. 

#3 Imam memakai luviale dan melakukan gerak simbolis tiarap atau berlutut di altar. Sebagai tanda pengorbanan dan pemberian diri Yesus yang total. 

#4 Ada doa umat meriah, Gereja memohonkan 10 ujud doa untuk kepentinga  gereja universal. 

#5 Penghormatan salib. 

#6 Imam menutup ibadat ini dengan mengulurkan kedua tangannya ke atas umat, tanpa disertai dengan pemberian "tanda salib".


Itulah kira² informasi katekese soal liturgi Jumat Agung yang perlu kita orang Katolik tahu dan pahami, tidak sekedar tahu tapi memahami. 

Catatan ini membantu mimin juga memahami. Kelemahan kita orang Katolik ya seperti ini, oleh karena itu selama kita hidup sebagai orang Katolik nanti hingga ajal, teruslah belajar mengetahui dan memahami iman kita. 

Sampai jumpa di catatan mimin yang lain. Ini jadi catatan setelah beberapa lama mimin hiatus membagikan informasi di blog ini. Selamat mengikuti sisa prosesi Tri Hari Suci hingga Paskah nanti. -taize-

Posting Komentar

0 Komentar