Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Iman Katolik memahami tentang Trinitas, Tritunggal Maha Kudus. Allah dalam tiga rupa Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus. Hari ini adalah peringatan Hari Raya Tritunggal Maha Kudus.

Melalui renungan pada perayaan Tritunggal Mahakudus, kita diajak untuk memahami kekuatan dari Trinitas yang kita yakini, tidak sekedar kita yakini tapi juga diresapi sehingga mampu menjadi penuntun dalam kehidupan dan berkarya seperti karya Allah di dunia melalui Putera Nya, Yesus.

Ciri khas orang Katolik adalah tanda salib. Tanda salib adalah simbol Trinitas: Bapa, Putera dan Roh Kudus. Lalu bagaimanakah kita melakukan tanda salib? Apakah kita mengucapkannya ataukah hanya ngebatin di dalam hati? "Dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus".

Sebelum menjawab itu, ada baiknya kita merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Pernahkah kita mengungkapkan cinta pada orang lain? Apakah hanya di dalam hati ataukah diucapkan? Tentunya diucapkan, "Aku cinta kamu!" Kenapa? Dengan mengucapkan dengan kata, sebagai bentuk nyata cinta kepada dia yang kita kasihi. Berbeda dengan kita hanya diam, dan berkata dalam hati. Orang yang kita sayang tidak akan tahu.

Oleh sebab itu, ketika kita membuat tanda salib. Hendaklah kita mengucapkannya, dengan mengucapkan itu adalah wujud ungkapan kita. "Demi nama Bapa", memberikan berkat pada pikiran kita agar selalu terarah pada Bapa di surga. Supaya kita selalu berpikiran positif, sama seperti cara berpikir Allah Bapa. "Dan Putera" merupakan wujud kasih Allah melalui Putera Nya Yesus. Di sini kita diajak untuk menyadari akan karya Allah melalui Putera Nya, Yesus. "Dan Roh Kudus", Roh Kudus memberikan penyertaan dan kekuatan untuk terus berkarya nyata.

Kebiasaan baik dalam keluarga, misalnya suami kepada istri, saling memberkati "dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus", begitupun orang tua terhadap anak, baik sebelum aktivitas, sebelum tidur. Hendaklah saling memberikan berkat berupa tanda kemenangan yang tersimbolkan dalam tiga rupa Allah, Bapa, Putera dan Roh Kudus. Agar supaya apa yang terkandung dalam-Nya bisa jadi penuntun dalam hidup kita dan keluarga kita.

Konsep ini pula yang terkadang membuat orang Kristen terjebak, ketika ditanya, seperti apakah itu trinitas? Apakah orang Kristen menyebah tiga Tuhan? Apakah Tuhan dipernakan dll? Pertanyaan yang bisa saja bagi orang Kristen yang 'lemah', akan sulit dan pusing dengan hal ini.

Mimin mendapatkan sebuah penjelasan yang mudah, tentang bagaimana menjelaskan konsep ini, yang mungkin mudah dipahami oleh orang yang tidak peraya, namun juga bukan jaminan mereka akan percaya setelahnya, tapi setidaknya membantu orang memahami konsep yang kita yakini sebagai orang Kristen.


Konsep Tiga Lilin
Konsep ini sejak awal dipahami bahwa Tuhan Allah punya karya yang serba maha terhadap dunia dan segala ciptaanNya. Kita sebagai manusia tidak berhak untuk mengkerdilkan apa yang bisa dilakukanNya. Apapun itu, apapun yang Dia kehendaki, akan terjadi.

Ada sebuah lilin, lilin pertama menyala. Api yang menyala melambangkan kuasa Tuhan Allah. Bagi orang Kristen, menganggapnya sebagai Bapa, merujuk pada Yesus yang selalu menyebutnya demikian dalam setiap karyanya. Tuhan Allah menciptakan segalanya dimaknai bisa berkarya di dunia ini dengan kuasanya, dengan simbol api.

Ada lilin kedua, yang belum menyala, kemudian lilin tersebut dinyalakan dari lilin pertama, hingga lilin kedua menyala. Saat ini ada beberapa lilin yang menyala? Dua. Lalu, dari mana sumber api yang menyalakan lilin kedua? Dari lilin pertama. Jadi, api dililin satu dan dua adalah api dari sumber yang sama, artinya satu api (baca: kuasa). Lilin kedua ini, orang Kristen memaknainya sebagai Yesus Kristus. Segala karya dan kuasa yang dilakukan Yesus berasal dari Tuhan Allah, Bapa Nya.

