Anak²
pada masa saya mengenal istilah gladiator, colloseum bukanlah
pertama-tama dari buku sejarah, tapi dari film. Yups, film yang
menceritakan orang² jaman dulu yang bertarung satu sama lain di arena
khusus, bahkan bertarung diadu dengan hewan buas.
Sejarah
mencatat itu dan memang benar² terjadi di dunia nyata, itu terjadi
dijaman Romawi. Mari kita cari tahu lagi, kapan dimulai dan kapan
diakhiri.
Gladiator
merupakan kata dari bahasa Latin yang berarti ahli pedang. Kata itu
sendiri berasal dari kata 'gladius' yang berarti pedang. Merupakan
petarung bersenjata yang melakukan pertarungan untuk menghibur penonton
di Republik Romawi dan Kekaisaran Romawi.
Yang dipertarungkan adalah sesama gladiator, narapidana, hingga diadu dengan hewan buas.
Belum
diketahui pasti awal mula pertarungan gladiator ini. Namun ahli sejarah
memperkirakan, awalnya pertarungan seperti ini merupakan bagian dari
ritual pemakaman bangsawan Etruskan, dari Etruria.
Penulis
Romawi kuno pada masa itu menganggap bahwa darah manusia akan
memurnikan jiwa orang yang meninggal. Sehingga secara tidak langsung
ritual ini menggantikan pengorbanan manusia.
Pertarungan
gladiator mengalami puncak ketenaran pada abad ke-1 dan ke-2 SM.
Kemudian mulai menurun memasuki abad ke-5 setelah pengaruh Kekristenan
masuk ke wilayah Romawi. Kristen menjadi agama negara sekitar tahun
390an.
Colloseum
dikenal sebagai tempat atau medan laga para gladiator sekaligus tempat
pertunjukan kematian. Tempat ini dibuka tahun 80 M.
Seiring
berjalannya waktu, pertarungan gladiator diatur sedemikian rupa menjadi
seni pertarungan, yang dibagi ke dalam beberapa kelas petarung.
Sampai
akhirnya ada peristiwa dramatis tahun 404 M. Ada seorang Kristiani yang
tewas di arena gladiator saat dia berusaha menghentikan pertarungan
hidup mati antar manusia. Dia dikenal bernama Telemakus, dia mati
sebagai martir dan mendapatkan gelar Santo atas kemartirannya tersebut.
Sejarawan Tjeodoret (393-466 M) yang berasal dari Cyyrrus, kota kuno di Suriah pada masanya, menuliskan peristiwa tersebut.
Telemakus
merupakan seorang biarawan dari Asia Kecil. Yang turun ke arena
gladiator untuk menghentikan pertarungan kedua gladiator. Ada dua versi
ada yang mengisahkan dia tertusuk oleh senjata salah satu gladiator, ada
pula yang mengisahkan dia mati oleh penonton yang melemparinya dengan
batu karena tidak suka pertarungan gladiator ini diganggu oleh Telemakus
ini.
Menurut
cerita yang diyakini kami orang Kristiani, Telemakus mencoba
menghentikan pertarungan itu, dia berteriak lantang, "Dalam nama Yesus
Kristus, berhenti!" Namun suara Telemakus tak terdengar oleh riuh
penonton.
Telemakus
pun berteriak terus kata-kata itu, hingga akhirnya dia turun melerai
kedua petarung, sambil tetap mengumandangkan "Dalam nama Yesus Kristus,
berhenti!" Apa yang dilakukan Telemakus sangat beresiko, namun itu tetap
dilakukannya sambil terus berteriak kalimat yang sama.
Penonton
pun makin tak senang dengan ulah Telemakus. Meski begitu, Telemakus
tetap melakukan niat baiknya itu sampai akhirnya senjata salah satu
gladiator menghujam tubuhnya. Telemakus pun tewas di arena itu.
Setelah
wafat, para penonton satu per satu meninggalkan arena pertarungan.
Padahal, awalnya para penonton riuh menonton pertarungan itu. Hari itu
tidak ada gladiator yang terbunuh. Hari itu tanggal 1 Januari 404 jadi
hari bersejarah karena itu jadi hari terakhir dilakukannya pertarungan
gladiator di colloseum.
Kaisar
Roma saat itu Kaisar Honorius melarang pertandingan gladiator di Roma.
Pelarangan itu berlaku hingga saat ini. Telemakus yang menjadi martir di
arena tersebut dihormati Gereja Katolik sebagai orang kudus, dengan
memberikan gelar Santo Telemakus.
Catatan
ini sebenarnya catatan iman Kristiani, mengajak kita semua sadar bahwa
Yesus Kristus yang kita amini punya kuasa atas segala hal. Maka disaat
masa prapaskah ini, ketika kita tengah digoda, apapun itu, katakan
selalu "Dalam nama Yesus Kristus, berhenti!" Dari segala nafsu jahat,
daging yang ingin membelenggu kita.
Membaca
kisah ini saya juga seperti diingatkan bahwa sering kali saya kalah
melawan godaan 'daging', untuk itu kembalilah ke awal, bahwa apa yang
kita percaya, yakini dan imani, lakukan yang baik menurut perintah Nya.
Amin. -cpr-
#repost tulisan ini sudah pernah diposting di Naturality Channel dengan judul yang sama
0 Komentar
Tinggalkanlah jejak dengan berkomentar, maka saya akan berkunjung balik.
Jangan lupa difollow ya.
Terima kasih, berkah dalem. GBU