Semua
orang Kristiani mengenal apa itu salib. Salib pada awalnya adalah
sebuah tanda kehinaan, namun setelah Yesus wafat di kayu salib, salib
jadi simbol atau tanda kemenangan, karena melalui salib, Yesus mengalami
proses menuju kebangkitan, kemenangan Nya atas kematian.
Salib
menjadi simbol kemenangan melawan segala yang jahat. Merupakan
perwujudan Tritunggal yang kita imani, Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Tapi
tidak semua orang Kristiani menggunakan simbol tanda salib ini. Kalau
orang Katolik itu sudah pasti mengenakan "tanda salib" sebagai pembuka
dan penutup sebuah doa. Sedangkan orang Kristen Protestan tidak
melakukan itu, ini jadi salah satu pembeda juga antara orang Kristen
Katolik dan Kristen Protestan. Tapi kali ini kita tidak membahas itu,
tapi lebih ke soal pembuatan tanda salib dan pemaknaan simbolnya.
Sejak
kecil saya diajari tanda salib itu begini: Demi Nama Bapa (tangan ke
atas - dahi lalu turun ke dada/ perut) dan Putera (tangan ke kanan -
pundak kiri) dan Roh Kudus (tangan ke kiri - pundak kanan). Namun ada
yang melakukannya lain, salahkah itu? Catatan ini akan membahas hal ini
dari berbagai sumber yang saya temukan.
Jadi begini ....
Cara
tangan ketika membuat tanda salib pun berbeda, diantara doneminasi
Katolik. Untuk Katolik Roma, tanda salib dibuat dengan tangan terbuka,
tangan kanan dengan posisi semua jari terbuka menempel ke dahi. Diawali
menyentuh dahi (dalam Nama Bapa / In Nomine Patris), lalu perut/ dada (dan Putera / et Filli), menelusuri bagian vertikal salib. Dari perut, angkat tangan ke pundak kiri (dan Roh / et Spiritus) lalu ke pundak kanan (Kudus / Sancti).
Gereja
memaknai kelima jari yang menempel ke dahi adalah lima luka di tubuh
Yesus. Luruskan jari telunjuk dan jari tengah sebagai lambang persatuan
Yesus dan manusia.
Sedangkan
untuk Ortodoks dan Bizantin, menempatkan ibu jari dan dua jari pertama
bersama pada satu titik, dan dua jari terakhir menempel di telapak
tangan. Ortodoks memaknai cara itu bahwa tiga jari bersama-sama
melambangkan Tritunggal Mahakudus - Bapa, Putera dan Roh Kudus. Dan dua
jari di telapak tangan melambangkan dua kodrat Kristus. Diawali dengan
menyentuh dahi, lalu perut menelusuri vertikal salib, dari perut angkat
tangan ke pundak kanan lalu ke pundak kiri.
Baca juga: Cara Membuat Tanda Salib
Jika link di atas tak berfungsi bisa juga lihat video ini. Untuk menambah wawasan tonton video Katkit | Katekese Sedikit di bawah ini, untuk menambah pemahaman dan pemaknaan tentang iman Katolik.
Lalu kapan kita melakukan tanda salib?
+ Saat sebelum dan sesudah berdoa.
+ Saat mendengar ambulans / kabar duka.
+ Saat memasuki / melewati Gereja Katolik (menghormati Yesus Kristus di tabernakel).
+ Saat menghadapi cobaan berat.
+ Saat mendapatkan kabar sukacita.
Lalu koq tidak ada tanda salib saat makan? Nah itu jawabannya adalah, setiap sebelum dan sesudah makan kita kan selayaknya berdoa, jika kita berdoa kita pasti melakukan tanda salib kan. Namun kebanyakan orang Katolik malu berdoa di tempat umum, sehingga yang simpel adalah hanya melakukan tanda salib saja, sebelum atau jika memungkinkan sesudah makan juga tanda salib.
Nah
jadi tidak heran dan bingung lagi ya, jika ada yang tanda salib dengan
cara berbeda. Pemaknaan saja yang membedakannya. Kemana preferensi mu?
Kalau saya Katolik Roma.
Hal terpenting adalah poin penting dalam tanda salib adalah yang tersebut di atas. Pose lain yang sering kita lakukan setelah tanda salib adalah budaya atau kebiasaan saja, ada yang mengecup jari (seperti pemain bola atau orang² dari Amerika Latin), memegang dada, mengatupkan tangan dll. Itu budaya atau kebiasaan, dilakukan atau tidak dipersilahkan, tapi yang inti adalah cara tanda salib yang diungkapkan di atas tadi.
Pembahasannya
segitu dulu ya. Saya membuat catatan ini sekalian menjadi pengingat
untuk saya sendiri, memaknai tanda salib tidak sekedar ritus atau cara
beribadat saja, tapi lebih ke pemaknaan cara hidup Yesus yang
disimbolkan, agar kita selalu ingat, selalu dekat dengan Bapa, Putera
dan Roh Kudus. Amin. -cpr-
"Selamat berakhir pekan, jangan lupakan ke gereja ya, misa offline atau online, Tuhan memberkati kita semua."
#repost dari Naturality Channel, dengan judul yang sama, hanya di catatan ini ada tambahan sedikit menjelang akhir catatanl
0 Komentar
Tinggalkanlah jejak dengan berkomentar, maka saya akan berkunjung balik.
Jangan lupa difollow ya.
Terima kasih, berkah dalem. GBU