Dia lahir dari rahim Santa Perawan Maria, dia dibabtis, hidup, sengsara hingga bangkit. Selama hidupnya Dia mengajar atas kuasa Bapa Nya, melakukan mukjijat atas kuasa Bapa Nya. Seperti sabda Yesus ketika mengajar, "Tidak ada seorang pun yang akan bertemu dengan Bapa, tanpa melalui Aku. Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku." Sebuah konsep ajaran yang bagi orang Kristen dipahami sebagai iman.

Ada lilin ketiga, lilin yang awalnya tidak menyala. Lalu kemudian dinyalakan dari api lilin kedua. Pertanyaannya sekarang, ada berapa lilin yang menyala sata ini? Tiga. Lalu apakah lilin yang menyala dari lilin ketiga berasal dari api yang sama? Iya pastinya. Meskipun ada tiga lilin yang kita lihat, namun apinya berasal dari satu sumber.

Bagi orang Kristen, lilin menyala ketiga ini dimaknai sebagai Roh Kudus. Dimana sebelum Yesus bangkit, Yesus bersabda bahwa Aku akan menyertaimu dengan dan Roh Kudus dan akan menyertai kita sampai akhir jaman. Dia akan kembali datang sama seperti ketika kita melihat Dia naik ke surga. Setidaknya itulah iman orang Kristen memahaminya. Roh Kudus datang kepada para rasul ketika peristiwa Pentakosta.

Dimana saat sebelumnya, para rasul dilanda ketakutan, ketika semua pengikut Kristus Yesus diburu, didera atas keyakinannya. Namun, ketika Roh Kudus datang atas mereka, ada kekuatan yang tidak terlihat membangkitkan semangat mereka, berkobar-kobar untuk menyampaikan kabar suka cita tentang karya penyelamatan Allah. Mereka menjadi berani dan tidak takut apapun, bahkan mati sekali pun. Roh Kudus inilah sumber kekuatan iman orang Kristiani, darimana sumbernya, ya dari iman akan Tuhan Allah, melalui Yesus Kristus putera -Nya, yang dikandung oleh Perawan Maria, menderita sengsara dan bangkit pada hari ketiga, Dia akan datang kembali sebagai Raja Agung, dalam kerajaan Nya tidak ada lagi orang menderita sengsara.

Jadi ketika ditanya apakah ada tiga lilin, jawabannya iya memang ada tiga lilin. Tapi dari mana sumber asal api yang menyalakan semuanya? Ya satu sumbernya. Itulah konsep tritunggal yang mudah dipahami. Kalau sulit memahami karena perlu iman, maka mengertilah apa yang diyakini orang lain, tidak perlu ikut campur atau sok tahu dengan apa yang orang lain amini.

Konsep ini saya peroleh ketika ada seorang teman yang memberikan penjelasan sederhana bagaimana menjelaskan tentang tritunggal ini kepada mereka yang menanyakan atas dasar tidak mengimani dan ingin mencobai. Saya catat karena penting ditengah jaman, dimana orang selalu berkoar merasa diri paling benar dan menjatuhkan orang lain yang dianggap salah.

Hal yang sama juga tentunya kita lakukan pada orang lain dengan keyakinan berbeda. Dan nampaknya, merekalah yang sering merasa sok tahu dengan apa yang diyakini orang lain, dan jika yang terjadi sebaliknya mereka akan marah dan menganggap itu penodaan agama. Sungguh terlalu, ingin mencubit tapi tak ingin dicubit, itulah sifat buruk manusia. Seringkah menemukannya dimasa sekarang? SERING dan BANYAK. Itulah mereka.

Jika tidak memahami dan mengimani, ada baiknya mengerti, sehingga hidup dalam perbedaan itu indah, bagaimana cara menuju tempat yang "sama" itu kembali ke pilihan masing-masing, tak perlu mencampuri dan merasa diri paling benar. Nikmati perbedaan, sama seperti indahnya pelangi yang indah karena perbedaan warna.


Sepertinya sekian dulu catatan mimin mengenai konsep tritunggal, dimana hari ini kita merayakan Hari Raya Tri Tunggal Maha Kudus. Menjadi penting karena inilah iman Kristen yang diamini semua orang Kristen. -cpr-


#repost Postingan ini sudah pernah terbit pada Juni 2019 dengan judul Hari Raya Tri Tunggal Maha Kudus , kemudian mimin repost lagi di sini.

Posting Komentar

0 Komentar