Kapan Babi Mulai Diabaikan Bahkan Diharamkan di Tanah Arab?

Ada yang penasaran gak sih soal babi ini selalu dimusuhi dimana pun, kecuali bagi orang² Kristen. Bagi orang Kristen, sejarah soal babi haram itu sudah ada sejak jaman perjanjian Lama, itu jelas dan dituliskan di sana, kitab² terdahulu. Orang Yahudi bahkan yang lebih dulu memahami kitab² terdahulu sudah menjalankan 'perintah' tersebut. 

Namun bagi pengikut Kristus, larangan terhadap mengkonsumsi babi ini hilang dengan sendirinya, oleh karena Yesus datang tidak untuk menekankan pada aturan tertulis baku, ketika A ya gak A, B ya gak B, tapi pada pemahaman yang sungguh² mengenai apa yang boleh dan yang tidak boleh. 

Yesus menekankan bahwa apa yang menajiskan (haram), bukanlah soal makanan yang masuk ke dalam mulut, melainkan apa yang keluar dari mulut. 

Ini tertulis dalam Injil saat pengajaran Yesus, yang dicatat para murid-Nya. 
Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: "Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." (Markus 7: 14 - 15) 

Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka: "Dengar dan camkanlah : bukan yang masuk kedalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang. (Matius 15: 10 - 11) 

Atas dasar itulah pengikut Kristus ini tidak terlalu pusing dengan apa yang masuk, terutama soal makanan, karena pengikut Yesus benar² diajarkan dewasa dalam berpikir dan bertindak, sehingga tidak sekedar fisik belaka, boleh dan tidak boleh, tetapi memahaminya. Terkadang memang inilah yang dianggap non Kristen, kita ini gak sesuai dengan ajaran yang benar menurut mereka (baca: menyimpang). 

Tapi hingga saat ini bagi orang Yahudi aturan terkait kehalalan itu sangat ketat sekali dan mereka menyatakan babi haram itu sudah sejak mula², jauh sebelum Islam hadir didunia. Karena Islam baru muncul pada abad ke-6. Sedangkan sejarah Israel sebagai bangsa Yahudi sudah ada jauh sebelum itu, dimana nama Islam belum ada dalam sejarah, kalau pun ada, nama itu adalah Ismael, bukan Islam. Tapi, jelas yang lahir dari rahim istri sah adalah Ishak. 

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Oke kita kembali ke konteks yang tengah dibahas. Islam berkembang di tanah Arab, walaupun pada sejarahnya pergeseran manusia juga bergerak ke tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan Allah Israel. 

Tapi sebelum Islam lahir pada abad ke-6, jauh sebelum itu, populasi babi di tanah itu cukup banyak, jaman sebelum itu babi sama seperti layaknya hewan ternak lainnya. Babi jadi pilihan bahan makanan daging konsumsi. Bahkan menjadi bahan makanan utama (daging-dagingan). 

Menurut tim peneliti dari Kiel University, Jerman dalam judul penelitiannya, "Insight Into Early Pig Domestication Provided by Ancient DNA Analysis (2017)", proses domestifikasi babi itu pertama kali terjadi di Mesopotamia sekitar 8500 SM. Dari sini pula babi meyebar ke Eropa. 

Bukti arkeologis menyatakan warga wilayah Arab telah memelihara babi secara intensif pada kisaran tahun 5000 - 2000 SM. Sangat² jauh dari sebelum Islam lahir baru abad ke-6, bayangkan. Jadi berpikirlah logis sebelum klaim bahwa keyakinan sebelumnya adalah Islam. 

Diketahui konsumsi babi menurun drastis pada 1000 SM, lihat ya itu masih jauh sebelum Islam lahir abad ke-6, patut dicatat ini, supaya tidak ada alasan asal klaim. Penurunan konsumsi ini terjadi karena beberapa sebab, justru bukan karena keyakinan agama tertentu. 

#1 Babi sangat tidak ramah terhadap ekosistem. 
Maksudnya gimana? Jadi babi ini sangat boros air, babi membutuhkan 6000 liter air untuk tumbuh. Bayangkan jika ada peternakan babi dengan jumlah ekor hingga 100 ekor misalnya, berarti butuh sekitar 600.000 liter air. Kita tahu bahwa tanah Arab air adalah barang langka, karena ekosistem gurun, tentunya hal ini tidak efisiensi bagi bisnis peternakan. 

Babi itu tidak makan rumput seperti hewan ternak lainnya seperti sapi, domba dan kambing misalnya. Babi makan makanan layak manusia, seperti kacang-kacangan dan biji-bijian. Kondisi ini sangat tidak efisien jika memelihara babi untuk kebutuhan konsumsi. 

#2 Munculnya ayam sebagai penganti alternatif bahan pangan sumber protein selain daging babi. 
Ayam lebih mudah dipelihara, tidak boros air, dan cocok untuk dipelihara dengan gaya hidup berpindah-pindah. Serta ayam punya keuntungan tambahan ketika dipelihara yaitu bisa menghasilkan telur. 

Sedangkan menurut Islam sendiri, haramnya babi ini bermula pada masa nabinya, ketika di Makkah dan Madinah kisaran abad ke-7. 

Itulah alasan terbesar kenapa babi itu tidak lagi jadi pilihan bagi masyarakat Arab pada saat itu, hingga akhirnya masuknya Islam pada abad ke-6 yang sepakat dengan ajaran Yahudi yang menganggap babi adalah haram. 

Itulah gunanya memahami sejarah sehingga asal mula sesuatu hal itu dalilnya jelas dan bisa dibuktikan secara fakta, bukan sekedar asumsi dan tidak punya bukti primer yang jelas, malah alih² menganggap sebagai suatu keyakinan ternyata diambil dari kisah dongeng atau cerita urban legend pada masa itu, hingga dipercaya turun-temurun hingga saat ini. 

Sampai jumpa pada postingan lainnya, membahas seputar dunia keagamaan dari sudut pandang Gereja Katolik dan denominasi awal Gereja perdana yang dibawa dan disebarkan oleh murid-murid Yesus yang pertama. -cpr

#onedayonepost
#budaya
#informasi
#umum

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Patut diketahui, meski Israel mengharamkan babi, namun pengetahuan tentang babi, penelitian² tentang babi itu sangat intensif dilakukan di Israel. Bangsa itu tidak picik seperti bangsa lain yang baru lihat orang jualan produk non halal ribut bukan main.

    BalasHapus

Tinggalkanlah jejak dengan berkomentar, maka saya akan berkunjung balik.
Jangan lupa difollow ya.
Terima kasih, berkah dalem. GBU